Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Situs Belajar Online Gratis Rekomendasi Kemdikbud untuk Belajar di Rumah

Situs Belajar Online Gratis Rekomendasi Kemdikbud untuk Belajar di Rumah Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Kebijakan belajar di rumah dikeluarkan berbagai Pemerintah daerah untuk para murid TK hingga SMA per hari ini, 16 Maret 2020. Hal ini sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona (covid-19).

Ada beberapa sekolah yang menyiapkan tugas khusus bagi para murid untuk diselesaikan di rumah. Sejumlah situs-situs belajar online pun kini bisa dengan mudah digunakan.

Orangtua bisa mengunduh sejumlah materi, melihat videonya dan kemudian membahasnya bersama anak di rumah.

Beberapa sekolah juga bekerja sama dengan situs-situs belajar online tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengumumkan situs-situs belajar online yang bisa digunakan seluruh anak Indonesia secara gratis di akun Instagramnya.

Berikut beberapa situs belajar inline yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bisa membantu anak-anak belajar di rumah.

 

 

 

Daftar Situs Online Learning Gratis

1. Akses Rumah Belajar: https://belajar.kemdikbud.go.id

2. Akses Google G Suite for Education: https://blog.google/outreach-initiatives/education/offline-access-covid19/

3. Akses Kelas Pintar: https://kelaspintar.id

4. Akses Microsoft Office 365: https://microsoft.com/id-id/education/products/office

5. Akses Quipper School: https://www.quipper.com/id/school/teachers/

6. Akses Sekolah Daring/Online Ruangguru Gratis: https://sekolahonline.ruangguru.com

7. Akses gratis belajar daring Sekolahmu: https://www.sekolah.mu/tanpabatas

8. Akses Zenius: https://zenius.net/belajar-mandiri

 

 

 

Perhatian Ayah Ibu, Rasa Bosan Bikin Anak Banyak Belajar!

Dream - Akhir pekan hanya di rumah saja, libura tak ada game atau gadget, atau pulang kampung tak ada sinyal, mungkin jadi 'mimpi buruk' bagi anak-anak. Terutama mereka yang kesehariannya terbiasa dengan gadget.

Baik games, media sosial atau mainan lainnya yang membutuhkan gadget. Orangtua biasanya ikut sibuk mencari aktivitas untuk anak agar mereka tak merasa bosan. Dalam kondisi ini sebenarnya orangtua tak perlu banyak mencari cara agar anak tak teriak bosan.

Jusru menurut Pasi Sahlberg, seorang profesor kebijakan pendidikan dan wakil direktur Universitas New South Wales, mengalami kebosanan sangat penting bagi 'generasi iPad' untuk belajar. Generasi yang dimaksudkan di sini adalah mereka yang tak bisa lepas dari gadget.

"Kebosanan memacu kreativitas dan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Banyak orangtua yang merasa bahwa mereka tidak baik jika tidak memberi tahu anak apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kebosanan, padahal tak demikian," kata Sahlberg, dikutip dari SMH.com

 

Eksplorasi Ide Sendiri

Anak-anak perlu belajar untuk menghasilkan ide-ide mereka sendiri untuk menyelesaikan masalah. Munculnya rasa bosan berarti mereka membutuhkan tantangan lebih, biarkan anak mencari cara untuk mengatasinya.

"Kita bisa membiarkannya dengan memberi anak lebih banyak waktu untuk bermain. Membiarkan anak-anak bosan juga bisa membantu meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka," ungkap Sahlberg

Jangan biarkan anak selalu terpaku dengan gadget untuk meredakan kebosanannya. Dunia sekitar jauh lebih luas untuk dijelajahi daripada layar. Sahlberg mengingatkan untuk mengajak anak bermain di luar lebih sering.

Hadapi Anak yang Mengamuk, Ayah Bunda Harus Kompak

Dream - Sikap anak usia balita yang awalnya sangat menis bisa berubah sangat drastis dalam hitungan menit. Masalah mainan, makanan atau mungkin mengantuk bisa membuat emosinya jadi tak terkendali.

Misalnya saat anak meminta mainan dan tak dibelikan, ia merespons bukan hanya menangis, tapi juga berteriak, memukul hingga berguling-guling. Kondisi tersebut menandakan kalau anak sedang mengalami temper tantrum.

