Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keguguran Jadi Konten, Kesehatan Mental Aurel Jadi Sorotan

Keguguran Jadi Konten, Kesehatan Mental Aurel Jadi Sorotan Aurel Dan Atta

Dream - Kedukaan dialami pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Mereka yang sangat menanti kehadiran anak pertamanya, harus menghadapi kenyataan kalau janin di rahim Aurel meninggal.

Aurel mengalami keguguran di usia kehamilan lima minggu. Keguguran bagi seorang perempuan bukanlah hal mudah, terutama jika ia jadi perhatian publik seperti Aurel. Insiden keguguran Aurel juga jadi konten YouTube sang suami.

Hal tersebut jadi kritikan pedas netizen. Bahasan soal psikologis Aurel setelah keguguran pun sempat trending di Twitter pada 19 Maret 2021. Salah satunya dari penulis Kalis Mardiasih, ia menyoroti kondisi psikologis Aurel.

Twitter Kalis Mardiasih

Penting disoroti kalau keguguran berdampak sangat besar pada psikologis ibu. Dikutip dari Hello Sehat, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Imperial College London, 4 dari 10 wanita berisiko mengalami gangguan trauma dan stress akibat keguguran yang dialaminya.

 

Risiko Trauma

Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal BMJ Open tersebut, tim peneliti mensurvei 113 wanita yang baru saja mengalami keguguran maupun kehamilan ektopik. Mayoritas wanita dalam penelitian ini mengalami keguguran pada usia kehamilan sekitar 3 bulan, sementara sekitar 20 persennya lagi, mengalami kehamilan ektopik di mana bayi mulai tumbuh di luar rahim.

Hasil survei juga menunjukkan, empat dari sepuluh wanita dilaporkan mengidap gejala post traumatic stress disorder (PTSD) tiga bulan setelah kehilangan calon bayinya. Gangguan trauma dan stress akibat keguguran ini, juga dilandasi oleh peristiwa penuh tekanan yang menakutkan dan menyedihkan. Sehingga tidak jarang menyebabkan seseorang teringat kembali kejadian tersebut lewat mimpi buruk, kilas balik, pikiran atau gambaran di saat-saat tidak diinginkan.

Gejalanya bisa mulai berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kejadian sampai bisa menyebabkan masalah tidur, kemarahan, dan bahkan berubah menjadi depresi.

 

Butuh Dukungan Psikologis

Wanita yang keguguran membutuhkan dukungan psikologis untuk mengatasi trauma. Para periset dari Imperial College London mengatakan bahwa temuan tersebut menyarankan agar perempuan secara rutin dipantau perihal kondisi tersebut, dan mendapat dukungan psikologis spesifik setelah kasus hilangnya kehamilan.

Ada anggapan dan sebuah mitos tertentu juga di masyarakat yang ikut memengaruhi. Katanya, kehamilan belum boleh dipublikasikan kalau kehamilan itu sendiri belum berusia minimal 3 bulan. Parahnya lagi, hal itu juga berlaku apabila terjadi keguguran dalam kurun waktu 3 bulan kehamilan. Nah, sayangnya hal yang dipendam ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang mendalam pada wanita. Efek psikologis kehilangan ini harusnya dibicarakan dan dicurahkan, bukan malah dipendam sendirian bersama suami.

Selengkapnya baca di sini.

Keguguran Bisa Disebabkan karena Sel Sperma yang Bermasalah

Dream - Ibu kerap kali merasa jadi penyebab terjadinya keguguran dan merasa bersalah. Hal ini karena ibu memiliki tugas reproduksi untuk mengandung dan menjaga janin lahir dengan selama hingga persalinan.

Banyak dugaan penyebab keguguran berkaitan dengan faktor yang ada pada ibu. Peran ayah atau lebih tepatnya sel sperma, sering kali diabaikan. Padahal bisa saja keguguran terjadi karena kualitas sel sperma yang kurang baik sehingga kehamilan tak bisa bertahan dan terjadi keguguran.

American Society for Reproductive Medicine (ASRM) mencatat bahwa kurang dari setengah dari semua keguguran di Amerika Serikat memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi. Hal itu tentu saja memicu frustasi, terutama pada ibu yang mengalami beberapa kali keguguran.

Kualitas Sperma dan Keguguran

"Baru-baru ini penelitian telah melihat secara khusus pada pria dan hubungan kualitas sperma untuk mencapai kehamilan yang sukses. Pakar kesuburan setuju bahwa diperlukan lebih banyak penelitian. Kualitas sel sperma bisa memicu keguguran karena banyak hal," Krissi Danielsson, dokter dan penulis buku After Miscarriage, dikutip dari Verywell.

Mulai dari kromosom abnormal hingga fragmentasi DNA sperma, bisa juga karena gaya hidup calon ayah yang tak sehat. Direkomendasikan bahwa ketika keguguran terjadi, terutama jika berulang, pengujian dan pemeriksaan bukan hanya difokuskan pada ibu tapi juga ayah.

