Pemicu Utama Ibu Milenial Kerap Mengalami Kecemasan
Dream - Adanya media sosial sangat berdampak pada kondisi psikologis seseorang. Terutama bagi ibu milenial yang memiliki kecenderungan kecemasan.
Saat seseorang menjadi ibu, level kecemasannya memang meningkat drastis. Faktor eksternal seperti komentar di media sosial atau melihat influencer, tak dipungkiri juga berdampak pada kondisi psikis.
Menurut Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog keluarga, ada tiga hal penyebab kecemasan ibu milenial. Pemicunya antara lain social media shaming (dipermalukan di media sosial), paradox of choices (pilihan dan keputusan) serta expectation to be perfect (obsesi untuk menjadi sempurna).
"Salah satu pemicu kecemasan yang banyak dialami ibu masa kini atau milenial, adalah mom shaming. Sebuah tindakan yang mengkritisi secara berlebihan tentang pola asuh. Padahal, yang mengkritisi pun nggak punya background sesuai. Kalau dulu hanya dikritik suami dan mertua, sekarang tetangga online," ujar Saskhya saat ditemui dalam acara My Baby Momversity di Jakarta Pusat, Kamis 5 Desember 2019.
Obsesi Menjadi Sempurna
Mom shaming dapat menyebabkan ibu tersinggung, merasa gagal, dan bisa meningkatkan risiko depresi. Ibu juga jadi bingung memilih hal yang terbaik untuk diri sendiri dan anaknya yang malah membuat kegalauan. Hal ini merupakan paradox of choices.
"Ternyata, kita bingung pola asuh mana yang harus dipilih. Akhirnya dicoba satu persatu, tapi kita jadi nggak percaya diri dengan apa yang dilakukan dan membuat pertumbuhan anak kurang optimal," ujar Saskhya.
Ibu milenial juga cenderung ingin menjadi seseorang yang sempurna dalam hal keluarga. Obsesi (expectation to be perfect) ini bisa membawanya pada kecemasan karena ingin segala sesuatunya sempurna.
"Setiap ibu pasti memiliki kegagalan, tapi yang dibutuhkan adalah konsistensi untuk tetap menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Konsisten kan bukan harus sempurna," kata Saskhya.
Anak Tunggal Cenderung Egois? Simak Pendapat Para Ahli
Dream - Memiliki anak merupakan sebuah tanggung jawab besar. Bukan hanya sekadar hamil, melahirkan dan memberinya nafkah materi, tapi sebuah komitmen jangka panjang atas amanah yang diberikan oleh Allah SWT.
Dibutuhkan kesiapan mental, fisik, finansial serta perencanaan masa depan yang baik saat anak hadir ke dunia. Tak heran kalau beberapa orangtua memutuskan untuk hanya memiliki satu anak saja.
Keberadaan anak tunggal ini kerap kali mendapat stigma negatif. Seperti manja, egois serta tak kenal kompromi karena dianggap terbiasa selalu dipenuhi keinginannya saat di rumah. Benarkah demikian?
Ketahui pendapat Denise Duval Tsioles, Ph.D., direktur Child Therapy Chicago dan Susan Newman, Ph.D., penulis buku "The Case for the Only Child: Your Essential Guide and Parenting an Only Child".
1. Anak tunggal tetap bisa mempelajari keterampilan sosial
Beberapa orang beranggapan bahwa ketika dibesarkan sebagai anak tunggal, maka anak tidak akan belajar berbagi, berkomunikasi atau berinteraksi dengan anak-anak lain. Pendapat ini sangat tidak tepat.
"Anak-anak memiliki banyak kesempatan untuk sosialisasi, terutama ketika mereka bersekolah. Mereka berinteraksi dengan anak-anak lain sepanjang hari di sekolah, selama kegiatan ekstrakurikuler dan di berbagai fungsi sosial dan teman sebaya lainnya," kata Duval.
Dalam sebuah studi berjudul "Good for Nothing: Number of Siblings and Friendship Nominations Among Adolescents,” yang diterbitkan dalam Journal of Family Issues, para peneliti meminta 13.500 anak-anak untuk menyebutkan sepuluh teman. Diketahui ternyata anak tunggal cukup populer di antara teman sebayanya dibanding mereka yang memiliki saudara.
