Ketahui Perubahan Psikologis Ibu Tiap Trimester Kehamilan
Dream - Mengandung buah hati, rasanya memang campur aduk. Antara haru, senang, panik, khawatir melebur jadi satu. Hal ini dipengaruhi oleh hormon dan juga kepribadian ibu. Tiap trimester, ibu cenderung akan mengalami kondisi psikologis tertentu.
Menurut Tara de Thouars, psikolog klinis dewasa Universitas Indonesia, perubahan psikologis bunda hamil berbeda-beda di tiap trimesternya. Pada trimester 1 (1-3 bulan), perubahan psikologis yang terjadi pada bunda hamil adalah ekspektasi tinggi dan khawatir berlebihan terhadap kondisi janin.
"Lebih pada penyesuaian diri yang sedang hamil muda dengan aktivitas sehari-hari karena masih takut-takut janin kenapa-kenapa serta perubahan fisik, morning sickness, mood swing," ujar Tara di Launching Festival Ngidam SGM Bunda, di Kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Agustus 2017.
Menurut Tara hal tersebut adalah wajar dan dapat dicegah dengan melakukan sharing kepada orang-orang sekitar. Baik yang lebih berpengalaman, maupun kepada sang suami. Ia menyarankan untuk memperbanyak istirahat dan relaksasi.
"Sedangkan di trimester 2 (4-6 bulan), perubahan psikologis yang terjadi mulai khawatir bentuk tubuh yang berubah sehingga turun rasa percaya diri, butuh atensi lebih dari lingkungan lagi manja-manjanya serta dorongan seksual meningkat dan selalu menpertanyakan kehadiran pasangan," ungkap Tara.
Menurutnya di trimester ini, suami mulai takut untuk berhubungan seksual lantaran khawatir kondisi buah hati terganggu. Namun karena hormon bunda hamil tak menentu, mendengar penolakan dari suami membuat bunda hamil cenderung sensitif.
"Yang dibutuhkan dalam trimester ini adalah perkuat komunikasi positif, jangan memendam atau berasumsi yang tidak-tidak, lakukan aktivitas menyenangkan sama pasangan, serta memanjakan diri dan tingkatkan penampilan, kayak pedicure atau manicure, lakuin aja selagi buat mood bahagia," imbuhnya.
Sedangkan di trimester terakhir, bunda hamil cenderung takut akibat keterbatasan aktivitas yang bisa dilakukan akibat fisik yang sudah berubah, serta kecemasan mengenai cara melahirkan maupun kondisi fisik bayi saat dilahirkan.
"Di trimester terakhir, bunda hamil biasanya takut denger omongan 'Ah bukan wanita sesungguhnya kalau lahiran tidak secara normal'. Jadi bunda hamil takut tidak bisa memenuhi ekspektasi orang di sekitar. Terlebih lagi rasa takut menghadapi sakit saat melahirkan mulai membayangi," ucapnya.
Di masa terakhir jelang kehadiran si buah hati, menurut Tara peran komunikasi dengan orang yang lebih berpengalaman soal melahirkan patut diperbanyak, seperti mendatangi seminar atau konsultasi dengan dokter. Selain itu, bunda juga harus memperbanyak ilmu soal menjaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan.
"Selama hamil, dibutuhkan kerja sama yang baik dari bunda dan ayah. Ayah harus siap menjadi teman curhat yang baik, menunjukkan kehadiran dan kesiapan dengan selalu memberi dukungan seperti melakukan hal-hal kecil kayak nyiapin makan, bikinin susu, itu bisa buat bunda happy," ucapnya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seringkali, stres pada ibu hamil muncul di trimester ketiga hingga saat persalinan.
Baca SelengkapnyaSaat Hamil Level Cemas Meningkat, Pastikan Ibu Rawat Kesehatan Mental
Baca SelengkapnyaAnak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Emosi bisa pengaruhi pikiran dan tubuh seseorang. Yuk, simak lebih lanjut!
Baca SelengkapnyaOrangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.
Baca SelengkapnyaIni yang perlu kamu ketahui tentang sakit kepala saat menstruasi.
Baca SelengkapnyaNiat Ahmad Dhani menjadikan rumahnya sebagai tempat menggelar sholat tarawih berjemaah malah jadi gunjingan netizen. Apa saja sih nasihat dari netizen +62?
Baca SelengkapnyaCemburu adalah salah satu emosi negatif yang berdampak buruk untuk sebuah hubungan. Yuk, simak cara ampuh untuk mengatasinya!
Baca SelengkapnyaPenyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang membuat kesuburan jadi bermasalah dan kadang membutuhkan intervensi medis agar kehamilan bisa terjadi.
Baca Selengkapnya