Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ucapan Kasar Berdampak Jangka Panjang Pada Psikologis Anak

Ucapan Kasar Berdampak Jangka Panjang Pada Psikologis Anak Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Kekerasan verbal seringkali dianggap sepele. Bayangkan jika ada seorang anak yang tak sengaja menumpahkan susu, namun ia langsung mendapat bentakan bahkan hinaan dari orangtuanya sendiri.

Bukan hanya sekali, ucapan kasar tersebut terlontar berkali-kali. Efeknya tentu begitu dahsyat bagi kondisi psikologis. Anak akan merasa malu, tidak dicintai, terhina dan dihantui ketakutan.

"Pelecehan verbal adalah salah satu bentuk pelecehan yang paling umum dan juga paling dianggap wajar. Sering kali itu dinyatakan sebagai bentuk 'disiplin' padahal dampaknya begitu menghancurkan," ujar Moumita Ghosh, seorang psikolog anak, dikutip dari Momjunction.

 

Mengarah Pada Kondisi Fisik

Kerusakan yang disebabkan oleh pelecehan verbal tidak dapat dilihat secara kasat mata, tapi meninggalkan dampak psikologis yang jangka panjang.

"Anak bisa menarik diri dari lingkungan. Kondisi ini dapat menjadi permanen, yaitu, klinis jika pelecehan dibiarkan terjadi sering dan untuk jangka panjang," ungkap Ghosh.

Kondisi tersebut bisa juga berdampak pada fisik. Anak kehilangan nafsu makan, lalu daya tahan tubuhnya melemah. Lama-kelamaan ia bisa mengalami masalah kesehatan fisik yang sebenarnya berawal dari kondisi psikologis.

"Jangan sekali-sekali melukai perasaan anak, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi padanya. Sebagai orangtua, cobalah cari cara lain untuk membuat anak belajar banyak hal lewat sesuatu yang positif," pesan Ghosh.

Bantu Redakan Amarah Si Kecil dengan Cara Positif

Dream - Menghadapi anak yang marah dan mengamuk, banyak orangtua yang memintanya untuk ke kamar. Maksudnya agar anak merasa tenang dan berpikir dengan jernih, dan menunggu sampai level emosinya menurun.

Tepatkah langkah demikian? Sebagian besar orangtua melakukannya karena cara ini dianggap paling efektif, tapi ternyata kurang tepat.

"Jika kita mengirim anak kita yang marah ke kamarnya, dia memang akan tenang, pada akhirnya. Tapi anak juga aka merasa takut, tak tahu bagaimana mengontrol amarahnya, merasa orangtuanya jahat dan tidak dibantu mengatasi emosinya," ujar Dr. Laura Markham, seorang pakar pengasuhan anak seperti dikutip dari Motherly.

Menurut Laura, kita dapat membantu anak-anak kita belajar mengelola kemarahannya. Caranya mulai dengan menerima kemarahan kita, tetapi menahan diri untuk tidak bertindak dengan menyerang orang lain.

"Selalu ada cara untuk mengekspresikan apa yang kita butuhkan tanpa menyerang orang lain," ungkap Laura.

 

Kontrol Emosi

Coba beberapa langkah positif berikut. Langkah pertama adalah dengan dengan mengontrol emosi sendiri.

"Jauhkan diri dari terpancing emosi karena sikap anak dengan menarik napas panjang. Ini mencontohkan pengaturan emosional dan membantu merasa lebih aman," kata Laura.

Langkah kedua adalah berusaha mendengarkan. Coba mengakui kalau anak merasa kesal. Seringkali, ketika orang tidak merasa didengar, emosinya bakal meningkat.

"Sebaliknya, ketika anak merasa dipahami, ia akan mulai merasa lebih tenang, bahkan ketika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini akan mulai dipahaminya jika dilakukan berulang," ungkap Laura.

 

Tahan Diri

Langkah ketiga, saat anak tenang, tahan diri untuk memberinya 'kuliah. Biarkan anak mencerna sendiri kondisi yang dialaminya. Orangtua yang juga emosi bisa mengontrol dan hal itu akan dipelajarinya.

"Sebaik-baiknya contoh adalah langsung dari sikap orangtua yang bertemunya setiap hari," pesan Laura.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.

Baca Selengkapnya
5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ada tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.

Baca Selengkapnya
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan

Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan

Jangan langsung membantunya mencari kegiatan ketika ia mengeluh bosan.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya