Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak Terduga, Ini Pemicu Anak Mudah Bosan dan Cepat Marah

Tak Terduga, Ini Pemicu Anak Mudah Bosan dan Cepat Marah Usahakan Untuk Melatih Anak Lebih Sabar (Foto: Shutterstock)

Dream - Pesanan makanan belum datang, si kecil bisa mengamuk. Atau ketika mobil jemputan telat, ia bisa cemberut seharian bahkan tak mau sekolah. Anak-anak memang belum bisa mengontrol emosi, tapi bukan berarti orangtua membiarkan hal ini.

Ada kondisi di mana anak harus dilatih sabar dan menunggu. Namun kadang orangtua menghindari kondisi tak nyaman pada anak. Sebenarnya, mengantre, menunggu dan menghargai pendapat orang lain juga perlu dilatih.

"Saya seorang terapis yang sudah sering menangani anak-anak, orangtua, dan guru. Saya sangat setuju pada pesan guru bahwa anak-anak berkembang semakin buruk dalam beberapa aspek. Selama menjadi terapis, saya sering mendapati anak yang antisosial, emosional, dan rendah dalam hal akademik. Hal ini karena faktor gaya hidup modern dan individualistis," ungkap Victoria Prooday, seorang terapis, seperti dikutip dari Dee Proots at Home.

Melalui lingkungan, kita bisa membentuk otak dan mental menjadi lebih kuat atau lemah. Namun terkadang, kita sebagai orangtua justru mendidik anak ke arah yang salah. Hal ini lalu membuatnya menjadi cepat marah, tak kuat mental serta tak mampu mengatasi kebosanan dan kegalauannya sendiri. Ternyata hal-hal berikut yang jadi pemicunya.

Teknologi
Gadget, televisi dan segala macam teknologi kini dengan mudah diakses anak kapan pun. Anak-anak selalu mengandalkan gadget dan internet untuk menghilangkan kebosanan. Lalu saat baterai habis, akses internet tak ada, mereka bisa uring-uringan dan mudah sekali marah. Terbiasa dengan bermain gadget selama berjam-jam, membuat bermain di halaman, memanjat pohon, berlarian serta permainan fisik jadi sangat membosankan bagi mereka.

Paparan teknologi yang berlebihan membuat kemampuan anak dalam hal menangkap stimulasi akan jadi menurun. Hal ini bisa berdampak pada kemampuan akademik. Teknologi juga membuat renggang hubungan anak dengan keluarga. Padahal, didikan emosional merupakan nutrisi utama bagi otak anak.

Permintaannya selalu dituruti
"Aku lapar!" lalu langsung berhenti di restoran. "Aku haus!" kemudian kita membelikan minuman. "Aku bosan!" lalu kita memberikan gadget pada mereka.

Kemampuan untuk menahan keinginan adalah salah satu faktor penting untuk kesuksesan anak. Kita memang ingin anak kita bahagia, namun selalu membahagiakan anak akan membuatnya kesulitan di masa depan. Dengan menahan keinginan, anak akan belajar menahan stres. Dengan mampu menahan stres, anak akan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Dibiarkan memegang kendali
"Anak saya tidak suka sayuran", "Kalau anak saya sering tidur larut alam." "Anakku tidak suka sarapan pagi." "Kalau anak saya sih tidak suka mainan, tapi sukanya iPad."

Ini keluhan yang seringkali dilontarkan oleh para ibu. Sejak kapan anak mengatur orangtua? Kalau kita biarkan semuanya tergantung anak, hidup mereka tidak akan teratur. Hanya karena ingin menyenangkan anak atau tak mau mendengar rengekan dan tangisannya, jangan sampai si kecil memegang kendali. Orangtua adalah pemegang otoritas penuh terkait aturan di rumah.

Kesenangan yang tak terhingga
Kita selalu menciptakan dunia yang menyenangkan bagi anak. Ketika anak bosan, kita dengan segera menghiburnya dan mengajaknya bermain. Anak memiliki dunia bermain, sedangkan orangtua memiliki dunia bekerja. Kebiasaan anak untuk terus berada di dunia bermain itulah yang menyebabkan kebiasaan yang monoton. Mereka hanya akan bermain, namun tidak merapikan mainannya kembali. Tak ada aspek kerja dalam kehidupan anak-anak.

Karena itu, ketika anak bersekolah dan mendapat tugas, anak akan merasa malas karena pekerjaan sekolah sangatlah tidak menyenangkan bagi mereka. Ini terjadi karena "otot dan otak" bekerja mereka tidak terlatih. Kemampuan tersebut hanya akan didapatkan lewat bekerja. Solusinya adalah, berikan ia tugas rumah, seperti menaruh pakaian kotor, menyapu halaman atau pekerjaan rumah tangga lainnya yang bersifat ringan dan sesuai usia.

Kurangnya interaksi sosial
Kita semua sibuk, maka seringkali kita memberikan gadget agar si kecil ikut 'sibuk'. Padahal yang dibutuhkan anak adalah orangtua yang ikut bermain, interaksi mata, sentuhan, ekspresi dan reaksi untuk mengasah kemampuan sosialnya. Sehingga ia tahu bagaimana harus bersikap ketika bermain, menghadapi kekalahan, bersaing dengan sehat, membuat taktik, serta belajar membaca situasi.

Laporan Annisa Mutiara Asharini

 

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik

Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
3 Kondisi Pada Bayi Baru Lahir yang Sering Bikin Kaget
3 Kondisi Pada Bayi Baru Lahir yang Sering Bikin Kaget

Bayi bisa mengalami hal-hal yang mungkin dianggap aneh, padahal sebenarnya cukup normal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.

Baca Selengkapnya
Ini Cara Mengatasi Mata Berair Berdasarkan Penyebabnya
Ini Cara Mengatasi Mata Berair Berdasarkan Penyebabnya

Mata berair merupakan kondisi umum yang sering kali terjadi, dan penyebabnya pun beragam. Yuk, simak apa saja penyebab mata berair dan cara mengatasinya!

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya