Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perhatian Ayah Ibu, Rasa Bosan Bikin Anak Banyak Belajar!

Perhatian Ayah Ibu, Rasa Bosan Bikin Anak Banyak Belajar! Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Akhir pekan hanya di rumah saja, libura tak ada game atau gadget, atau pulang kampung tak ada sinyal, mungkin jadi 'mimpi buruk' bagi anak-anak. Terutama mereka yang kesehariannya terbiasa dengan gadget.

Baik games, media sosial atau mainan lainnya yang membutuhkan gadget. Orangtua biasanya ikut sibuk mencari aktivitas untuk anak agar mereka tak merasa bosan. Dalam kondisi ini sebenarnya orangtua tak perlu banyak mencari cara agar anak tak teriak bosan.

Jusru menurut Pasi Sahlberg, seorang profesor kebijakan pendidikan dan wakil direktur Universitas New South Wales, mengalami kebosanan sangat penting bagi 'generasi iPad' untuk belajar. Generasi yang dimaksudkan di sini adalah mereka yang tak bisa lepas dari gadget.

"Kebosanan memacu kreativitas dan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Banyak orangtua yang merasa bahwa mereka tidak baik jika tidak memberi tahu anak apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kebosanan, padahal tak demikian," kata Sahlberg, dikutip dari SMH.com

 

Eksplorasi Ide Sendiri

Anak-anak perlu belajar untuk menghasilkan ide-ide mereka sendiri untuk menyelesaikan masalah. Munculnya rasa bosan berarti mereka membutuhkan tantangan lebih, biarkan anak mencari cara untuk mengatasinya.

"Kita bisa membiarkannya dengan memberi anak lebih banyak waktu untuk bermain. Membiarkan anak-anak bosan juga bisa membantu meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka," ungkap Sahlberg

Jangan biarkan anak selalu terpaku dengan gadget untuk meredakan kebosanannya. Dunia sekitar jauh lebih luas untuk dijelajahi daripada layar. Sahlberg mengingatkan untuk mengajak anak bermain di luar lebih sering.

Hadapi Anak yang Mengamuk, Ayah Bunda Harus Kompak

Dream - Sikap anak usia balita yang awalnya sangat menis bisa berubah sangat drastis dalam hitungan menit. Masalah mainan, makanan atau mungkin mengantuk bisa membuat emosinya jadi tak terkendali.

Misalnya saat anak meminta mainan dan tak dibelikan, ia merespons bukan hanya menangis, tapi juga berteriak, memukul hingga berguling-guling. Kondisi tersebut menandakan kalau anak sedang mengalami temper tantrum.

Tantrum adalah ledakan kemarahan yang tidak terkendali disertai perilaku destruktif (merusak), seperti tangisan keras, menjerit, berguling-guling di lantai, berteriak-teriak, melempar barang, tidak mau beranjak dari tempat tertentu, memukul, menendang atau membuat tubuh kaku. Semuanya ini muncul karena anak menginginkan sesuatu namun belum terpenuhi. Tantrum sering kali dijumpai pada anak usia 1-6 tahun.

"Pada usia 1-6 tahun, anak sedang mengalami perkembangan dalam berbagai hal, antara lain emosi, daya tangkap, bahasa dan komunikasi, kontrol diri, termasuk kemampuan untuk mengutarakan pendapat. Maka wajar jika sesekali anak menjadi marah, kesal, bahkan frustrasi ketika keinginannya belum terpenuhi," ungkap Harrista Adiati, M.Psi, seorang psikolog klinis.

 

 

Kenali Jenis Tantrum

Saat anak mengamuk tak terkendali, dibutuhkan penanganan yang tepat. Bukan bentakan, apalagi hukuman fisik.

Ledakan emosi pada anak ini, menurut Harrista terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Manipulative tantrum: Terjadi ketika anak tidak memperoleh apa yang diinginkan. Perilaku ini akan berhenti saat keinginan anak dituruti.

Verbal frustration tantrum : Terjadi ketika anak tahu apa yang ia inginkan tapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikan keinginannya dengan jelas. Tantrum jenis ini akan menghilang sejalan dengan peningkatan kemampuan komunikasi anak, di mana anak semakin dapat menjelaskan kesulitan yang dialaminya.

Temperamental tantrum: Terjadi ketika tingkat frustrasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi, sehingga anak menjadi sangat tidak terkontrol dan sangat emosional. Anak akan menjadi sangat lelah dan sangat kecewa. Pada tantrum jenis ini, anak sulit untuk berkonsentrasi dan sulit mengontrol diri sendiri. Anak tampak bingung dan mengalami disorientasi.

 

Ayah Bunda Harus Kompak

Untuk menangani tantrum, dibutuhkan kepekaan orangtua. Segera cari faktor pemicunya. Ayah dan bunda dapat menanyakan kepada anak, misalnya: Adik Lapar? Adik mengantuk? Adik ingin apa?. Bisa juga mengalihkan perhatian dengan hal yang disukainya.

"Jangan memukul anak. Lebih baik memeluk anak dan dekap dengan lembut. Pelukan mempunyai efek yang menenangkan dan anak bisa merasakan bahwa orangtua peduli dan menyayanginya," kata Harrista.

Hal yang juga sangat penting menghadapi anak yang mengamuk adalah orangtua harus mengontrol emosi, tenang dan kompak. Pastikan memiliki 'gaya' yang sama saat menghadapi anak tantrum.

