Siapkan Mental Anak Hadapi Perubahan Besar di Sekolah
Dream - Perubahan dari kebiasaan sebelumnya, apapun bentuknya pasti akan membuat anak sedikit kaget. Ada yang menerimanya dengan mudah tapi ada juga yang malah stres. Anak jadi tak nafsu makan, sikapnya jadi lebih pendiam atau bahkan malah sulit diatur.
Terutama jika ada perubahan di sekolah. Misalnya ketika ia harus pindah sekolah, pindah kelas, atau peralihan dari TK ke SD, lalu SD ke SMP dan SMP ke SMA. Memang, tiap anak memiliki
kemampuan adaptasi yang berbeda. Sebagai orangtua, Anda bisa sedikit membantunya ketika ia harus menghadapi perubahan besar di sekolah.
Bagaimana caranya? Cheryl Fingleson, seorang pakar pendidikan, mengungkap trik yang bisa dilakukan orangtua dalam membantu anak ketika memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi.
"Mulailah dengan membuat jadwal tidur yang teratur, karena ketika jenjang sekolah makin tinggi, durasi dan pola tidur anak akan berubah drastis. Mintalah anak bermain di luar rumah dan melakukan aktivitas fisik sore hari. Sekembalinya ke rumah mereka akan merasa lelah dan cenderung mudah tertidur. Saat bangun keesokan pagi, anak pun jadi lebih mudah," ujar
Fingleson.
Hal lain yang perlu juga diberitahukan pada anak adalah mata pelajaran dan tugas yang harus mereka selesaikan akan bertambah. Jauh lebih banyak dari sebelumnya. Beritahu kalau tugas-
tugas tersebut akan seru dan menantang. Hindari menggunakan kalimat yang menakuti atau merendahkan kemampuannya.
"Pekerjaan rumah, tugas dari guru akan sangat berbeda dari jenjang sebelumnya. Anak-anak perlu diberitahu jauh hari sebelumnya agar mereka lebih siap. Katakan padanya, tugas tersebut
bisa dikerjakan sendiri atau bisa juga dengan meminta bantuan orang lain. Katakan pada anak, yang pasti dengan mengerjakan tugas dengan baik, mereka akan mendapat keahlian dan
kemampuan baru," kata Fingleson.
Masalah pertemanan yang mungkin akan dihadapi anak, juga sebaiknya 'dibocorkan'. Katakan padanya ada kalanya teman-teman di sekolah bersikap buruk, bertengkar atau semacamnya.
Atau mungkin ada kakak kelas mereka yang bersikap buruk pada adik kelas. Ketika menemui masalah ini, anak akan belajar banyak soal mengendalikan emosi serta mematangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.
"Pertemanan ketika anak memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi biasanya akan menghadapi banyak masalah. Katakan pada anak ketika menghadapi masalah pertemanan jangan langsung emosi. Mintalah untuk membicarakannya pada Anda untuk sama-sama mencari solusi. Tapi biarkan ia yang berusaha menyelesaikannya, orangtua sebaiknya jangan terlibat terlalu banyak," kata Fingleson.
Sumber: Momtastic
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.
Baca SelengkapnyaBisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.
Baca SelengkapnyaSayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.
Baca SelengkapnyaFenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak
Baca SelengkapnyaUsia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.
Baca SelengkapnyaSelain mental dan fisik, kata dia, menikah juga membutuhkan edukasi yang baik.
Baca Selengkapnya