Si Kakak dan Adik Suka Bertengkar? Ternyata Ada Manfaatnya
Dream - Pertengkaran antar saudara di rumah, jadi salah satu hal yang kerap membuat pusing orangtua. Ada yang berteriak, membanting pintu, menangis kencang hingga mengamuk.
Kondisi ini memang sulit dikendalikan, tapi siapa sangka pertengkaran tak selalu berdampak buruk. Sebenarnya membiarkan kakak adik bertengkar itu sehat untuk kesehatan mental dan emosional anak.
Menurut psikolog Karen Young dalam Babyology, pertengkaran saudara di rumah sangat penting dalam perkembangan anak karena hal ini membantu mengajarkan mereka bagaimana mengatasi berbagai situasi sosial yang menimpanya.
Belajar Menyelesaikan Masalah
Inilah kelebihan anak yang memiliki saudara kandung di rumah. Mereka belajar menghadapi dan menyelesaikan masalah terlebih dahulu dari keluarganya. Termasuk bagaimana menghadapi situasi yang kontradiktif dengannya.
Lama kelamaan mereka mampu menghadapinya dengan lebih baik. Bukan hanya ketika bertemu masalah personal di rumah tapi juga ketika harus dihadapkan pada situasi sosial di luar rumah.
Kecerdasan Sosial
Karen mengungkapkan, inilah hal terbaik yang bisa didapat anak-anak yang memiliki saudara di rumah, bertengkar mampu melatih kecerdasan sosial emosional mereka. Selalu ada hal yang bisa mereka pelajari ketika bertengkar.
Bisa itu menyadari kesalahan, bernegosiasi, meminta maaf, atau mengenali karakter yang berbeda. Jadi, membiarkan anak bertengkar itu tak masalah. Asal kita tahu batasan atau kapan harus melerai dan meluruskan masalah antara keduanya.
Laporan Febi Anindya/ Sumber: Fimela
Biasakan Anak Berpikir Kreatif dengan Cara Ini
Dream - Banyak anak yang memiliki nilai tinggi di sekolah, tapi dalam hal kreativitas sangat kurang. Alur berpikirnya cenderung akademik dan kaku. Sebenarnya, berpikir kreatif justru lebih baik bagi anak di masa mendatang.
Mereka yang kreatif cenderung lebih mudah beradaptasi dalam situasi apa pun. Sayangnya banyak orangtua yang justru memandang sebelah mata soal aspek kreativitas.
Bagi Sahabat Dream yang memiliki anak di usia dini, cobalah untuk menstimulasi kreativitasnya. Banyak cara yang bisa dilakukan. Cobalah dimulai dengan lima cara ini.
Membacakan beragam jenis buku
Godaan untuk bermain gadget memang sangat besar. Akan sangat berbeda jika anak belajar membaca dengan aplikasi di gadget dengan dari buku. Sediakan banyak buku cerita dengan beragam jenis genre. Minta anak memilih satu buku dan bacakanlah dengan penuh keseruan.
Cari yang gambarnya menarik. Dengan melihat huruf demi huruf, gambar dan gaya bercerita orangtua bakal merangsang otak anak dan memicu kreativitas dan imajinasinya.
Minta anak membuat cerita sendiri
Biasakan untuk mendongeng menjelang tidur. Cerita tersebut akan sangat bermandaat bagi kreativitasnya dan memicu otaknya untuk berpikir dengan seru. Sesekali, minta anak yang bercerita dengan alur yang ia buat sendiri. Bercerita secara umum secara umum, bisa meningkatkan aspek imajinatif anak dengan efektif.
Analisis aktivitas
Selalu minta anak untuk menceritakan hari-harinya di sekolah. Mulailah dengan menceritakan aktivitas Anda.
Saat anak bercerita, dengarkan dengan seksama dan ajukan pertanyaan lebih lanjut. Analisis aktivitas ini membuat anak bepikir mana hal yang baik untuknya mana yang tidak, dan memicu mereka mencari solusi dan berpikir kreatif.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.
Baca SelengkapnyaAnak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.
Baca SelengkapnyaNasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bahkan usia anak mereka pun tak jauh berbeda. Ayo bisa tebak?
Baca SelengkapnyaKaki yang bengkak bisa terjadi akibat terlalu lama duduk atau berdiri. Atasi dengan beberapa gerakan agar aktivitas tetap lancar.
Baca SelengkapnyaAda tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.
Baca SelengkapnyaHanya saja pamor si anak laki-laki tak sementereng adiknya yang perempuan.
Baca SelengkapnyaJangan sampai anak remaja terlalu dibebankan dengan kegiatan les dan akademik.
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaSahabat Dream, kalian pasti pernah kan membayangkan bekerja di Jakarta bakal enak? Harapan seringkali tak sesuai kenyataan lho.
Baca Selengkapnya