Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orangtua Bercerai, Pastikan Psikologis Anak Disiapkan

Orangtua Bercerai, Pastikan Psikologis Anak Disiapkan Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Perceraian apapun alasannya akan sangat berdampak bagi anak-anak. Kekhawatiran terbesar orangtua saat memutuskan bercerai salah satunya adalah buah hati. Sebisa mungkin, jangan libatkan anak dalam konflik menyakitkan dan berkepanjangan.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengatasi perceraian orangtua dengan baik, asalkan masa depan anak dibahas dengan penuh kebijaksanaan. Penting juga diketahui faktor risiko utama anak-anak ketika orangtua bercerai adalah ketika situasi ekonomi anak memburuk, ketika salah satu orang tua meninggalkan anak atau tidak tetap berhubungan dekat, saat orangtua terus bertengkar.

"Juga ketika salah satu atau kedua orangtua berantakan' dan berhenti menjadi orang tua yang bertanggung jawab, ini akan sangat menyedihkan bagi anak," kata Dr. Laura Markham, pendiri Aha Parenting, yang juga psikolog klinis.

Lalu bagaimana melindungi anak-anak dari dampak buruk perceraian orangtua?

1. Kesehatan emosi anak jadi prioritas
Pertama, bagi ayah dan ibu yang bercerai harus berkomitmen kalau kesehatan emosional anak adalah prioritas bersama. Mungkin orangtua tak lagi terikat pernikahan,tetapi akan selalu menjadi mitra pengasuhan anak. Terus tegaskan hal ini kepada diri sendiri setiap kali marah pada mantan pasangan. Terus tegaskan hal itu juga kepada mantan saat mencontohkan kedewasaan dalam semua interaksi.

 

Kehadiran Kedua Orangtuanya

2. Hindari bertengkar depan anak
Ini akan membutuhkan kedewasaan yang luar biasa, tetapi anggaplah itu untuk kepentingan terbaik untuk psikologis anak. Jika perlu, lakukan konseling bersama untuk bisa melakukan pengasuhan bersama setelah memutuskan bercerai.

3. Contohkan kedewasaan kepada anak selama proses perceraian
Misalnya, cobalah untuk menghindari konflik yang menciptakan hubungan yang lebih bermusuhan, dan sebagai gantinya gunakan mediasi. Cobalah untuk menyelesaikan masalah keuangan, administrasi kependudukan dengan cepat dan buat kesepakatan di atas kertas soal anak. Setelah itu hiduplah masing-masing.

4. Hal terbaik bagi anak adalah kehadiran kedua orangtuanya
Itu mungkin berarti hak asuh bersama, atau itu mungkin berarti bahwa anak-anak tinggal dengan satu orangtua tetapi sangat sering bertemu dengan orangtua lainnya. Ini secara dramatis meningkatkan kemungkinan anak akan lebih stabil secara emosi. Terus katakan pada diri sendiri bahwa anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya.

"Perlu ditekankan, hal yang paling merusak anak adalah perasaan ditinggalkan oleh salah satu orangtuanya. Dan itu terjadi pada begitu banyak anak yang ayahnya tidak memiliki banyak waktu," kata Laura.

Bukan Cerai yang Sakiti Anak, Tapi Pertikaian Tak Berkesudahan

Dream - Ramai diperbincangkan di media sosial unggahan Krisdayanti, Aurel, Azriel dan Raul Lemos. Hubungan mereka tampaknya mengalami pasang surut. Terutama antara Aurel, Azriel dan Krisdayanti (KD).

KD dan dua anaknya memang tak tinggal bersama. Setelah KD bercerai dengan Anang, Aurel dan Azriel tinggal bersama sang ayah dan diurus oleh Ashanty, ibu tirinya. Beberapa waktu lalu ada kesalahpahaman antara ibu dan anak ini, sampai membuat Aurel dan Azriel sangat sedih.

Bahkan kabarnya Aurel sampai harus konsultasi dengan psikolog. Perceraian kedua orangtuanya memang sudah lewat belasan tahun lalu, tapi tampaknya hubungan Aurel dan Azriel dengan KD saat ini masih belum baik.

Mellissa Grace, psikolog profesional, mengungkap fakta soal perceraian orangtua pada anak. Menurut lulusan Universitas Indonesia ini, bukan perceraian yang menyakiti anak, tapi pertikaian yang terus-menerus.

