Syarat Hukuman 'Time Out' Bisa Berjalan Efektif
Dream - Anak-anak tak selalu bersikap manis. Ada kalanya mereka sangat sulit diberi tahu, mengganggu orang di sekitarnya bahkan merusak barang. Terutama untuk anak balita, yang belum matang secara emosi dan psikologis.
Mereka memang masih membutuhkan contoh dan panduan bagaimana mengatasi emosi dan mengontrol apa yang diinginkannya. Memberikannya hukuman berupa 'time-out', yaitu mendudukannya di kursi sendirian dan 'mengisolasinya' dengan harapan si kecil bisa memikirkan kesalahan yang telah dilakukannya.
Oleh banyak orangtua, hukuman tersebut dianggap solusi efektif untuk mendisiplinkan anak dan mengajarkannya sebuah konsekuensi. Namun hal tersebut memiliki beberapa syarat.
Syarat pertama adalah hubungan dan komunikasi anak dan orangtua dan berjalan baik. Lalu syarat kedua, orangtua yaitu ayah dan ibu, sejalan dan sevisi dalam menerapkan disiplin di rumah.
Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan tim dari University of Sydney, Australia.
"Ini bukan strategi pengasuhan anak yang berdiri sendiri, hanya oleh ayah atau ibu, tapi dibutuhkan kekompakan keduanya. Time out juga bagian dari proses bertahap, di mana implementasi yang efektif tergantung pada penguasaan hubungan yang positif dengan anak sebagai langkah pertama,” ungkap Marks Dadds, salah satu peneliti seperti dikutip dari Fatherly.
Bangun Komunikasi Positif Terlebih Dulu
Jadi, pastikan sebelum menerapkan 'time out', bangun hubungan baik dengan anak. Komunikasikan segalanya pada anak melalui pembicaraan yang timbal balik.
Dengarkan keinginan anak, dan budayakan diskusi di rumah. Menganalisis lebih dari 80 studi tentang 'time out', peneliti mengkonfirmasi bahwa hukuman tersebut tidak hanya aman tetapi juga merupakan bentuk disiplin yang direkomendasikan.
Hukuman ini mengharuskan orangtua untuk membuat anak merasa 'aman' terlebih dahulu. Artinya, orangtua punya waktu untuk menurunkan level emosi yang sangat tinggi.
Jika menghadapi anak dengan emosi yang sangat tinggi, respons yang muncul bakal cenderung negatif. Efeknya bisa menimbulkan trauma pada anak, penyesalan pada orangtua, serta hubungan orangtua dan anak bisa merenggang.
"Pastikan hukuman diberikan karena anak tak bisa mengontrol perilakunya. Jangan hukum anak karena kegagalannya akan sesuatu seperti gagal mendapat ranking atau kalah dalam sebuah lomba. Hukuman bukan untuk itu," pesan Dadds.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan
Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.
Baca SelengkapnyaJangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah
Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUsahakan Anak Tetap Tidur Siang Saat Mudik, Biar Tak Gampang Tantrum
Untuk membuat anak tidur siang tepat waktu, gunakan rutinitas yang sama seperti apa yang biasa dilakukan sebelum tidur malam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Orang Tua Wajib Tahu! Begini 9 Cara Melatih Anak Puasa Sejak Dini, Lengkap dengan Manfaatnya
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pendidikan agama sejak kecil.
Baca SelengkapnyaSeru Banget, Intip Kelas Mengurus Bayi dan 'Menyusui' untuk Para Ayah di Indonesia
Penting banget nih buat para ayah newbie agar bisa aktif mengurus buah hati.
Baca SelengkapnyaKasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam
Kecelakaan mematikan di kolam renang bisa terjadi dalam hitungan detik.
Baca Selengkapnya