Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orangtua Sering Tak Sadar Penyebab Anak Bersikap Buruk

Orangtua Sering Tak Sadar Penyebab Anak Bersikap Buruk Ilustrasi

Dream - Otak dan emosi anak-anak belum berkembang sepenuhnya. Tak heran kalau anak biasanya menggunakan perilaku buruk sebagai alat untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan keadaan emosional mereka.

Terkadang, bisa jadi sikap buruk itu juga pertanda bahwa orangtua melakukan sesuatu yang salah, dan hukuman bukanlah solusi terbaik. Banyak orangtua tidak menyadari bagaimana tindakan mereka bisa menjadi alasan mengapa anak-anak berperilaku buruk.

Berikut beberapa sikap orangtua yang sering memicu perilaku anak bersikap buruk. Sebaiknya hindari hal berikut.

1. Terlalu banyak mengkritik
Kritik terus-menerus membuat siapa pun merasa mereka tidak pernah bisa mendapatkan sesuatu yang benar, dan anak-anak sangat rentan. Jika orangtua mengharapkan kesempurnaan dari anak-anaknya, tidak heran si kecil akan bersikap sesukanya. Hal yang lebih parah, perilaku destruktif dari pihak orangtua akan menimbulkan masalah yang membutuhkan bantuan kesehatan mental profesional.

2. Ayah ibu bukan tim yang kompak
Sesuatu yang biasa terjadi seperti konflik antara orangtua ketika menghadapi anak-anaknya. Ayah mengizinkan, sementara ibu melarang, hal ini membuat aturan di rumah jadi tidak konsisten. Hal ini membuat anak kerap berulah, karena berusaha mendapat pembelaan dari salah satu orangtuanya. Anak pun merasa itu 'senjata' mereka untuk mendapat hal yang diinginkannya.

3. Memberi anak-anak terlalu banyak pilihan
Orangtua kerap membuat beberapa pilihan pada anak, tetapi terlalu banyak pilihan dapat membuat anak kewalahan. Ketidakmampuan memilih, bagi anak-anak, pada akhirnya akan membuat kekacauan dan menimbulkan gangguan.

Cukup berikan dua pilihan, dan jelaskan secara detail efek serta konsekuensinya. Anak belum bisa berpikir kompleks, jadi lebih baik kerucutkan pilihan. Jika tidak, anak akan kebingungan dan kurang bisa menerima konskuensi. Dampaknya adalah sikap anak menjadi buruk.

4. Memberi perintah tanpa penjelasan
Orangtua kerap membesarkan anak-anak seperti 'tentara'. Berharap anak-anak akan melakukan apa yang diperintahkan tanpa memahami alasan. Anak-anak seiring pertambahan usia memiliki kemampuan berpikir yang kompleks.

Jika melarang sesuatu atau membuat aturan, berikan penjelasan secara detail. Bila kita tak menjelasakan anak akan memberontak dan terus protes melalui sikapnya yang buruk.

Sumber: Brightside

 

 

4 Tanda Orangtua Sudah Ajarkan Kecerdasan Emosi Pada Anak

Dream - Kecerdasan emosi (atau dikenal sebagai emotional quotient/ EQ) adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi sendiri dengan cara yang positif. Hal ini berdampak pada pengelolaan stres yang baik, mampu berkomunikasi secara efektif, berempati dengan orang lain, serta bisa mengatasi tantangan dan meredakan konflik.

Kecerdasan emosi didapatkan bukan dalam waktu singkat. Perlu diajarkan, dicontohkan dan dilatih terus-menerus sejak dini. Sebagai orangtua, apakah ayah bunda sudah mengejarkan kecerdasan emosi pada buah hati?

Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk anak adalah membantu mereka mengelola emosinya. Berikut tanda jika orangtua sudah mengajarkan kecerdasan emosi pada anak.

Orangtua melatih anak untuk tak impulsif
“Anak-anak pada dasarnya impulsif dan jika tidak dikendalikan mereka bisa menjadi orang dewasa yang impulsif,” kata Aleasa Word, pelatih kecerdasan emosional bersertifikat.

Impulsif merusak kecerdasan emosional, jadi ajari anak-anak untuk berhenti dan berpikir tentang apa yang mereka rasakan sebelum bertindak. Word menyarankan untuk menggunakan isyarat visual, seperti gelang khusus atau kata-kata pemicu untuk membantu anak-anak belajar cara berhenti. Jelaskan kepada anak-anak pentingnya meluangkan waktu lima detik untuk menanggapi apa pun, kecuali dalam keadaan darurat.

“Anak-anak saya sendiri telah melihat ke atas, melihat ke bawah, melihat ke kiri, dan melihat ke kanan secara rutin sebelum merespons, demi memaksa mereka untuk berhenti sejenak,” kata Word, dikutip dari Readers Digest.

 

Berdiskusi

Penting bagi orangtua untuk selalu meluangkan waktu berdiskusi dengan anak-anaknya. Hal yang dibahas bisa banyak hal, bukan hanya sekadar hal berat, tapi juga tema yang ringan. Kuncinya adalah saling mendengarkan.

“Miliki waktu bicara untuk keluarga adalah wajib,” kata Tom Kersting, seorang psikoterapis.

Rata-rata orangtua menghabiskan tiga setengah menit per minggu untuk percakapan yang bermakna dengan anak-anak mereka. Ini sangat kurang, coba buat rutinitas seluruh keluarga untuk berbincang selama 15 menit per malam.

 

Menerima emosi anak

Perasaan tidak ada yang benar atau salah, memang demikian adanya, dan setiap orang berhak atas perasaan mereka, termasuk anak saat mengalami perasaan tertentu. Selalu dorong anak untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui pertanyaan.

Misalnya, jika mereka terlihat sedih atau kesal dan tidak mau berbicara, orangtua dapat bertanya, 'Kakak/ adik terlihat murung diri hari ini, apakah sesuatu terjadi?. Jangan pernah menghakimi atau meragukan perasaan anak-anak. Cobalah berempati, bila tak punya kta positif yang ingin diucapkan lebih baik diam dan cukup beri pelukan hangat pada anak.

 

Puji saat anak mampu mengendalikan emosi

Membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosi adalah proses yang lambat tapi sangat layak. Jadi, penting bagi orangtua untuk memberi pujian dan merayakannya saat anak mempu mengendalikan emosi.

Akui situasi di mana anak membiarkan emosinya kacau tetapi tetap terkendali. Pujilah dia karena itu. Katakan, 'Aku suka caramu mengontrol emosi saat adik terus mengganggu. Itu cara yang bagus untuk menghadapinya'.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Gak Sih Waktu Paling Tepat Si Kecil untuk Sunat?

Ada Gak Sih Waktu Paling Tepat Si Kecil untuk Sunat?

Ada orangtua yang tak tega ketika anaknya masih kecil untuk disunat, ada juga yang ingin secepat mungkin.

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

"Orangtua yang gak konsisten bikin anak jadi bingung. Anak jadi gak ngerti sebenarnya boleh apa nggak?"

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Dia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.

Baca Selengkapnya
Wanita Ikut Tren Kirim Kuesioner Tentang Anak ke Orangtua, Jawaban Sang Ayah Bikin Banjir Air Mata

Wanita Ikut Tren Kirim Kuesioner Tentang Anak ke Orangtua, Jawaban Sang Ayah Bikin Banjir Air Mata

Sang ayah menyebut bahwa rasa sayang kepada anaknya tidak terukur.

Baca Selengkapnya