Miris, Ibu Tak Mandi 3 Hari karena Ayah Tak Mau Jaga Bayi

Dream - Masih banyak orang menganggap kalau mengasuh anak merupakan tugas ibu aja. Ayah tak perlu berkontribusi karena sudah sibuk mencari uang. Konsep tersebut tentu saja salah besar.

Seperti pengalaman yang sangat miris seorang ibu. Ia sampai tak mandi tiga hari karena suaminya tak mau menjaga bayi mereka lebih dari dua menit. Cerita tersebut terungkap di situs Reddit.

Awalnya ia bertanya soal bagaimana caranya meminta suami agar terlibat dalam pengasuhan anak. Pasalnya, sang suami selalu menolak jika ia ingin mandi dan memintanya menjaga bayi mereka.

Baru pindah

Ternyata keluarga kecil ini baru saja pindah ke rumah keluarga, jadi di dalam rumah tersebut ada banyak saudara. Mereka sedang mencari rumah yang agak besar dan nyaman.

Sebelumnya, sebelum pindah sang ibu mandi dengan membiarkan pintu terbuka. Sehingga saat mandi, ia tetap bisa mengawasi bayinya.

Suami selalu menolak

"Saya tidak bisa melakukannya di sini karena ini adalah rumah yang penuh dengan keluarga dan itu tidak pantas," ungkapnya.

Meminta bantuan pada keluarga lain menurutnya tak mungkin. Pasalnya ia merasa tak enak karena sudah merepotkan dengan pindah ke rumah tersebut. Menambahnya lagi dengan meminta menjaga bayi saat mandi menurutnya akan semakin membuat tak enak.

Sang suami rupanya selalu menolak saat diminta menjaga bayi sementara sang istri mandi. Akhirnya, ia hanya mandi tiga hari sekali itu pun harus kurang dari dua menit.

Komentar

Setelah ibu yang frustrasi menyuarakan keprihatinannya di Reddit, banyak komentar pedas bermunculan. Sebagian besar menganggap sang suami seperti tak punya hati.

“Sungguh tidak adil bahwa suami kamu selalu menolak untuk berkompromi," tulis salah satu komentar.

"Aku tidak menyangka ada suami yang seperti ini, sangat menyedihkan," komentar lainnya.

"Sepertinya kau punya dua bayi," komentar yang cukup menohok.

Sumber: Daily Star

Dibandingkan Peran Ibu, Menjadi Ayah Lebih Menyenangkan?

Dream - Menjadi orangtua adalah sebuah proses panjang. Dibutuhkan kerja sama antara ayah dan ibu untuk mengurus anak. Keduanya memiliki peran masing-masing dalam perkembangan dan pertumbuhan mental serta fisik anak.

Jika dibandingkan, siapa yang lebih menikmati perannya sebagai orangtua? Ayah atau ibu? Sebuah penelitian berusaha menjawab pertanyaan.

Ternyata menurut penelitian yang dilakukan tim dari Cornell University yang dipublikasikan dalam American Sociological, level kesenangan menjadi orangtua lebih tinggi pada pihak ayah.

Dari penelitian tersebut diketahui, setelah menjadi ibu, seorang perempuan akan merasa lebih sedikit merasa bahagia, lebih banyak dan stres dan sering merasa kelelahan. Ada beberapa faktor kunci yang membantu menjelaskan mengapa hal ini terjadi.

Sebagai permulaan, deskripsi pekerjaan untuk "ayah" jauh lebih mudah dikelola daripada deskripsi pekerjaan untuk "ibu". Ada model yang lebih fleksibel dan lebih realistis tentang apa artinya menjadi "ayah yang baik" dibandingkan dengan menjadi "ibu yang baik ibu.

Tekanan Peran

Banyak model 'ayah yang baik' muncul dengan menekankan pada kontribusi ayah sebagai pencari nafkah. Keberadaan beberapa model dapat membuat ayah kurang rentan terhadap tekanan peran dan sulit memenuhi harapan sosial dan memberikan lebih banyak ruang untuk kesenangan," ungkap Kelly Musick, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Today Parents.

Sementara bagi ibu, model 'ibu yang baik' yaitu yang berkomitmen, selalu ada, dan sangat terlibat dalam pengasuhan anak. Baik itu ibu rumah tangga maupun ibu bekerja.

"Para ibu mungkin lebih konsisten dalam mengasuh anak daripada ayah, tetapi mereka mungkin juga mengalami lebih banyak tekanan. Begitu banyak yang menuntut peran ibu secara luar biasa bahkan menuju sempurna," ujar Musick.

Kondisi tersebut lah yang membuat ibu semacam ingin menjadi sosok yang serba bisa dan sempurna. Tuntutan peran, termasuk kondisi sosial ini rupanya sangat berpengaruh pada level kebahagiaan ibu menjadi orangtua.