Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Remaja Putri Kerap Insecure, Ini yang Penting Dilakukan Orangtua

Remaja Putri Kerap Insecure, Ini yang Penting Dilakukan Orangtua Ilustrasi

Dream - Pengaruh media sosial, tekanan dari teman sebaya atau lingkungan kerap membuat remaja putri merasa tak nyaman dengan dirinya sendiri. Tubuh langsing, kulit putih, rambut panjang, standar fisik, termasuk kritikan terus menerus membuat remaja mengalami perasaan tak aman.

Selalu merasa kurang diterima dalam lingkungan jika tak memenuhi standar. Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, seorang psikolog, perasaan insecure pada remaja bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Bisa karena faktor lingkungan, juga pola asuh orangtua. Penting untung menjaga sikap dan menjadi teladan yang baik. Lakukan hal-hal berikut untuk membantu si remaja putri menghadapi rasa insecure-nya.

Jadilah Contoh yang Baik
Anak akan mengamati dan belajar dari cara orangtuanya menangani kesulitan, berinteraksi dengan orang lain, dan menghargai diri sendiri. Jika orangtuanya melakukan kebaikan dan memiliki kepercayaan diri yang baik, itu artinya ayah bunda telah berada di jalur yang benar.

Jika orangtuanya sering berbicara kasar, mengeluh, bergosip, dan berkomentar negatif terhadap banyak hal, kemungkinan besar anak akan menerima perilaku tersebut sebagai hal yang normal. Mereka pun berpotensi tinggi untuk menirunya.

"Jadilah role model dengan tampil sebagai orangtua yang tenang, termasuk ketika menghadapi sikap anak yang memancing emosi. Bersikaplah terbuka, bersedia minta maaf saat salah, dan tak sungkan untuk berterima kasih pada anak. Menyempatkan waktu untuk sharing dengan anak juga penting,” kata Gracia dikutip dari KlikDokter.

Tidak cukup hanya dengan itu, orangtua juga mesti berperan dalam membangun rasa percaya diri anak. Caranya adalah dengan berkomentar positif tentang diri sendiri sebagai orang tua, bisa mengenai penampilan, karier, dan kehidupan secara umum.

 

Apresiasi Pencapaian Anak

Menurut Gracia, meningkatkan harga diri yang rendah pada anak bisa dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif. Harga diri yang rendah umumnya disebabkan oleh pernyataan self-talk negatif yang meremehkan diri sendiri.

Oleh sebab itu, sebagai orangtua, penting untuk bisa ‘hadir’ secara emosional agar bisa memberikan rasa aman pada anak. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai serta dicintai secara utuh di dalam keluarga.

Cobalah juga untuk memberikan apresiasi pada anak setiap ia melakukan hal yang baik. Berikan pula dukungan dan semangat setiap kali ia akan melakukan kegiatan di luar rumah, baik terkait dengan sekolah maupun tidak.

“Apresiasi pencapaian anak sekecil apapun. Hargai juga setiap usaha yang telah ia lakukan, sekalipun masih belum sesuai ekspektasi orangtua,” ujar Gracia.

 

Bangun Komunikasi

Jadilah orangtua yang ingin diajak bicara oleh anak saat mereka ingin bercerita. Faktanya, membangun komunikasi yang baik dengan anak dapat membuatnya tidak merasa canggung saat ingin menceritakan hal apapun dengan orangtuanya.

Membangun hubungan yang sehat antara anak remaja dengan orangtua bisa dimulai dengan membiasakan quality talk di rumah. Hal ini bertujuan untuk membantu penyaluran ekspresi, emosi, dan pikiran anak agar lebih terarah.

Jadilah juga sosok pendengar yang baik, dan tidak bereaksi berlebihan atau membombardir anak remaja dengan sejuta pertanyaan saat mereka berusaha untuk bercerita mengenai masalah yang dihadapinya.

“Biasakan untuk melakukan komunikasi dua arah dengan anak, misalnya dengan mengajukan pertanyaan terbuka atau validasi perasaannya. Berusaha juga untuk mengerti dari sudut pandang anak, dan mengajak mereka berdiskusi bersama tentang banyak hal,” kata Gracia.

 

Diskusi Soal Konten Media Sosial

Media sosial bisa saja menurunkan rasa percaya diri anak. Oleh karena itu, berikan bimbingan kepada anak tentang cara penggunaan media sosial yang sehat. Orangtua juga dapat membicarakan tentang ‘ketidaknyataan’ yang ada di media sosial, dan bahaya jika terus terpaku pada hal tersebut.

