Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nilainya Tinggi, Siswa Ini Ingin Berikan untuk Temannya

Nilainya Tinggi, Siswa Ini Ingin Berikan untuk Temannya Skor Ujian Anak Dapat A+ (Foto: Facebook Winston Lee)

Dream - Persaingan di kalangan anak-anak mulai terbentuk ketika mereka mendapat nilai di sekolah. Ada yang mendapat nilai tinggi dan rendah.

Siapa sangka perbedaan nilai yang signifikan juga bisa membuat anak-anak, terutama remaja jadi lebih bersimpati.

Sebuah pengalaman manis dituliskan oleh Winston Lee, seorang guru sejarah di Letcher County Central High School di Whitesburg, Kentucky, Amerika Serikat. Sepanjang kariernya sebagai guru, baru kali ini ia mendapat pesan dari muridnya di kertas ulangan.

Isi pesan tersebut ditulis oleh anak seorang remaja kelas 2 SMA, yang meminta Lee untuk memberikan bonus nilainya pada temannya yang nilainya kecil.

 

Ingin Berikan Bonus Nilainya

Muridnya tersebut mendapat nilai A+ untuk pelajaran sejarah. Dengan nilai tersebut, sang murid juga berhak mendapat bonus nilai tambahan.

"If you could, can you give my bonus points to whoever scores the lowest?," tulis murid tersebut.

Artinya "Jika bisa, bisakah kamu memberikan poin bonusku untuk mereka yang memiliki nilai terendah". Muridnya tersebut mendapat nilai A+ untuk beberapa mata pelajaran dan berhak mendapat bonus.

"Aku sangat terkejut. Dia tipe murid yang bersemangat di kelas. Kami pernah berdebat karena beda pandangan politik, tapi dia tetap sopan dan hangat dan pintar," kata Lee, seperti dikutip dari Bored Panda.

Lee tak menyebutkan secara jelas siapa nama muridnya. Ia mengunggah kertas ulangan dengan tulisan sang murid di Facebook dan menjadi viral.

Viral, Dosen UII Persilakan Mahasiswinya Boyong Bayi ke Kelas

Dream - Menyelesaikan tugas laporan dan presentasi merupakan kewajiban para mahasiswa dan mahasiswi. Dalam kondisi apapun, tugas harus diselesaikan demi memenuhi kewajiban mata kuliah dengan baik dan mendapat nilai.

Seorang mahasiswi Pasca Sarjana Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, menyadari betul hal tersebut. Ia pun menjalani presentasi, sambil membawa bayi perempuannya yang dititipkan di luar kelas bersama neneknya.

Mahasiswi tersebut lalu meminta izin pada dosennya, Abdul Gaffar Karim, untuk mendapat giliran presentasi pertama agar bisa segera menenangkan bayinya yang menangis di luar kelas. Abdul justru merasa terenyuh dan meminta mahasiswinya itu untuk membawa masuk bayinya.

Mahasiswi tersebut awalnya ragu, tapi Abdul yang merupakan dosen Fakultas Hukum itu meyakinkannya. Bayi itu lalu diboyong masuk ke kelas. Saat mahasiswi yang juga seorang ibu tersebut melakukan presentasi, Abdul dengan senang hati menggendong bayinya.

 

Viral di Media Sosial

Momen yang menghangatkan hati itu diceritakan Abdul di akun Facebooknya yang kemudian viral. Banyak yang salut dengan Abdul karena membuat kelas mata kuliah menjadi sangat ramah bagi ibu dan bayinya.

"Dia menyerahkan bayinya padaku, dan kembali ke tempat duduk untuk siap-siap presentasi. Aku lanjut menyimak presentasi mahasiswa sambil menggendong bayi lucu ini. Lecturing and baby-sitting, why not. Seorang pendidik harus punya kendali penuh atas proses belajar bukan?," tulisnya.

Semoga makin banyak kelas-kelas di kampus yang ramah bagi ibu dan anak. Salut, pak dosen!

Wow, Bocah 9 Tahun Bisa Pecahkan Soal Matematika Level Universitas

Dream - Soal Matematika yang diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar, tingkat kesulitannya tentu berbeda untuk mahasiswa jurusan Matematika. Bagi Shogo Ando, soal Matematika tingkat Universitas, justru bisa diselesaikannya dengan mudah.

Shogo masih berusia 9 tahun, ia merupakan murid kelas 4 di sekolah kawasan Nishinomiya, Prefektur Hyogo. Bocah ini sangat suka dengan matematika. Pada Oktober 2019 lalu, Shogo menjalani ujian Matematika Suken Kyu tingkat 1.

Hasilnya, skor Shogo paling tinggi. Tingkat kesulitan soal yang diberikan merupakan level universitas. Shogo mengalahkan rekor Hiroto Takahashi, yang lulus tes saat berusia 11 tahun.

 

 

Belajar Intensif di Usia 7 Tahun

Shogo mulai belajar matematika lebih dalam di usia 7 tahun. Setelah lulus tes, dan mendapat skor tertinggi, Shogo berharap kemampuannya bisa membantu masyarakat

"Saya ingin menggunakan pengetahuan matematika saya dan berkontribusi pada masyarakat melalui penelitian, seperti menghentikan pemanasan global," kata bocah itu, seperti dikutip dari Japan Times.

Tes ini tersedia dalam 14 level, mulai dari level prasekolah hingga perguruan tinggi. Lebih dari 350 ribu rang mengikuti tes ini setiap tahun. Tes Kyu mencakup berbagai sub mata pelajaran matematika seperti fungsi multivariabel dan ruang linear metrik.

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

Usia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Biarkan Anak Remaja Bersenang-senang, Demi Kesehatan Mentalnya

Biarkan Anak Remaja Bersenang-senang, Demi Kesehatan Mentalnya

Jangan sampai anak remaja terlalu dibebankan dengan kegiatan les dan akademik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.

Baca Selengkapnya
Studi Ungkap Tekanan Sosial Bikin Kreativitas Anak Perempuan Tak Berkembang

Studi Ungkap Tekanan Sosial Bikin Kreativitas Anak Perempuan Tak Berkembang

Ternyata saat bermain, anak perempuan cenderung perfeksionis dan takut gagal karena tekanan yang diberikan kepada mereka.

Baca Selengkapnya
Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

"Orangtua yang gak konsisten bikin anak jadi bingung. Anak jadi gak ngerti sebenarnya boleh apa nggak?"

Baca Selengkapnya
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Aksi Siswa Laki-laki Tidak Ambil Kesempatan 'Cuci Mata' dengan Menjaga Pandangan Saat Teman Wanita Menari Ini Banjir Pujian

Aksi Siswa Laki-laki Tidak Ambil Kesempatan 'Cuci Mata' dengan Menjaga Pandangan Saat Teman Wanita Menari Ini Banjir Pujian

Anak-anak muda tersebut lebih memilih untuk 'menundukkan' pandangan daripada melihat pertunjukan tarian teman perempuan mereka.

Baca Selengkapnya