"Apabila Ayah Bunda tidak kompak dalam menjalankan pengasuhan pada anak, anak menjadi frustrasi dan akan merangsang perilaku tantrum muncul. Setiap usia mempunyai tahap belajar. Sebagai orangtua, marilah belajar untuk menerapkan pola asuh positif pada anak-anak," pesan Harrista.

3 Hal yang Sering Memicu Balita Alami Tantrum

Dream - Tantrum atau mengamuk tak terkendali sering terjadi pada anak balita. Mereka bukan hanya menangis, tapi berguling, teriak, memukul orang di sekitar bahkan menyakiti diri sendiri.

Studi menunjukkan bahwa antara 60 dan 90 persen anak usia dua tahun kerap mengalami tantrum. Frekuensinya memuncak antara usia 2,5 hingga tiga tahun, dan bisa terjadi setiap hari. Pada usia lima tahun, frekuensinya akan jauh berkurang.

"Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mereka tidak dapat mengendalikan emosi karena memang belum matanya secara psikologis," kata psikolog anak Christina Rinaldi dari University of Alberta di Edmonton.

Apa yang dapat dikendalikan, setidaknya sampai batas tertentu, adalah situasi yang cenderung memicu kemarahan anak. Salah satunya adalah mencari tahu hal-hal sering memicu anak menjadi tantrum. Berikut daftarnya.

1. Lelah

Anak-anak suka sekali berlarian ke sana ke mari. Apalagi jika banyak teman atau saudaranya. Biasanya setelah main seharian, ia akan sangat kelelahan fisik dan mental dan menjadi sangat rewel hingga mengamuk.

Jika sudah begini, hal apapun akan membuatnya menangis dan sulit dikendalikan. Penting untuk tetap tidur siang dan mengajak istirahat setelah kelelahan. Mandikan dengan air hangat, lalu balur tubuhnya dengan minyak telon. Ajak ia tidur sambil beri pijatan.

 

2. Lapar dan haus

Rasa lapar dan haus yang dialami anak-anak kerap kali diabaikan. Saat perutnya kosong dan kehausan, anak jadi mudah sekali mengamuk. Mereka juga cenderung menolak apapun yang ditawarkan.

Untuk itu, jika selalu sediakan camilan atau susu dalam kemasan yang bisa dinikmati si kecil setiap saat. Sehingga, saat bermain ia bisa menikmati camilan dan tak kelaparan hingga menunggu waktu makan.

3. Orangtua yang 'pecah' perhatian
Perhatian memang sangat dibutuhkan anak-anak. Mereka pun akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya termasuk mengamuk. Biasanya, saat orangtua sedang melakukan sesuatu dan anak meminta perhatian lalu tak didapatkan, mereka akan tantrum.

Mengatasinya harus seimbang. Jika memang bisa langsung memberi perhatian, segera lakukan. Tapi jika sedang ada hal yang harus diselesaikan seperti telepon penting, mengurus pekerjaan, jelaskan pada anak. Setelah itu baru perhatian akan fokus kepadanya.

Sumber: Todays Parent

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Posisi saat berhubungan intim hingga asupan makanan yang dikonsumsi berpengaruh untuk hamil anak perempuan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Jangan sampai berlebihan karena efeknya malah bisa bikin berat badan anak tak kunjung bertambah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bikin Es Krim Sehat Warna-warni untuk Anak, Cuma 4 Bahan

Bikin Es Krim Sehat Warna-warni untuk Anak, Cuma 4 Bahan

Es krim bisa dibuat warna-warni dan sehat agar lebih menarik untuk dikonsumsi anak-anak. Membuatnya pun cuma butuh 4 bahan.

Baca Selengkapnya
Bikin 'Meleleh', Ayah Sigap Banget Kuncir Rambut Putrinya Saat Tunggu Kereta

Bikin 'Meleleh', Ayah Sigap Banget Kuncir Rambut Putrinya Saat Tunggu Kereta

Dengan hangat, sang ayah menyisiri rambut putrinya sambil berdiri.

Baca Selengkapnya
10 Rekomendasi Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Edisi Terbaru 2024

10 Rekomendasi Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Edisi Terbaru 2024

Jika anak Kamu mengalami berat badan yang tidak normal, berikut rekomendasi susu untuk menaikkan berat badan anak.

Baca Selengkapnya
Pengalaman Ibu Lepas Anak 6 Tahun Terbang Sendiri Liburan ke Aceh

Pengalaman Ibu Lepas Anak 6 Tahun Terbang Sendiri Liburan ke Aceh

Mungkin bisa jadi referensi bagi ayah bunda yang ingin melatih buah hatinya mandiri.

Baca Selengkapnya
Kocak Banget,  Belajar Sahur Si Gemas Lala Ngantuk Berat

Kocak Banget, Belajar Sahur Si Gemas Lala Ngantuk Berat

Bocah lucu ini berusaha sekuat tenaga untuk menahan kantuknya saat duduk di meja makan.

Baca Selengkapnya
Notes Pengasuh untuk Anak Agar Habiskan Bekal Bacanya Bikin Hati

Notes Pengasuh untuk Anak Agar Habiskan Bekal Bacanya Bikin Hati "Nyess"

Setiap hari, sang pengasuh membuat catatan manis biar si anak semangat menghabiskan bekalnya.

Baca Selengkapnya
BUNGKUS! Nyam Nyam Kenyang!

BUNGKUS! Nyam Nyam Kenyang!

Kalian pernah gak sih melihat video viral dan jadi terngiang-ngiang terus? Setiap mau makan selalu muncul, bikin bete gak sih sahabat dream?

Baca Selengkapnya