Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Waspada 3 Kebiasaan Buruk Mengasuh Anak, Dampaknya Jangka Panjang

Waspada 3 Kebiasaan Buruk Mengasuh Anak, Dampaknya Jangka Panjang Ilustrasi

Dream - Hadirnya anak dalam keluarga membuat ayah dan ibu jadi memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Tiap orangtua pasti berusaha mendidik anak dengan baik, namun tak ada orang yang sempurna, bukan?

Ada kalanya orangtua kurang sabar menghadapi anak atau malah sebaliknya, sangat memanjakan. Penting bagi orangtua untuk selalu belajar dalam hal pengasuhan. Pasalnya, kesalahan mendidik anak seringkali memberikan dampak jangka panjang dalam diri mereka. Bisa menimbulkan trauma atau malah menumpulkan rasa tanggung jawab karena kelewat dimanja.

Ada tiga kesalahan umum yang dilakukan orangtua dan bisa berdampak pada kesehatan mental anak. Daniel S. Lobel, Ph.D., pakar pengasuhan anak, menjelaskan bahwa banyak orangtua melakukan kesalahan dengan keyakinan bahwa mereka bisa membantu anak-anak mereka. Apa saja kesalahan tersebut?

Kesalahan pertama adalah tidak meminta pertanggungjawaban anak atas pilihan dan perilaku mereka. Hal ini biasanya dilakukan karena orangtua ingin memastikan anak merasa nyaman dan tak mau anak mengalami pengalaman negatif.

Contoh yang sering terjadi adalah saat anak menginginkan sesuatu, mereka mendapatkannya, lalu kemudian tidak menginginkannya. Dalam banyak kasus, orangtua akan mengganti barang itu daripada menggunakan kesempatan tersebut sebagai momen untuk mengajari anak.

 

Hindari Juga Dua Hal Ini

Kesalahan kedua yaitu membuat anak menghindari situasi yang tidak nyaman. Hal ini bisa menjadi rumit bagi orangtua karena cenderung ingin selalu membuat anak-anaknya merasa nyaman.

Situasi cemas, sedih, takut tak bisa dihindari dalam hidup dan anak perlu mengalami untuk belajar menghadapinya. Contoh yang diberikan Daniel adalah jika anak tak ingin naik bus ke sekolah, orangtua justru memutuskan untuk mengantar setiap hari. Justru hal ini membuat anak tak belajar.

Kesalahan ketiga adalah membiarkan seorang anak percaya bahwa mereka adalah korban dalam situasi yang sulit. Setiap orang memiliki momen dalam hidup di mana mereka percaya bahwa mereka adalah korban, dan dalam beberapa kasus, mungkin begitu.

Sebagai orangtua, kita tak seharusnya memperkuat keyakinan tersebut. Jika seorang anak tak mendapatkan yang diinginkan, jangan cari faktor lain untuk disalahkan.
Justru kita harus mendorong anak untuk berusaha lebih keras dan mencari tahu apa yang kurang. Selengkapnya baca di Diadona.id.

Ayah Bunda, Ini Cara Tingkatkan Kualitas Pola Asuh

Dream - Mengasuh dan membesarkan anak adalah proses panjang, yang tak mudah. Sangat menguras emosi, mental tapi juga memunculkan kebahagiaan. Tak dipungkiri orangtua kerap mengalami frustasi saat menghadapi sikap anak yang memberontak dan sulit diatur.

Dibutuhkan banyak kesabaran, penyesuaian dan keinginan untuk terus belajar demi memperbaiki dan serta meningkatkan kualitas pola asuh. Ingat, menjadi orangtua yang baik, artinya selalu mau belajar untuk berkembang bersama anak.

"Orangtua yang hanya bergumul dengan tanggung jawab pengasuhan atau tidak mau untuk berkembang dapat berdampak negatif pada anak-anak mereka. Faktanya, penelitian ilmu saraf menunjukkan bahwa ketika anak-anak terpapar pengalaman negatif selama masa kanak-kanak, hal itu bisa berbahaya bagi otak mereka yang sedang berkembang," ujar Ann-Louise T. Lockhart, seorang psikiater, dikutip dari Verywell.

Jika ingin memastikan apakah kita terus meningkatkan keterampilan mengasuh anak, ada daftar hal-hal yang dapat dilakukan. Lakukan hal berikut agar kemampuan pengasuhan sebagai orangtua terus terasah.

 

Dengarkan Anak

Pernahkah ayah atau bunda begitu sibuk sehingga tidak menyadari bahwa anak-anak sedang berbicara? Ketika menghabiskan waktu bersama anak, cobalah untuk menghindari terlalu banyak gangguan, termasuk pemikiran mengganggu tentang pekerjaan atau cucian yang masih berantakan.

Prioritaskan untuk mengetahui apa yang diharapkan anak, apa yang mereka takuti, dan apa yang mereka cemaskan. Dengarkan dan ajukan pertanyaan, bahkan jika mereka mengabaikan atau mencoba mengelak menjawab.

Mendengarkan secara aktif juga berarti kita fokus pada apa yang dikatakan anak tanpa memikirkan bagaimana akan menanggapinya. Ini tentang bahasa tubuh dan menangkap isyarat.

 

Konsisten dengan Aturan

Sebagai orangtua, tugas kita adalah mengajari anak-anak Anda perbedaan antara benar dan salah, yang berarti juga harus mengikuti aturan. Jadi, ketika Anda melakukan sesuatu yang salah, membuat kesalahan, atau kehilangan ketenangan, akui dan minta maaf.

Kita juga perlu memastikan kedisiplinan dilakukan dengan konsisten, tetapi fleksibel. "Misalnya, akan ada saat-saat ketika kita akan mengatakan tidak kepada anak dengan tegas. Kemudian akan ada saat lain ketika kita menyadari bahwa telah membuat kesalahan atau mungkin menanggapi anak dengan terlalu keras," kata Lockhart.

 

Mengendalikan emosi

Jika kehilangan ketenangan di depan anak-anak, mereka mungkin menjadi takut atau cemas, terutama pada balita. Setiap kali kehilangan kendali, berteriak, atau berdebat dengan seseorang, tunjukkan bagaimana kita bisa tetap tenang dan menyelesaikan masalah dengan baik. Ketika melakukannya, orangtua menunjukkan kepada anak seperti apa kecerdasan emosional itu.

Jika benar-benar kehilangan ketenangan, pastikan untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas emosi negatif yang keluar. Melakukannya adalah cara lain untuk mencontohkan perilaku sehat.

 Bersikaplah Fleksibel

Terkadang orangtua bergumul dengan harapan dan tujuan yang tidak realistis untuk anak-anak mereka dan untuk diri mereka sendiri. Saat ini terjadi, mengasuh anak bisa sangat terasa membebani.

"Demikian pula, jika ayah atau bunda adalah seorang perfeksionis. Padahal, penting untuk mundur selangkah dan mengevaluasi kembali apakah harapan kita pada anak realistis atau tidak," kata Flockhart.

Belajarlah untuk menjadi lebih fleksibel dan melepaskan hal-hal yang tidak penting dalam skema besar. Baik kita dan anak akan mendapat manfaat dari sikap yang lebih "mengikuti arus".

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

"Orangtua yang gak konsisten bikin anak jadi bingung. Anak jadi gak ngerti sebenarnya boleh apa nggak?"

Baca Selengkapnya
Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Ego orangtua yang begitu tinggi malah membuat anak malah jadi menjauh.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.