Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat Media Sosial Bikin Kepercayaan Diri Anak 'Terjun Bebas'

Saat Media Sosial Bikin Kepercayaan Diri Anak 'Terjun Bebas' Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Media sosial (medsos) makin eksis dan terus bermunculan. Facebook, Instagram, Twitter, TikTok dan masih banyak lagi. Anak dan remaja saat ini sudah sangat akrab dengan berbagai medsos tersebut.

Tak dipungkiri, pergaulan, komunikasi, dan pengaruh media sosial begitu kuat pada anak-anak, bahkan orang dewasa. Sebagai orangtua kita harus waspada dan memberikan bekal yang cukup pada anak agar kehidupannya tak banyak dipengaruhi media sosial.

Mengapa? Tanpa disadari, media sosial membuat banyak anak jadi tak percaya diri. Melihat kesempurnaan, foto indah dan kehidupan yang selalu baik di medsos.

"Sebagai psikiater anak yang menangani anak-anak dan remaja, saya telah melihat dampak penggunaan media sosial. Karena kebanyakan orang hanya menampilkan 'diri terbaik' mereka secara online, bagi anak-anak dapat melihat bahwa setiap orang memiliki kehidupan yang sempurna kecuali mereka," ujar Sean Paul, seorang psikiater dan pendiri NowPsych serta Internet Addiction Center.

Cukup sulit untuk menjelaskan kepada anak bahwa apa yang mereka lihat secara online bukanlah gambaran yang utuh. "Saya menciptakan istilah 'ketidakrataan visual' dan 'ketidaknyamanan pengalaman' untuk berbagai cara demi mewujudkannya," ujar Paul.

 

Bukan Realitas

Ketidakrataan visual terjadi ketika foto yang diposting online diubah, dimodifikasi, dan bahkan dibuat-buat. Anak remaja mungkin melihat foto teman atau influencer yang menunjukkan penampilan fisik, tipe tubuh, atau lokasi yang mungkin tidak realistis atau bahkan tidak nyata sama sekali.

"Dengan teknologi pengeditan foto modern, siapa pun dapat terlihat seperti apa saja, di mana saja. Teman mereka dengan apa yang mereka anggap sebagai yang 'sempurna' mungkin menggunakan perangkat lunak dan teknik lain untuk menyempurnakan penampilan mereka dalam foto," ungkap Paul.

Realitas menurut Paul, dapat terdistorsi secara luas secara online, dan kita perlu memberi tahu anak-anak kita bahwa mereka seharusnya tidak menerima semua yang mereka lihat secara online sebagai sesuatu yang nyata.

"Saya telah melihat secara langsung bagaimana memiliki ekspektasi yang tidak realistis tentang bagaimana berpenampilan, atau di mana harus berada, dapat menyebabkan banyak masalah, seperti gangguan makan, depresi, dan kecemasan sosial," kata Paul.

 

Penting Dilakukan Orangtua

Apa yang harus dilakukan orangtua agar anak tak percaya begitu saja dan membuatnya tak percaya diri? Selalu buat diskusi terbuka tentang apa yang dilihat anak di media sosial.

"Mereka perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam merasa sedih atau tidak mampu atau bahkan terkadang cemburu. Ini adalah emosi yang normal dan buat mereka merasa nyaman karena tidak tampil sempurna," ujar Paul.

Bisa dengan membaca artikel soal medsos bersama, melakukan editing foto atau gambar yang hasilnya jadi sempurna. Hal itulah yang diunggah dan membuat anak jadi lebih mengerti. Kuncinya adalah menjelaskan secara detail dengan bahasa mereka.

Sumber: Pedimom

Anak yang Terlalu Pintar Berisiko Miliki Gangguan Psikologis

Dream - Banyak orangtua berharap anak-anaknya menjadi seorang yang jenius dan selalu berprestasi dalam bidang akademik. Menjadi jenius dianggap akan jadi batu loncatan yang penting bagi kesuksesan anak di masa depan.

Sayangnya banyak yang tak tahu kalau jenius juga bisa berdampak sebaliknya. Anak yang terlampau pintar di usianya punya rasa frustasi yang berpengaruh kepada kondisi psikologisnya.

Menurut penelitian, anak yang jenius atau terlalu pintar cenderung memiliki gangguan psikologis tertentu. Beberapa orang berpikir bahwa anak yang sangat pintar atau jenius, pasti dididik sejak dini oleh orang tuanya agar lebih berprestasi dari anak yang lain.

Dikutip dari KlikDokter, sebuah survei yang dilakukan pada 2015 menemukan bahwa anak-anak yang memiliki kepintaran berlebih dicurigai memiliki beberapa gangguan psikologis. Untuk membuktikan hal tersebut, ilmuwan meneliti 3.175 anak yang masuk ke dalam American Mensa Society, yakni organisasi bagi orang-orang yang ingin mendapatkan IQ tinggi.

Survei dilakukan guna memeriksa prevalensi gangguan psikologis yang dialami oleh anak-anak dengan kecerdasan tinggi. Dalam penelitian tersebut, peneliti menanyakan berbagai hal kepada peserta untuk mendiagnosis gangguan mood dan kecemasan.

 

Gangguan Mood

Gangguan mood yang dicurigai berupa attention deficit hyperactivity (ADHD), gangguan spektrum autisme, dan beberapa penyakit seperti alergi makanan, asma, dan penyakit autoimun.

Hasil penelitian menunjukan, orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata cenderung memiliki gangguan spektrum autisme. Lalu, 80 persen peserta lainnya lebih mungkin didiagnosis ADHD, dan 83 persen peserta cenderung mengalami gejala kecemasan. Tak hanya itu, 182 persen peserta lain lebih mungkin untuk mengalami gangguan mood.

Menanggapi penelitian tersebut, psikolog Ikhsan Bella mengatakan tidak semua orang yang sangat pintar pasti memiliki gangguan psikologis. Hanya saja, anak yang jenius memang sering frustasi dengan lingkungannya karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda dengan teman sebayanya.

“Anak jenius itu, kan, biasanya pemikiran mereka lebih maju daripada anak seusianya. Terkadang hal ini buat mereka frustasi karena pemikiran mereka seolah berbeda dari umumnya, padahal sebenarnya pemikiran mereka lebih maju. Kalau memang menimbulkan masalah sama lingkungannya, ini berarti ada masalah dalam pengasuhan dan lingkungan sekitarnya,” ungkap Ikhsan.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Salah Kirim Ucapan 'Maaf Lahir & Batin', Ayah Dikira Lupa dengan Anaknya Sendiri

Salah Kirim Ucapan 'Maaf Lahir & Batin', Ayah Dikira Lupa dengan Anaknya Sendiri

Pesan singkat ayah pada anak saat ucapkan 'maaf lahir & batin' viral di media sosial. Pasalnya ucapan itu membuat anaknya tak dianggap jadi anggota keluarga.

Baca Selengkapnya
Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Dia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
DRESS IT! Tips Cara Mengikat Ujung Kemeja Biar Kece

DRESS IT! Tips Cara Mengikat Ujung Kemeja Biar Kece

Sahabat Dream harus lihat dan ikutin nih cara-cara mengikat ujung kemeja biar rapi dan lebih kece.

Baca Selengkapnya