Unggahan Mellisa Grace soal perceraian

"Bukan perceraian yang menyakiti anak tetap kenyataan bahwa anak harus berada dalam situasi keluarga yang disfungsi atau terlibat dalam pertikaian terus-menerus bahkan setelah perceraian," tulis Mellisa di akun Instagramnya.

 

Anak Merasa Bersalah

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga anak-anak dan kesehatan mentalnya. Tak hanya itu, dikutip dari Halodoc, perceraian orangtua berdampak besar pada kondisi psikologis anak.

Salah satunya anak kerap merasa bersalah. Terutama jika perceraian terjadi saat anak di bawah usia 12 tahun. Pikiran anak-anak memang kerap kali belum matang, sehingga saat orangtua memutuskan untuk bercerai mereka akan merasa bahwa hal ini terjadi karenanya.

Anak bisa jadi merasa sangat bersalah, apalagi jika anak masih berusia di bawah 12 tahun. Anak tergolong sangat rapuh dalam menghadapi hal ini dan merasa jika dunia mereka menjadi berantakan setelah kedua orangtua bercerai.

Untuk itu sangat dibutuhkan kebijaksanaan orangtua dari kedua belah pihak. Hal ini demi menjaga kesehatan mental anak pasca perceraian tetap baik.

Saat Putuskan Bercerai, Hindari Lakukan 3 Hal Ini Demi Anak

Dream - Saat memutuskan untuk menikah dan berkeluarga, tak ada pasangan yang ingin bercerai. Sayangnya, keadaan seringkali memaksa. Keputusan bercerai diambil dan semua rencana masa depan berubah total.

Termasuk soal kehidupan anak-anak. Bercerai saja sudah sangat menyakiti anak. Jangan sampai memperburuk keadaan dengan melakukan kesalahan-kesalahan ini.

1. Membiarkan emosi mengendalikan diri
Sesulit apa pun keadaannya, meluapkan kemarahan, dan emosi negatif lainnya adalah hal yang harus dihindari terutama di depan anak. Bersikap impulsif penuh emosi karena dengki dengan menolak kunjungan, melemparkan barang-barang pasangan atau dengan sengaja mencegah anak-anak terikat dengan pasangan baru mantan akan berefek buruk.

Anak bisa menjadi trauma. Bisa saja mereka menyalahkan dirinya sendiri dan memicu depresi.

2. Curhat di media sosial

Mencurahkan perasaan di media sosial bukanlah hal yang baik, terutama saat proses perceraiaan. Mengirim kata-kata yang buruk dan menjatuhkan pasangan bisa menjadi bumerang. Tentunya hal itu bisa berdampak negatif bagi diri sendiri dan anak-anak. Mereka bisa saja malu karena 'curhatan' orangtuanya yang bisa dibaca banyak orang.

3. Membawa anak pergi tanpa memberi tahu

Jika ingin membawa anak-anak pergi tentu saja harus mendapat izin dari pasangan karena biar bagaimana pun pasangan tetap memiliki hak terhadap anak-anak. Jangan meminta izin pada pasangan pada menit-menit terakhir. Bisa memperkeruh keadaan dan menempatkan anak di posisi yang sangat dilematis.

Laporan Ava Haprin/ Todays Parent

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.

Baca Selengkapnya
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anak Perempuan Suka Sekali Main Stiker, Ternyata Ada Penjelasan Psikologisnya

Anak Perempuan Suka Sekali Main Stiker, Ternyata Ada Penjelasan Psikologisnya

Saat anak perempuan mengumpulkan stiker, ternyata ada pemenuhan kebutuhan emosi.

Baca Selengkapnya
Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ada tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.

Baca Selengkapnya
Biarkan Anak Remaja Bersenang-senang, Demi Kesehatan Mentalnya

Biarkan Anak Remaja Bersenang-senang, Demi Kesehatan Mentalnya

Jangan sampai anak remaja terlalu dibebankan dengan kegiatan les dan akademik.

Baca Selengkapnya
Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Ego orangtua yang begitu tinggi malah membuat anak malah jadi menjauh.

Baca Selengkapnya
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.

Baca Selengkapnya
Bukti Nyata Emosi Pengaruhi Terhadap Kesehatan

Bukti Nyata Emosi Pengaruhi Terhadap Kesehatan

Emosi bisa pengaruhi pikiran dan tubuh seseorang. Yuk, simak lebih lanjut!

Baca Selengkapnya