PCC, Narkoba 'Gila' Sedang Mengintai Pelajar

Dream - Narkoba seakan tak ada habisnya 'menggempur' anak-anak dan pelajar . Selalu saja ada jenis baru yang efeknya makin mematikan.

Baru saja geger peredaran tablet PCC yang harganya murah dan merenggut nyawa satu pelajar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Bermula dari video viral di Facebook, yang menunjukan seorang pelajar berperilaku tanpa sadar dan penuh halusinasi seperti orang gila.

Ternyata pelajar tersebut mengonsumsi PCC. Obat ini merupakan campuran dari Somadril, Tramadol, dan PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol). Dari keterangan Kementerian Kesehatan melalui situsnya, ketiga jenis obat itu dicampur dan diminum secara bersamaan dengan menggunakan minuman keras oplosan.

Akibatnya, seorang siswa kelas 6 Sekolah Dasar dilaporkan meninggal. Banyak juga korban yang akhirnya dirawat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari.

“Pasien yang dirawat berusia antara 15-22 tahun mengalami gangguan kepribadian dan gangguan disorientasi, sebagian datang dalam kondisi delirium setelah menggunakan obat berbentuk tablet berwarna putih bertulisan PCC dengan kandungan obat belum diketahui,” ujar Menkes Prof. Nila Moeloek, seperti dikutip dari Kemkes.go.id.

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Arman Depari mengatakan, obat PCC sendiri merupakan obat keras yang berguna bagi orang yang memiliki penyakit jantung.
Meski bermanfaat untuk orang yang menderita penyakit jantung, ternyata efek sampingnya bisa sangat mengerikan ketika dikonsumsi secara berlebihan.

"(PCC) dapat digunakan untuk obat jantung, nah kalau dilihat dari kegunaannya bisa kita simpulkan bahwa ini, adalah obat keras," kata Arman di kantornya, Kamis 14 September 2017.

Gejala orang yang sudah mengonsumsi obat PCC akan merasa mual-mual, kejang-kejang dan seluruh badan akan terasa sakit. Orang tersebut juga akan hilang kesadaran dan mulai
berhalusinasi.

"Fungsi utamanya memang sebenarnya adalah untuk menghilangkan rasa sakit atau pain killer," ujar Arman.

Ternyata para pelajar mendapatkan obat tersebut awalnya secara gratis. Obat ini juga diketahui dijual dengan harga murah, yaitu Rp25.000 untuk 20 butir. Setelah mengonsumsinya, para
pelajar kehilangan kesadaran.

Mereka mengalami halusinasi parah. Satu pelajar yang meninggal diketahui merasa kepanasan dan menceburkan diri ke laut hingga akhirnya tewas. Sementara yang lain, berhalusinasi
sampai mengamuk dan harus dirawat sampai diikat di rumah sakit jiwa.

Campuran PCC mematikan
Dari keterangan yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) salah satu obat yang terdapat dalam PCC adalah karisoprodol. Obat ini digolongkan sebagai obat keras. Faktanya,
efek karisoprodol ini sangat tinggi daripada efek terapinya.

BPOM pada 2013 membatalkan izin edarnya. Ternyata obat yang mengandung zat aktif karisoprodol memiliki efek farmakologis sebagai relaksan otot. Sehingga, membuat pemakainya jadi sangat rileks, tapi ini hanya berlangsung singkat.

Saat di dalam tubuh akan segera dimetabolisme menjadi metabolit berupa senyawa Meprobamat yang menimbulkan efek menenangkan (sedatif). Penyalahgunaan Karisoprodol digunakan untuk menambah rasa percaya diri, sebagai obat penambah stamina, bahkan juga digunakan oleh pekerja seks komersial sebagai “obat kuat”.

BPOM, BNN dab Kementerian Kesehatan saat ini sedang menyelidiki secara detail obat PCC yang dicurigai sudah banyak beredar di kalangan pelajar. Awalnya diberikan secara gratis oleh pengedar, selanjutnya disuruh membeli.

Masyarakat pun diminta berperan aktif untuk mengungkap kasus ini. Jika memang ada laporan terkait PCC atau peredaran obat di kalangan pelajar bisa menghubungi 1-500-533 atau sms 0-8121-9999-533.