Dream - Para dokter dan tim medis, seperti suster dan petugas laboratorium di masa pandemi seperti sekarang, jadi orang yang paling sulit bertemu keluarganya. Mereka tak bisa begitu saja pulang ke rumah, harus mengisolasi diri, karena sangat berisiko sebagai pembawa virus (carrier) meski tanpa gejala.

Tim medis bertugas menangani pasien Covid-19 dengan mempertaruhkan nyawanya. Cornelia Griggs, seorang dokter bedah anak, bahkan menitipkan pesan khusus untuk anaknya yang masih balita. Ia menuliskan pesan haru di akun Twitternya untuk anaknya yang masih sangat kecil, jika memang harus meninggal dalam tugas.

My babies are too young to read this now. And they’d barely recognize me in my gear. But if they lose me to COVID I want them to know Mommy tried really hard to do her job. #GetMePPE #NYC pic.twitter.com/OMew5G7mjK

— Cornelia Griggs, MD (@CorneliaLG) March 29, 2020

"Anakku terlalu kecil untuk membaca ini sekarang. Mereka mungkin tidak akan mengenali saya, dengan pakaian saya yang seperti ini, tetapi jika mereka kehilangan saya karena COVID, saya ingin mereka tahu bahwa Ibu benar-benar berusaha keras untuk melakukan pekerjaan ini," tulis Griggs, di akun Twitternya.

Seperti Berjalan di Atas Api

Dokter Griggs merupakan seorang ahli bedah anak di Columbia University Medical Center. Melalui wawancara dengan CNN, Griggs mengungkap, kalau akhir pekan lalu terasa panjang dan melelahkan bagi dia dan rekan-rekannya.

Tweet tersebut menarik perhatian banyak orang, termasuk artis hip-hop, Missy Elliot. “Kami akan memberitahu dan memastikan bahwa anak Anda akan membaca pesan ini, dan Anda akan berada di samping mereka untuk memberi tahu tentang keberanian Anda dan yang lain! Terima kasih atas kerja keras Anda yang membantu menyelamatkan hidup, ” balas Elliot pada tweet tersebut.

On Facetime: “Mommy, will you come pick me up? I want to come home to New York City.”

Me: “Oh sweetie, I wish I could. You stay safe with Nana. Mommy has to clean up some more germs at the hospital.”

My daughter, smiling: “OK, I will wait...” #imnotaheroshesahero #stayhome pic.twitter.com/PVUJ0kTJKl

— Cornelia Griggs, MD (@CorneliaLG) April 2, 2020

Griggs mengatakan dia pikir foto yang didedikasikan untuk kedua anaknya dapat membuat orang-orang marah karena isi pesannya adalah mencerminkan apa yang dirasakan oleh banyak petugas kesehatan, terutama di New York, saat ini.

"Bangun dan berjalan ke rumah sakit bisa terasa seperti berjalan ke dalam api. Saya merasa takut setiap hari, tetapi saya masih sangat bertekad untuk pergi bekerja dan melakukan hal yang perlu dilakukan karena saya masih mencintai pekerjaan saya," kata Griggs.

Laporan Raissa Anjanique

Salut! Suster RS Rujukan Covid19 Tetap Beri ASI Saat Diisolasi

Dream - Banyak orang yang tak tahu kalau tim medis, baik dokter, perawat, tim laboratorium, yang menangani langsung pasien Covid-19 tak boleh pulang ke rumah setelah bekerja. Mereka harus diisolasi selama 14 hari dan tinggal di tempat yang disediakan pemerintah.

Seperti pengalaman Afit Rianti, seorang perawat yang bekerja di salah satu RS rujukan Covid-19 di Jakarta. Ibu satu anak ini masih memiliki bayi yang harus minum air susu ibu (ASI) setiap hari.

(Suster Afit dan rekannya/ Foto: Instagram Abeerianti)

Suster Afit tak bisa bertemu dengan bayinya selama diisolasi. Pasalnya ia termasuk orang yang sangat berisiko sebagai pembawa virus (carrier) dan bisa menularkan ke orang sekelilingnya meski tak memiliki gejala.

Alhasil, Afit memompa ASI setiap hari di sela-sela pekerjaannya. Ia mengumpulkannya tetes demi tetes agar sang anak tetap mendapatkan ASI meskipun terpisah dari ibunya selama 14 hari.

ASI Dikirim 'Via' Suami

ASI yang dipompa dimasukkan dalam kantong dan disimpan dalam tas ASI khusus beserta ice gel. Malam harinya, sang suami datang untuk mengambil ASI. Luar biasa perjuangan suster Afit!

Pengalamannya menjalani isolasi sambil tetap memberikan ASI, dibuatnya video dan diunggah dalam YouTube channelnya. Bisa jadi inspirasi para ibu di luar sana yang sedang jadi pejuang ASI.

Semangat!

Bila Ibu Terinfeksi Virus Corona, Bolehkah Menyusui?

Dream - Masuknya virus corona (Covid-19) ke Indonesia, pastinya menimbulkan kekhawatiran. Terutama para ibu yang masih menyusui dan baru saja melakukan perjalanan dari negara-negara dengan kasus corona yang cukup tinggi.

Mungkin banyak yang penasaran, bagaimana bila ibu menyusui terkena virus corona. Apakah harus tetap menyusui? Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan AyahASI membuat panduan singkat bila ada kasus ibu menyusui yang positif corona, berdasarkan informasi dari UNICEF.

Semua ibu yang terdampak dan berada di wilayah berisiko serta menunjukkan gejala demam, batuk atau kesulitan bernapas, harus segera mencari bantuan medis dan mengikuti petunjuk dari petugas kesehatan.

Lakukan Pencegahan

Karena pertimbangan bahwa menyusui dan ASI tidak memiliki peran signifikan dalam penyebaran virus pernapasan lain, maka ibu dapat terus melanjutkan menyusui, sambil melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

Untuk ibu yang memiliki gejala tapi masih bisa menyusui, tindakan pencegahan yang dimaksud adalah memakai masker ketika berada di sekitar anak. Termasuk ketika sedang menyusui), mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan anak (termasuk menyusui), dan membersihkan/memberi desinfektan pada permukaan yang terkontaminasi.

Hal tersebut sebagaimana seharusnya dilakukan untuk tiap kali seseorang yang telah dikonfirmasi atau dicurigai terkena COVID-19 berinteraksi dengan orang lain, termasuk anak anak.

Jika kondisi ibu terlalu payah atau harus diisolasi maka disarankan untuk memerah ASI dan memberikannya ke anak melalui cangkir dan/atau sendok bersih. Tetap jaga kesehatan, Sahabat Dream!

Sumber: AIMI