Orangtua dapat pula memberikan batasan pada anak untuk bermain media sosial dengan mengajaknya melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti berolahraga bersama, mencoba resep baru, dan lain sebagainya.

Selengkapnya baca di sini.

Coba Usaha Ekstra Demi 'Terhubung' dengan Gadis Remaja

Dream - Membesarkan gadis remaja menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, cerdas, dan tangguh tentunya penuh tantangan. Memasuki usia 12 tahun saat mereka mulai pubertas, anak perempuan biasanya menarik diri.

Lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-temannya, memiliki argumentasi yang tegas, dan komunikasi dengan orangtua tak seintensif dulu. Ayah bunda butuh usaha ekstra untuk tetap 'terkoneksi' dengan si putri kesayangan.

Banyak ayah dan bunda merasa bahwa, dalam semalam, putri mereka yang biasanya patuh dan sopan menjadi keras kepala dan meremehkan. Kabar baiknya adalah pergeseran ini sepenuhnya dan sepenuhnya normal.

"Ada alasan mengapa hubungan dengan anak perempuan remaja mungkin rusak, dan untungnya, ada juga cara untuk memperbaikinya," ujar dr. Kathryn Smerling, seorang psikoterapis keluarga, dikutip dari Fatherly.

 

Hargai Privasi

Hubungan yang berjalan mulus selama bertahun-tahun lalu menjauh tentu akan mengagetkan dan menyedihkan. Remaja putri akan merasa seperti orang yang berbeda hampir sepanjang malam, dan orangtua mungkin tidak menyukai perubahan tersebut.

"Selalu ingat kalau perubahan sikap remaja putri yang penuh argumentasi adalah normal, dan bahkan pertanda baik dari perkembangan yang sehat," kata Smerling.

Pola asuh harus dilakukan penyesuaian dan selalu berjalan dua arah. Baik remaja maupun orangtua mereka akan berubah dan tumbuh saat mereka menghadapi tantangan baru. 
Mulailah untuk menganggap putri keci telah remaja dan mungkin menginginkan lebih banyak privasi.

 

Selalu Ada Untuknya

Selalu ingatkan anak kalau meskipun mereka menjauh atau berulah, orangtua selalu ada untuknya. Untuk mendekatkan hubungan dan membuat komunikasi jadi lebih baik ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Seperti mencari tahu kesukaannya, bisa musik, film, animasi atau hobi barunya. Cobalah beradaptasi dengan hal itu, tanyakan pada anak apa yang sedang disukai dan sesekali tak ada salahnya untuk terlibat dalam hobinya.

"Jangan menghakimi apalagi menghina hal yang disukai anak. Ini justru akan membuatnya semakin menarik diri dan menjauh. Saat ini hal yang paling tepat adalah berusaha dekat dengannya apapun kondisinya," pesan Smerling.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Remaja Perempuan Rentan Insecure, Orangtua Penting Lakukan 3 Hal Ini

Remaja Perempuan Rentan Insecure, Orangtua Penting Lakukan 3 Hal Ini

Tentunya sebagai orangtua, kita tak ingin buah hati merasa insecure berkepanjangan.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
13 Arti Mimpi Melihat Kuburan di Dalam Rumah, Cerminan Rasa Takut dan Kegelisahan

13 Arti Mimpi Melihat Kuburan di Dalam Rumah, Cerminan Rasa Takut dan Kegelisahan

Arti mimpi kuburan di dalam rumah dapat menggambarkan kondisi psikologis si pemimpi, seperti gambaran ketakutan dan kegelisahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Ego orangtua yang begitu tinggi malah membuat anak malah jadi menjauh.

Baca Selengkapnya
10 Arti Mimpi Orang Tua Selingkuh Menurut Psikologi, Pertanda Hubungan Renggang?

10 Arti Mimpi Orang Tua Selingkuh Menurut Psikologi, Pertanda Hubungan Renggang?

Arti mimpi orang tua selingkuh sering kali merupakan gambaran pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi seseorang.

Baca Selengkapnya
Di Balik Bandelnya Anak Remaja, Ada 3 Hal yang Penting Diketahui Orangtua

Di Balik Bandelnya Anak Remaja, Ada 3 Hal yang Penting Diketahui Orangtua

Banyak orangtua yang masih menerapkan pola asuh ketika buah hatinya masih kanak-kanak, padahal mereka sudah beranjak remaja.

Baca Selengkapnya
Orangtua Tak Hadir, Momen Mahasiswi Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Bikin Air Mata Menetes

Orangtua Tak Hadir, Momen Mahasiswi Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Bikin Air Mata Menetes

Kedua Orangtua Tak Hadir, Momen Anak Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Penuh Haru

Baca Selengkapnya