Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masuki Usia ABG, Anak Butuh Keterampilan Ini

Masuki Usia ABG, Anak Butuh Keterampilan Ini Ilustrasi

Dream - Kualitas tumbuh kembang anak tentunya bukan hanya dari aspek fisik, tapi juga psikis. Terutama pada anak-anak yang memasuki usia remaja, yaitu 11 hingga 13 tahun.

Penting bagi orangtua untuk membekali keterampilan psikologis dan sosial pada anak terutama ketika mereka memasuki usia ABG atau remaja. Hal apa saja yang penting diajarkan? Yuk simak.

1. Komunikasi
Anak-anak membutuhkan interaksi pribadi dengan sentuhan tinggi setiap hari untuk membangun keterampilan sosial-emosional yang sehat, termasuk kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka harus mempertimbangkan apa yang ingin mereka komunikasikan dan cara paling efektif untuk membagikannya. Luangkan waktu setiap hari untuk mendengarkan dan menanggapi anak tanpa gangguan.

2. Berpikir kritis
Kita hidup di dunia yang kompleks di mana orang dewasa dituntut untuk menganalisis informasi dan membuat keputusan tentang banyak hal setiap hari. Salah satu cara terbaik untuk membangun pemikiran kritis adalah melalui permainan yang kaya dan terbuka.

Pastikan anak memiliki waktu setiap hari untuk bermain sendiri atau bersama teman-temannya. Permainan ini mungkin termasuk mengambil peran (berpura-pura menjadi pemadam kebakaran atau pahlawan super), membangun struktur, bermain permainan papan, atau bermain di luar permainan fisik, seperti petak umpet. Hal ini dapat merangsang pemikirannya jadi lebih kritis.

 

Lakukan Juga Hal Ini

3. Fokus dan Kontrol Diri
Anak-anak berkembang dengan jadwal, kebiasaan, dan rutinitas, yang tidak hanya menciptakan rasa aman, tetapi juga membantu anak-anak belajar pengendalian diri dan fokus. Bicarakan dengan anak tentang apa yang diharapkan setiap hari. Atur rumah sehingga anak tahu di mana harus meletakkan sepatu, mantel, dan barang-barang pribadi. Kita hidup di dunia yang bising dan penuh gangguan, sehingga aktivitas yang tenang seperti membaca buku, menikmati aktivitas sensorik, atau menyelesaikan teka-teki bersama dapat membantu anak meningkatkan fokus.

4. Mencuci dan Membersihkan rumah
Ini bukan berarti membersihkan rumah secara total, tetapi untuk melatih kesadaran dan keterampilan anak akan kebersihan rumah, seperti mengepel, mencuci baju sendiri dan sebagainya. Hal ini berlaku baik pada anak perempuan maupun laki-laki. Semua gender memiliki tanggung jawab yang sama untuk membersihkan rumah. Misalnya dengan membiasakan anak untuk membereskan mainannya sendiri setelah selesai digunakan, meletakkan baju yang kotor pada tempatnya dan membereskan lantai saat minuman tumpah.

5. Manajemen waktu
Mengatur waktu ini juga cukup penting diajarkan pada anak. Keterampilan untuk anak yang satu ini akan melatihnya agar ia dapat menghargai waktu bagi dirinya sendiri dan juga orang lain. Hal ini akan menimbulkan kesadaran akan kapan ia harus belajar agar tidak tertinggal pelajaran, kapan ia harus bermain, kapan ia harus membersihkan rumah hingga kapan ia harus meluangkan waktu untuk keluarga. Mulailah untuk ajarkan anak bangun pagi secara mandiri, mengatur waktu yang dibutuhkan untuk mandi dan mengatur waktu untuk bermain dan belajar.

Laporan Baiq Nurul/ Sumber: Fimela

Kecerdasan Emosi Anak Lelaki yang Penting Diajarkan Ayah

Dream - Perbedaan sikap orangtua pada anak lelaki dan perempuan akan sangat berpengaruh pada kecerdasan emosinya. Anak lelaki dan perempuan kerap diajari untuk berkomunikasi secara berbeda dari wanita.

Bila anak perempuan didorong untuk membicarakan emosi mereka dan diberi alat untuk melakukannya, pada anak laki-laki cenderung didorong untuk menutup emosi mereka. Tanpa disadari, hal ini memengaruhi kehidupan anak laki-laki. Mereka jadi tidak mampu mengatasi emosinya, mengalami kecemasan, stres, dan kemampuannya menjalani hubungan pribadi secara jangka panjang.

"Penelitian sebenarnya menunjukkan bahwa anak perempuan dan anak laki-laki memiliki cara yang sangat berbeda dalam berkomunikasi dengan orang tua,” kata Dr. Gaile Dines, Presiden dan CEO Culture Reframed, dan Profesor Emeritus Sosiologi dan Studi Wanita Wheelock College, Boston, dikutip dari Fatherly.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi, memberi label dengan benar, dan menggunakan informasi emosional untuk memengaruhi pikiran dan tindakan.

 

Pembicaraan Lebih Terbuka Saat Tak Ada Kontak Mata

Menurut Dines, penting bagi anak lelaki untuk dibimbing oleh ayahnya terkait kecerdasan emosi. Saat ayah berbicara dengan anak laki-laki, hal itu cenderung lebih tentang olahraga atau aktivitas dan hanya sedikit tentang kosakata emosional.

