Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Orang Selalu Pakai Masker, Apa Dampaknya Bagi Anak?

Melihat Orang Selalu Pakai Masker, Apa Dampaknya Bagi Anak? Anak Pakai Masker

Dream - Melihat wajah orang yang ditemui membuat anak bisa mempelajari emosi dan berempati. Dalam situasi pandemi, masker jadi benda yang wajib dikenakan.

Anak pun tak bisa melihat jelas ekspresi emosi lawan bicaranya dan orang yang ditemui. Bisa juga anak beranggapan kalau kondisi di luar sangat tidak aman, takut, khawatir dan jadi mudah merasa cemas.

Kondisi sekarang memang bukanlah yang ideal bagi tumbuh kembang mental dan emosi anak. Erin Mueller, seorang psikolog anak, memiliki pendapat terkait hal ini. Menurutnya, melihat orang sekeliling mengenakan masker justru akan membuat anak banyak belajar dan mengembangkan keterampilannya.

“Perkembangan selama masa kanak-kanak menunjukkan perubahan yang cukup besar, dan situasi pandemi ini dapat dipulihkan melalui ketahanannya,” kata Dr. Erin Mueller.

 

Jelaskan Fungsi Masker

Anak-anak, menurut Erin, pada dasarnya cukup tangguh asalkan didampingi dengan baik menghadapi situasi yang kerap membuatnya cemas. Ceritakan pada anak kalau masker seperti 'senjata pelindung', bukan hal yang menakutkan.

"Anak-anak harus diajari untuk memahami bahwa topeng tidak menghilangkan ekspresi kasih sayang. Pada usia yang lebih muda, anak-anak mungkin tak bisa melihat ekspresi wajah lawan bicaranya. Nah, orangtua dapat membantu mereka memahami konsep ini dengan mengenakan dan melepas masker sambil menunjukkan beragam ekspresi emosi," kata Mueller.

Bisa juga membiasakan anak meperhatikan nada suara, gerakan mata dan alis, gerakan tangan dan postur tubuh. Hal ini bisa dilakukan permainan menebak emosi menggunakan masker.

“Misalnya ibu atau ayah mengenakan masker dan menampilkan ragam emosi, seperti penuh semangat, gembira, sedih, marah dan minta anak untuk menebaknya. Dengan begitu anak tidak menjadi pribadi yang dingin dan kaku dan bisa menangkap emosi orang lain meskipun di balik masker," kata Mueller.

Menguak Dampak Pandemi Covid-19 Pada Mental Buah Hati

Dream - Kondisi pandemi membuat anak-anak tak bisa sekolah, termasuk bermain bebas dan melakukan aktivitas untuk tumbuh kembangnya yang optimal. Sejak Maret 2019 hingga kini belum ada tanda-tanda signifikan kasus Covid-19 di Indonesia mereda.

Adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan. Seluruh orang dipaksa melakukan adaptasi secara cepat, anak-anak pun demikian. Tak bisa dipungkiri kalau pandemi mengubah banyak hal, termasuk perkembangan mental dan psikologis anak.

Pandemi bukan hanya berdampak negatif, tapi juga positif bagi anak. Perubahan apa saja yang bisa terjadi pada anak karena pandemi? Yuk simak, Ayah Bunda.

1. Anak-anak akan lebih paham teknologi 
Apakah buah hati sekarang tahu cara mematikan/ menyalakan mikrofon saat Zoom meeting atau Google meet? Termasuk mengoperasikan aplikasi belajar online dan melakukan persiapan teknis lainnya?

Pandemi membuat anak-anak jadi lebih banyak belajar teknologi. Laptop, PC, tablet, gadget apapun bahkan anak usia TK sudah bisa mengoperasikannya. Mereka jadi lebih melek teknologi.

“Karena pembelajaran jarak jauh dan waktu tatap muka yang lebih sedikit, anak-anak yang lebih kecil telah belajar cara menggunakan perangkat, aplikasi, dan program yang sebelumnya tidak dapat mereka akses atau gunakan. Sejak awal pandemi, banyak anak secara alami beradaptasi dengan cara baru (virtual) untuk belajar dan bersosialisasi," ungkap Dr. Ann-Louise Lockhart, seorang psikolog anak.