2. Anak tunggal bakal kesepian?
Banyak yang bertanya, apakah anak akan merasa kesepian? Faktanya, justru memiliki waktu sendiri sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan bahkan dapat membentuk karakternya jadi lebih kuat.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin kesendirian dapat menyebabkan relaksasi dan mengurangi stres ketika individu secara aktif memilih untuk menyendiri. Menurut Newman lebih baik orangtua mengarahkan anak untuk memiliki kegiatan yang positif agar tak merasa kesepian.
3. Keuntungan menjadi anak tunggal
“Salah satu keuntungan menjadi anak tunggal adalah bahwa tidak ada persaingan saudara kandung, tidak ada perselisihan dan tidak ada agresi verbal antara saudara,” kata Dr. Newman.
Lagipula tak selamanya hubungan kakak beradik bisa berjalan baik, justru konflik terjadi seumur hidup. Saudara kandung tidak selalu saling menyukai, bahkan hingga dewasa.
4. Sering dianggap egois
Stereotip yang dimiliki banyak orang tentang anak tunggal sebenarnya berkaitan dengan temperamen. Menurut Dr. Duval Tsioles, beberapa anak tunggal dilahirkan dengan temperamen yang lebih sensitif, intens, dan reaktif.
"Anak tunggal cenderung perasa dan sangat reaktif. Jadi ketika sesuatu terjadi atau tidak berjalan seperti yang mereka bayangkan, mereka cenderung memiliki reaksi yang lebih kuat, dan dianggap sebagai keegoisan," ujar Duval.
Dalam artikel yang dipublikas di Scientific American yang mengatakan bahwa menjadi anak tunggal bukanlah cara yang negatif atau "kurang sehat" untuk tumbuh dewasa. Menjadi anak tunggal hanya salah satu cara dan keputusan yang berbeda, dari keluarga kebanyakan.
Sumber: PureWow
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Tubuh yang Jadi Tanda Kalau Level Cemas Sedang Sangat Tinggi
Banyak orang alami gejala kecemasan hingga menghambat kegiatan sehari-hari. Cegah dan atasi hal tersebut dengan beberapa kebiasaan sehat.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya Saat Dimanjakan Kakek 'Level Dewa', Dimomong Sejak Lahir hingga Diajak Lihat Ka'bah
Sang kakek begitu memanjakan sang cucu dan selalu ingin mengurusnya langsung.
Baca SelengkapnyaJangan Sepelekan Tidur Siang bagi Orang Dewasa, Intip 5 Manfaatnya yang Tak Terduga
Tidur siang memang bukan hanya sekadar keinginan untuk melepas rasa kantuk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tips Mengatasi Perut Kembung Saat Menstruasi, Biar Nggak Mengganggu Aktivitas Sehari-hari
Perubahan hormon ternyata bisa mempengaruhi pergerakan usus yang menyebabkan perut kembung.
Baca Selengkapnya3 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Jalani Puasa
Beberapa penyakit bisa dialami saat berpuasa. Terutama jika tidak terbiasa dengan pola makan baru. Hindari penyakit tersebut dengan memperhatikan beberapa hal.
Baca SelengkapnyaRekomendasi Peci Lebaran Berdasarkan Jenisnya, Saatnya Tampil Ganteng Maksimal
Berikut adalah beberapa rekomendasi peci Lebaran berdasarkan jenisnya yang bikin tampil ganteng maksimal. Yuk ikuti!
Baca Selengkapnya4 Tips Hindari Perut Kembung, Perayaan Malam Tahun Baru Bakal Lebih Enjoy
Jangan sia-siakan malam tahun baru yang seru hanya karena perut tak nyaman akibat kembung, ikuti tips-tips ini.
Baca SelengkapnyaPenuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul
Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.
Baca SelengkapnyaCara Mengatasi Cemburu Berlebihan pada Pasangan, Terapkan Jika Ingin Hubungan Sehat
Cemburu adalah salah satu emosi negatif yang berdampak buruk untuk sebuah hubungan. Yuk, simak cara ampuh untuk mengatasinya!
Baca Selengkapnya