Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Psikolog Ingatkan Orangtua, Anak Harus Selalu Bermain

Psikolog Ingatkan Orangtua, Anak Harus Selalu Bermain Bermain

Dream - Liburan semester jelang tahun ajaran baru kali ini masih dalam situasi pandemi, bahkan kondisinya jauh lebih parah dari 2020 lalu. Anak-anak masih tak bisa bebas untuk ke tempat bermain, liburan ke rumah nenek atau mencari hiburan.

Kita harus tetap di rumah demi mengurangi risiko penularan. Untuk mengisi liburan, pastikan anak tetap bermain meski hanya di rumah saja. Para orangtua, coba luangkan waktu bermain bersama anak dan menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih kuat.

Main bola, lempar bantal, puzzle, balon atau hal yang disukai anak. Bisa juga menuliskan permainan dalam kertas, lalu digulung dan dipilih dengan mata tertutup. Ini membuat suasana jadi lebih seru.

"Maria Montessori mengungkapkan bahwa ‘play is the work of the child’, sehingga sudah menjadi kebutuhan utama anak untuk bermain dan perlu kita penuhi. Namun, di tengah banyaknya pilihan permainan yang ada saat ini, orangtua berperan penting untuk memilih permainan yang tepat," kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang psikolog dalam rilis yang diterima Dream.

 

Konsep PILES

Dalam memilih jenis permainan, ada hal-hal yang harus diperhatikan orangtua. Vera menekankan aspek penting memilih permainan untuk anak yaitu PILES:

1. Physical (perkembangan fisik/motorik)
Berikan proporsi yang seimbang antara permainan virtual dengan permainan yang melibatkan fisik. Permainan fisik bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, seperti berlari, melompat, memanjat, mengayuh, dan lain-lain. Untuk kemampuan koordinasi motorik halus, anak-anak bisa diajak membuat prakarya atau konstruksi bangunan mereka sendiri.

 

Kognitif dan Bahasa

2. Intellectual (kemampuan kognitif/berpikir)
Kegiatan bermain sambil belajar berperan penting untuk mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Misalnya, ketika mengajak anak bermain board game seperti catur dan monopoli, anak bisa mulai memahami konsep matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

3. Language (bahasa)
Untuk mengembangkan keterampilan bahasa lewat bermain, pilihlah permainan yang memerlukan interaksi, seperti tebak kata, scrabble, bermain peran atau kuis trivia. Selain itu, orang tua juga bisa mengobrol bersama anak selama atau setelah permainan berlangsung.

 

Emosi dan Sosial

4. Emotional (emosi)
Aspek emosional adalah melatih anak-anak untuk belajar menangani emosi mereka dengan cara yang baik dan sehat, entah itu emosi negatif maupun positif. “Orang tua berperan penting untuk mendampingi anak agar anak bisa mendapatkan keterampilan emosional dari permainan, termasuk mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan cara menerima kekalahan dengan sportif,” ungkap Vera.

5. Social (sosialisasi)
Kecerdasan sosial pada dasarnya melatih anak-anak untuk bisa berinteraksi secara efektif dengan orang lain, mempelajari norma-norma yang berlaku, dan memiliki moral yang baik. Jenis permainan yang melibatkan beberapa pemain (permainan kelompok) sangat baik untuk melatih kemampuan ini, karena anak didorong untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

Salah satu permainan yang bisa dilakukan di rumah saat pandemi adalah permainan virtual. Bisa tengok "Paddle Pop Main Yuk Seaventure” yang bekerja sama dengan Jakarta Aquarium Safari dari April-Juni 2021.

Orangtua dan nak dapat menikmati wisata virtual dunia bawah laut secara gratis lewat situs paddlepopmainyuk.com. Ada banyak ide bermain yang menyenangkan dan bermanfaat dari Wonderfest, Buumi Playscape, Mungilmu, Rumah Dandelion. Gratis dan bisa daftar melalu Whatsapp: 0858 1223 1223 atau intip Instagram @paddlepop.idn.

Jangan Abai, Beri Pendampingan Saat Anak Main Gadget

Dream - Pandemi membuat anak-anak sangat bergantung pada layar, mulai dari menggunakan ponsel, tablet, laptop, hinga PC untuk aktivitas di sekolah maupun mencari hiburan. Mungkin orangtua sebisa mungkin melarang atau mengurangi 'screen time' anak, tapi dalam situasi seperti sekarang cenderung sulit dilakukan.

Gadget dan laptop juga kerap disalahkan atas keterlambatan bicara, kelebihan sensorik, kurang tidur, dan pengaruh buruk lain pada anak. Ternyata 'screen time' tak selamanya buruk. Simak hasil survei yang dilakukan pada 20.000 keluarga.

"Temuan kami menunjukkan bahwa ada sedikit dukungan untuk teori bahwa penggunaan layar digital, dengan sendirinya, berdampak buruk bagi kesejahteraan psikologis anak-anak. Jika ada, temuan kami menunjukkan konteks keluarga yang lebih luas, bagaimana orang tua menetapkan aturan tentang waktu layar digital, dan jika mereka secara aktif terlibat dalam menjelajahi dunia digital bersama-sama, itu lebih penting daripada tak memberikannya sama sekali," ujar Andrew Przybylski dari Oxford Internet Institute dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Fatherly.

 

Batasan Durasi

Pryzbylski dan timnya tidak menemukan korelasi antara pedoman penggunaan teknologi dan kesejahteraan mental anak-anak. Mereka mengatakan hasil ini kemungkinan besar karena fakta bahwa AAP (American Academy of Pediatrics) menyusun pedomannya berdasarkan data lama.

"Peneliti berkewajiban untuk melakukan penelitian yang cermat dan terkini yang mengidentifikasi mekanisme dan sejauh mana paparan waktu layar dapat memengaruhi anak-anak,” ujar peneliti lain, Netta Weinstein dari Universitas Cardiff mengatakan dalam pernyataan itu.

Apakah ini berarti orangtua bisa lebih longgar dalam memberikan gadget? Tidak juga. Peneliti menekankan kalau batasan durasi penggunaan gadget tak selalu yang utama, tapi juga harus dibarengi dengan pendampingan orangtua.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan
Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan

Jangan langsung membantunya mencari kegiatan ketika ia mengeluh bosan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Skill yang Wajib Dimiliki Anak tapi Suka Lupa Diajarkan Orangtua Menurut Psikolog
Skill yang Wajib Dimiliki Anak tapi Suka Lupa Diajarkan Orangtua Menurut Psikolog

Vera mengingatkan orangtua untuk melatih anak-anaknya membuat pilihan untuk hidupnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Anak Belajar Puasa, Dokter Ingatkan untuk Lakukan Bertahap
Anak Belajar Puasa, Dokter Ingatkan untuk Lakukan Bertahap

Dokter Ade Indrisari, spesialis anak menjelaskan kalau sebaiknya anak diajarkan puasa dengan bertahap di usia 7 tahun.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa
Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa

Dari sisi kesehatan anak, rupanya juga ada syarat bagi ibu menyusui untuk berpuasa.

Baca Selengkapnya