Gadget tampaknya kini harus dilihat sebagai pendukung anak-anak belajar. Orangtua juga harus aktif belajar tekonologi.

 

2. Anak akan lebih cemas dan waspada terhadap interaksi sosial

Lebih dari 6 bulan anak-anak tak melakukan banyak interaksi sosial. Anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan berkomunikasi dengan keluarga dekat saja. Kondisi ini akan membuat anak akan mudah cemas saat berinteraksi dengan banyak orang.

"Mereka mungkin akan senang bertemu teman sebayanya, tapi juga penuh ketakutan akan virus dan dampaknya jika saling berdekatan. Semacam kontradiktif yang membuatnya sangat cemas dan tak nyaman," ujar Lockhart.

 

3. Hubungan yang lebih bermakna dengan keluarga dan teman

Pandemi memaksa anak dan keluarga terus bersama dalam rumah. Pertengkaran, konflik, diskusi serta toleransi dan berusaha saling mengerti terjadi setiap hari. Sebenarnya ini adalah waktu yang tepat untuk mengikat dan mengembangkan rasa aman, yang dapat diterjemahkan ke dalam peningkatan kepercayaan diri dan kebahagiaan di kemudian hari.

“Anak-anak yang besar mendapat kesempatan untuk berlatih bertanggung jawab dan memimpin. Anak-anak yang kecil juga bisa belajar mandiri. Orangtua pun lebih mengenal anak-anaknya secara dalam," ungkap Lockhart.

 

4. Lebih adaptif

Kondisi pandemi yang paling terasa adalah ketidakpastian. Belum ada yang bisa memastikan kapan virus ini akan mereda, tetapi sisi positifnya adalah bahwa semua ketidakpastian ini bisa melatih anak-anak lebih fleksibel dan adaptif dengan keadaan.

“Anak-anak belajar bahwa hidup tidak selalu mudah, dapat diprediksi atau direncanakan dengan rapi. Sebagai akibat dari pandemi ini, saya yakin mereka akan belajar bahwa tidak masalah membuat rencana dan memiliki tujuan tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sama pentingnya," ungkap Lockhart.

Sumber: PureWow

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Psikolog Jelaskan Alasan Konten ASMR Favorit Banyak Orang
Psikolog Jelaskan Alasan Konten ASMR Favorit Banyak Orang

ASMR tidak hanya membuat seseorang lapar atau mudah tertidur. Mendengarkannya juga bisa memiliki manfaat kesehatan.

Baca Selengkapnya
5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog
5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.

Baca Selengkapnya
Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan
Anjuran Psikolog Hadapi Rengekan Anak yang Mengeluh Bosan

Jangan langsung membantunya mencari kegiatan ketika ia mengeluh bosan.

Baca Selengkapnya
Tepat Memilih Masker Wajah, Beda Masalah Kulit Beda Juga Solusinya
Tepat Memilih Masker Wajah, Beda Masalah Kulit Beda Juga Solusinya

Pilihlah jenis masker yang sesuai dengan kebutuhan kulit kamu untuk hasil yang optimal.

Baca Selengkapnya
Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan
Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Perhatikan betul kenyamanan anak dan asupannya selama perjalanan.

Baca Selengkapnya
Anak Kecil Ini Jadi Dokter dan Dinikahi Keturunan Keraton Solo, Dulu Pernah Hidup Nelangsa
Anak Kecil Ini Jadi Dokter dan Dinikahi Keturunan Keraton Solo, Dulu Pernah Hidup Nelangsa

Bocah perempuan ini tumbuh menjadi selebriti sekaligus Dokter.

Baca Selengkapnya
Bungkus! Tebak kopi Sachet
Bungkus! Tebak kopi Sachet

Sahabat dream, kalian suka minum kopi sachet gak nih? Kalau pernah, pasti bisa dong jawab tebakan ini.

Baca Selengkapnya