Tantrum adalah ledakan kemarahan yang tidak terkendali disertai perilaku destruktif (merusak), seperti tangisan keras, menjerit, berguling-guling di lantai, berteriak-teriak, melempar barang, tidak mau beranjak dari tempat tertentu, memukul, menendang atau membuat tubuh kaku. Semuanya ini muncul karena anak menginginkan sesuatu namun belum terpenuhi. Tantrum sering kali dijumpai pada anak usia 1-6 tahun.

"Pada usia 1-6 tahun, anak sedang mengalami perkembangan dalam berbagai hal, antara lain emosi, daya tangkap, bahasa dan komunikasi, kontrol diri, termasuk kemampuan untuk mengutarakan pendapat. Maka wajar jika sesekali anak menjadi marah, kesal, bahkan frustrasi ketika keinginannya belum terpenuhi," ungkap Harrista Adiati, M.Psi, seorang psikolog klinis.

 

 

Kenali Jenis Tantrum

Saat anak mengamuk tak terkendali, dibutuhkan penanganan yang tepat. Bukan bentakan, apalagi hukuman fisik.

Ledakan emosi pada anak ini, menurut Harrista terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Manipulative tantrum: Terjadi ketika anak tidak memperoleh apa yang diinginkan. Perilaku ini akan berhenti saat keinginan anak dituruti.

Verbal frustration tantrum : Terjadi ketika anak tahu apa yang ia inginkan tapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikan keinginannya dengan jelas. Tantrum jenis ini akan menghilang sejalan dengan peningkatan kemampuan komunikasi anak, di mana anak semakin dapat menjelaskan kesulitan yang dialaminya.

Temperamental tantrum: Terjadi ketika tingkat frustrasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi, sehingga anak menjadi sangat tidak terkontrol dan sangat emosional. Anak akan menjadi sangat lelah dan sangat kecewa. Pada tantrum jenis ini, anak sulit untuk berkonsentrasi dan sulit mengontrol diri sendiri. Anak tampak bingung dan mengalami disorientasi.

 

Ayah Bunda Harus Kompak

Untuk menangani tantrum, dibutuhkan kepekaan orangtua. Segera cari faktor pemicunya. Ayah dan bunda dapat menanyakan kepada anak, misalnya: Adik Lapar? Adik mengantuk? Adik ingin apa?. Bisa juga mengalihkan perhatian dengan hal yang disukainya.

"Jangan memukul anak. Lebih baik memeluk anak dan dekap dengan lembut. Pelukan mempunyai efek yang menenangkan dan anak bisa merasakan bahwa orangtua peduli dan menyayanginya," kata Harrista.

Hal yang juga sangat penting menghadapi anak yang mengamuk adalah orangtua harus mengontrol emosi, tenang dan kompak. Pastikan memiliki 'gaya' yang sama saat menghadapi anak tantrum.

"Apabila Ayah Bunda tidak kompak dalam menjalankan pengasuhan pada anak, anak menjadi frustrasi dan akan merangsang perilaku tantrum muncul. Setiap usia mempunyai tahap belajar. Sebagai orangtua, marilah belajar untuk menerapkan pola asuh positif pada anak-anak," pesan Harrista.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seru Banget, Intip Kelas Mengurus Bayi dan 'Menyusui' untuk Para Ayah di Indonesia

Seru Banget, Intip Kelas Mengurus Bayi dan 'Menyusui' untuk Para Ayah di Indonesia

Penting banget nih buat para ayah newbie agar bisa aktif mengurus buah hati.

Baca Selengkapnya
Kocak Banget,  Belajar Sahur Si Gemas Lala Ngantuk Berat

Kocak Banget, Belajar Sahur Si Gemas Lala Ngantuk Berat

Bocah lucu ini berusaha sekuat tenaga untuk menahan kantuknya saat duduk di meja makan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Jangan Terlewat! KAI Bakal Gelar Lagi Mudik Gratis Lebaran 2024

Jangan Terlewat! KAI Bakal Gelar Lagi Mudik Gratis Lebaran 2024

Siap-Siap! KAI Bakal Buka Mudik Gratis Lebaran 2024

Baca Selengkapnya