Dream - Pada umumnya orangtua menganggap anak bahagia apabila mereka tersenyum atau tertawa terbahak. Faktanya tak sesederhana itu. Kebahagiaan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak jangka panjang pada perkembangan kepribadiannya.

"Anak bahagia cenderung suka diajak bekerja sama dan cenderung memiliki empati dan pikiran positif, serta mudah bersosialisasi," ujar Ayoe P. Sutomo, M.Psi, Psikolog, CGA dari Tiga Generasi, di Jakarta, Kamis, 19 Maret 2020.

Menurut hasil survey klinik psikologi Tiga Generasi, 93% orangtua di Indonesia belum menjadikan kebahagiaan sebagai prioritas dalam tumbuh kembang anak. Lalu bagaimana cara anak menjadi bahagia?

"Kebahagiaan anak berasal dari orangtua yang bahagia, orang tua yang hadir dengan dukungan, serta kualitas hubungan dengan orang tua menjadi faktor paling mendasar dalam kebahagiaan anak," ujar Ayoe.

Orangtua Jadi Kunci Kebahagiaan Anak

Orangtua memang menjadi kunci dalam membangun kebahagiaan anak. Orangtua dapat membuat anak bahagia dengan cara membangun interaksi positif dan berkualitas, misalnya mengajak anak berbicang hangat, bermain bersama anak, dan memberikan pelukan.

Kemudian, orang tua juga bisa memberikan kebahagiaan anak dengan melatih pengendalian emosi, seperti tidak terbawa emosi anak, menenangkan anak, membantu anak kenali emosi, dan mendiskusikan masalah yang sedang dirasakan oleh anak.

Termasuk membuat rutinitas dan aturan bersama. Dengan begitu orang tua akan menjadi lebih dekat dengan anak jika melakukan rutinitas bersama. 

Bersyukur

Terakhir, membuat anak bahagia bisa dengan membiasakan anak bersyukur dan berbuat baik, seperti menanyakan perasaan anak dan menanyakan keseharian yang dilakukan oleh anak.

Dalam rangka merayakan Hari Kebahagiaan Internasional yang jatuh pada setiap 20 Maret, Nestle LACTOGROW mengajak para orang tua untuk memastikan buah hati mereka merasa bahagia dalam proses tumbuh kembangnya.

"Nestle LACTOGROW selalu mengusung kampanye Grow Happy, karena kebahagiaan berperan penting dalam tumbuh kembang anak," kata Pramudita Sarastri, Brand Executive Nestle LACTOGROW, di Jakarta, 19 Maret 2020.

Di tahun ini, Nestle LACTOGROW menghadirkan Grow Happy Club yang merupakan program loyalitas dari Nestle LACTOGROW. Program ini menyediakan berbagai informasi unutk membantu orang tua memastikan tumbuh kembang anak yang optimal dengan mengunjungi growhappy.co.id. Banyak jenis hadiah yang bisa didapatkan, seperti voucher belanja dan voucher tempat bermain anak.

Laporan Cindy Azari

Sikap Orangtua yang Bisa Bikin Anak Tumbuh dengan Percaya Diri

Dream - Kepercayaan diri anak perlu dipupuk sejak dini. Bukan hanya dengan kebutuhan materi tapi juga pola asuh yang baik.

Banyak orangtua yang merasa kalau anak sudah sekolah, ikut kegiatan dan kebutuhan materinya terpenuhi, maka sudah cukup.

Anak juga perlu dibentuk dan dilatih agar mentalnya tangguh dan percaya diri serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya. Rasa percaya diri itu perlu ditanamkan ketika anak tumbuh dan menghadapi masalah yang lebih kompleks.

Lalu bagaimana orang tua memastikan anak-anak mereka memiliki rasa percaya diri yang sehat?

Roseanne Lesack, seorang psikolog anak bersertifikat dan direktur Klinik Yayasan Unicorn Children di Nova Southeastern University di Florida, mengungkap ada beberapa hal yang penting dilakukan orangtua untuk membangun kepercayaan diri anak.

Berikan pujian atas usaha anak

Jangan pelit untuk memberikan pujian pada buah hati. Terutama jika anak sudah berusa keras tapi tak mendapatkan apa yang diinginkan. Misalnya, sudah berlatih untuk lomba tapi tak mendapat juara, atau belajar dengan keras tapi tak masuk sekolah impian.

"Orangtua harus selalu memuji etos kerja anak mereka, bahkan jika mereka tidak mendapatkan nilai A pada tes matematika atau memenangkan pertandingan sepak bola. Ketika orangtua memuji anak-anak atas upaya yang telah mereka lakukan, kepercayaan dirinya akan kembali. Mentalnya pun jadi lebih tangguh dan membentuknya jadi pribadi yang lebih kuat," kata Lesack.

Ungkapkan kelebihan diri

Anak-anak yang percaya diri berasal dari orangtua yang percaya diri. Jadi jangan malu berbicara tentang kualitas pribadi, keterampilan, dan kesuksesan.

"Orangtua harus berbicara tentang prestasi mereka sendiri. Misalnya ayah baru saja berhasil dalam proyek ini atau ibu baru berhasil membuat barang tertentu dan dijual dengan harga mahal. Anak jadi mengerti kalau tiap orang memiliki nilai lebihnya sendiri," ungkap Lesack.

Setelah itu, minta anak untuk menganalisis dirinya secara lebih dalam. Hal apa yang sangat disukai dan jadi kelebihan utama dari dalam dirinya.

Jujur dengan kelemahan

Orangtua yang ingin membesarkan anak-anak yang percaya diri tidak perlu membohongi anak-anak mereka tentang di mana mereka harus bekerja lebih keras. Misalnya saat anak memang lemah pada pelajaran eksak, maka harus dicari solusi.

Mengakui ada kelemahan dan mencari solusi adalah sebuah keterampilan yang dibutuhkan anak di kemudian hari. Hal ini akan membentuk kepercayaan dirinya kelak saat dewasa. Terutama saat mereka menghadapi masalah karena kelemahan dirinya lalu mencari cara mengatasinya.

Sumber: Fatherly