Teladan Rasulullah, Minta Izin Pada Anak Saat Mengambil Haknya
Dream - Meminta izin saat akan menggunakan barang orang lain adalah adab yang penting diajarkan pada buah hati. Termasuk ketika meminta makanan atau minuman yang bukan hak milik.
Bukan hanya anak yang harus meminta izin saat ingin menggunakan barang atau makan makanan orangtua. Begitu juga sebaliknya, orangtua wajib meminta izin pada anak saat akan mengambil haknya.
Misalnya, saat ingin minum minuman milik anak, menggunakan barangnya atau hal lainnya. Hal tersebut merupakan adab orangtua kepada anak.
Dicontohkan Rasulullah
Nabi Muhammad SAW pernah mencontohkan, bagaimana ia meminta izin pada seorang anak ketika akan menyerahkan air minum. Sebuah hadits diriwayatkan melalui shahabat Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dihidangkan minuman. Lalu beliau pun meminumnya. Di sebelah kanan beliau ada seorang anak kecil dan di sebelah kiri beliau ada sekumpulan orang-orang tua. Lalu beliau bertanya kepada anak kecil tersebut, “Apakah Engkau mengizinkanku untuk memberikan sisa minumku ini kepada mereka yang di sana (para orang tua)?” Anak kecil tersebut menjawab, “Tidak, demi Allah. Aku tidak akan mendahulukan mereka atas sisa minumanmu yang sudah menjadi bagianku.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun meletakkan minuman tersebut ke tangan sang anak.” (HR. Al-Bukhari no. 5620 dan Muslim no. 2030)
Dalam riwayat lain (At-Tirmidzi no. 3455 dan Ahmad no. I/220) terdapat keterangan bahwa minuman dalam hadits ini adalah susu, anak kecil yang berada di sebelah kanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dan orangtua yang berada di sisi kiri beliau adalah Khalid bin al-Walid radhiyallahu ‘anhu.
5 Cara Menghukum Anak yang Tak Diperbolehkan dalam Islam
Dream - Anak-anak memang kerap kali berulah dan melakukan kesalahan. Mereka masih belum bisa mengontrol sikap dan perilaku. Tugas orangtua lah yang harus mengajarkannya agar memiliki akhlak dan kepribadian yang baik.
Salah satu cara untuk membuat anak mengerti konsekuensi dari kesalahannya adalah dengan memberi hukuman. Dalam hal ini hukuman yang diberikan tentunya bukan bermaksud menyakiti, menyiksa apalagi sampai menimbulkan trauma.
Hukuman haruslah yang bersifat mendidik, memberikannya pelajaran serta pemahaman. Bahwa setiap hal selalu ada sebab dan akibat. Dengan maksud membentuk akhlak anak, Islam memperbolehkan memberi hukuman.
Meski demikian, dalam Islam ada hukuman tak boleh dilakukan orangtua pada anak. Berikut daftarnya.
Memukul wajah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Jika salah seorang dari kalian memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.” Maka itu dilarang bagi setiap orangtua memukul wajah anaknya.
Memukul hingga berbekas
Ini juga dilarang oleh Rasulullah, karena hal itu akan menyebabkan trauma bagi anak. Bukan hanya itu, anak juga bisa menyimpan amarah bahkan dendam pada orangtua jika mengalami kesakitan luar biasa karena pukulan.
Memukul dalam keadaan sangat marah
Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut karena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau yang berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada kamu terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini.”
Bersikap terlalu keras dan kasar
Melontarkan kata-kata keras dan kasar sikap ini jelas bertentangan dengan sifat lemah lembut yang merupakan sebab datangnya kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah “Barangsiapa yang terhalang dari (sifat) lemah lembut, maka (sungguh) dia akan terhalang dari (mendapat) kebaikan.”
Rasulullah bersabda “Bukanlah orang yang kuat itu (diukur) dengan (kekuatan) bergulat (berkelahi), tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.“ Untuk itu orangtua harus bersabar menghadapi anak.
Selengkapnya baca di DalamIslam.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit ain bukanlah penyakit baru. Tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang berhubungan dengan pandangan.
Baca SelengkapnyaMereka mampu melahirkan tanpa bantuan orang lain di mana pun, tanpa mengalami perubahan tubuh yang signifikan.
Baca SelengkapnyaDalam Islam, aib adalah sesuatu hal yang harus dijaga dan tidak boleh disebarluaskan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada metode khusus yang dianjurkan dalam Islam untuk melindungi dan menyingkirkan anak-anak dari gangguan jin.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi pengingat, azan juga diserukan saat seorang anak lahir dan seseorang meninggal.
Baca SelengkapnyaCiuman orang tua kepada anaknya memiliki banyak makna, seperti kasih sayang, perhatian, cinta, dan rindu.
Baca SelengkapnyaUstaz Irfan Rizki mengingatkan pesan Rasulullah kepada umatnya untuk tidak bermental peminta-minta.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang meninggal dunia belum baligh dan secara akal belum sempurna.
Baca SelengkapnyaSeorang muslim hendaknya menjaga lisan agar mulutnya senantiasa terjaga dari perkataan buruk apalagi menyakiti hati orang lain.
Baca Selengkapnya