Jadi, bagaimana ayah membangun kecerdasan emosi dengan anak lelakinya?

"Apapun yang tidak ada kontak mata. Bersepeda. Berada di dalam mobil. Aktivitas apa pun yang tidak melihat mata secara langsung. Sebenarnya anak laki-laki lebih baik berbicara ketika tidak ada kontak mata," ujar Dines.

 

Menjadi Contoh

Ada juga jenis pertanyaan yang diajukan seperti pertanyaan terbuka yang tidak memerlukan ya atau tidak. Tanyakan saja dengan lembut yang membutuhkan keterlibatan verbal.

"Jadi bukan 'apa harimu menyenangkan di sekolah?' tapi 'di sekolah ada yang bikin kesal gak?', pertanyaan yang memancing anak menceritakan perasaanya," kata Dines.

Orangtua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu anak-anak mengembangkan kosa kata emosi dan memberi tahu anak laki-laki bahwa berbicara tentang memiliki emosi sangat normal dan bisa membicarakannya. Hal itu juga merupakan cara yang sehat.

"Ingat, bukan hanya menyuruh anak untuk memiliki emosi yang baik, tapi menjadi contoh. Anak akan melihat emosi ayah saat menghadapi ibunya, dirinya dan orang-orang di sekitarnya," ujar Dines.

Perubahan Pria Menjadi Ayah Seperti Tahap Pubertas

Dream - Hadirnya anak ke dunia memang sangat mengubah kepribadian para orangtua. Bukan hanya ibu, tapi juga ayah secara psikologis. Saat seorang pria menjadi ayah, level testosteronnya menurun, oksitosin meningkat, dan siklus tidurnya pun bergeser.

Itu hanya permulaan. Semua perubahan ini dapat menyebabkan pergeseran kepribadian, peningkatan kesabaran dan empati, kerentanan, dan kesedihan. Depresi pascapartum bagi para ayah adalah pengalaman yang umum. Begitu pula dengan kematangan emosional, dan kelembutan dari seorang pria.

Menjadi seorang ayah adalah metamorfosis. Ketika pria menjadi ayah, mereka memasuki fase kehidupan baru, yang sangat berbeda dari yang terakhir.

"Seolah-olah mereka mencapai pubertas untuk kedua kalinya. Ada perubahan hormonal. Begitu juga dengan perubahan emosional. Masyarakat juga memandang secara berbeda. Ayah dan remaja baru memiliki banyak kesamaan," kata Shane Owens, Ph.D, seorang psikolog, seperti dikutip dari Fatherly.

 

Pengaruhi Tingkat Kedewasaan

Shane mengungkap kalau dirinya mendapati beberapa pria mengalami pergolakan total saat menjadi seorang ayah. Ini seperti pubertas kedua.

"Perubahan paling besar yang dapat saya pikirkan adalah perasaan bahwa alam semesta jauh lebih besar dan di luar kendali daripada yang kita kira," kata Owens.

Beberapa ayah mengungkap kalau mengalami tingkat kematangan emosional yang paling baik justru bukan saat anak pertamanya lahir. Justru kedewasaan muncul setelah lahirnya anak ketiga.

Peran ayah memang dapat memengaruhi tingkat kedewasaan, penelitian menunjukkan bahwa menjadi ayah yang baru menyebabkan perubahan fisiologis pada pria, meskipun mereka tidak menyadarinya.

Setelah menjadi ayah, kadar testosteron ayah menurun, penulis studi tahun 2016 menemukan. Sebuah tinjauan yang diterbitkan tahun lalu menyelidiki bagaimana penurunan testosteron ini dari sudut pandang evolusi. Pria dengan testosteron rendah cenderung kurang agresif dan lebih tertarik untuk bersarang (berumah tangga dengan baik) daripada berburu pasangan.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Skill yang Wajib Dimiliki Anak tapi Suka Lupa Diajarkan Orangtua Menurut Psikolog

Skill yang Wajib Dimiliki Anak tapi Suka Lupa Diajarkan Orangtua Menurut Psikolog

Vera mengingatkan orangtua untuk melatih anak-anaknya membuat pilihan untuk hidupnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ini Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental

Ada tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Ganjar Pranowo Imbau Anak Muda Tak Menikah Dini: Siapkan Mental dan Fisik

Ganjar Pranowo Imbau Anak Muda Tak Menikah Dini: Siapkan Mental dan Fisik

Selain mental dan fisik, kata dia, menikah juga membutuhkan edukasi yang baik.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.

Baca Selengkapnya
4 Pemicu Anak Sering Keluhkan Sakit Perut, Bisa karena Gangguan Psikologis

4 Pemicu Anak Sering Keluhkan Sakit Perut, Bisa karena Gangguan Psikologis

Banyak orangtua yang langsung menanyakan makanan/ minuman yang dikonsumsi anak sebelum mengeluhkan sakit perut.

Baca Selengkapnya
7 Arti Mimpi Anak Buang Air Besar dan Membersihkannya, Gambaran Tanggungjawab yang Tinggi

7 Arti Mimpi Anak Buang Air Besar dan Membersihkannya, Gambaran Tanggungjawab yang Tinggi

Mimpi adalah cara otak untuk memroses informasi, mengorganisir pengalaman, atau merespon impuls dan emosi yang mungkin tidak terungkap saat kita sadar.

Baca Selengkapnya