 

 

Masalah Kromosom

Penyebab utama keguguran adalah masalah kromosom. Kromosom adalah blok DNA yang menyandikan semua informasi yang dibutuhkan selama perkembangan. Karena setengah dari kromosom bayi yang sedang berkembang berasal dari ayah, ada kemungkinan ia dapat menyumbangkan kromosom yang tidak normal pada kehamilan.

Sekitar tiga dari empat keguguran terjadi selama trimester pertama kehamilan. Biasanya, jika seorang ibu mengalami keguguran selama trimester pertama, ada masalah dengan kromosom bayi.

Adanya masalah kromosom selama pembuahan dapat membuat embrio mendapat jumlah kromosom yang salah (terlalu banyak atau terlalu sedikit). Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan keguguran. Namun, tidak semua bayi dengan jumlah kromosom yang salah mengalami keguguran. Misalnya, bayi dengan trisomi 21 mengalami sindrom Down.

 

Dulu Hanya Fokus Pada Sel Telur

"Dulu, para peneliti berfokus pada sel telur sebagai sumber utama masalah kromosom. Salah satu alasannya adalah (biasanya) hanya satu sel telur yang diovulasi setiap siklus menstruasi. Dengan sperma, seleksi alam terjadi sebelum pembuahan yang secara teoritis mengarah pada "yang terkuat" untuk mencapai sel telur," ujar Danielsson.

Selain itu, studi genetik pada jaringan dari keguguran telah melacak kesalahan pada tahap pertama meiosis ibu (perkembangan awal sel telur) sebagai sumber kelainan yang paling mungkin menyebabkan keguguran.

Beberapa penelitian selama dekade terakhir menunjukkan bahwa ini mungkin tidak selalu terjadi. Beberapa kasus keguguran berulang tampaknya melibatkan ayah yang memiliki insiden kromosom abnormal yang tinggi dalam spermanya.

 

Fragmentasi DNA Sperma

Salah satu kunci kualitas sperma terletak pada DNA yang bisa rusak. Ketika kerusakan ini terjadi, itu disebut fragmentasi DNA sperma (SDF) dan ini adalah area fokus banyak studi penelitian yang mencari penyebab keguguran.

SDF dapat terjadi karena sejumlah alasan. Diantaranya adalah kematian sel, racun lingkungan, dan penyakit atau demam. Sperma tidak dapat memperbaiki kerusakan sel seperti sel lain di dalam tubuh dan ini adalah penyebab utama infertilitas pria. Kerusakan juga mempengaruhi struktur DNA di dalam sperma dan jika membuahi sel telur, ini berpotensi menyebabkan keguguran.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rawat Kondisi Mental Saat Hamil, Ibu Dianjurkan Konsultasi
Rawat Kondisi Mental Saat Hamil, Ibu Dianjurkan Konsultasi

Saat Hamil Level Cemas Meningkat, Pastikan Ibu Rawat Kesehatan Mental

Baca Selengkapnya
Bentuk Tubuhnya Sering Dicibir, Aurel Hermansyah Kena Mental
Bentuk Tubuhnya Sering Dicibir, Aurel Hermansyah Kena Mental

Imbas dari komentar nyinyir netizen mengakibatkan kualitas ASI Aurel menurun drastis

Baca Selengkapnya
4 Alasan yang Sering Bikin Sulit Tidur Padahal Tubuh Sangat Lelah
4 Alasan yang Sering Bikin Sulit Tidur Padahal Tubuh Sangat Lelah

Kondisi ini tentunya sangat menyiksa, bukan hanya fisik tapi juga mental.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Akui Gampang Lelah, Wanita Ini Nekat Bongkar Kamar Tidurnya, Tak Disangka Penyebabnya…
Akui Gampang Lelah, Wanita Ini Nekat Bongkar Kamar Tidurnya, Tak Disangka Penyebabnya…

Ia pun manaruh curiga jika di kamarnya terdapat ‘sesuatu’ yang membuatnya merasa sakit

Baca Selengkapnya
Awas! Mental Drop Usai Pemilu Bisa Perparah Penyakit Bawaan
Awas! Mental Drop Usai Pemilu Bisa Perparah Penyakit Bawaan

Pemilu ternyata bisa berdampak besar pada kesehatan mental dan fisik. Kondisinya yang buruk juga bisa memperparah penyakit bawaan.

Baca Selengkapnya
Awas, Kelamaan Hidup Sendiri Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental
Awas, Kelamaan Hidup Sendiri Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tinggal sendirian, terutama dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko gangguan mental.

Baca Selengkapnya
Ditegur Putrinya Suka Sentuh Teman yang Bukan Muhrim, Desta Auto Kena Mental
Ditegur Putrinya Suka Sentuh Teman yang Bukan Muhrim, Desta Auto Kena Mental

Tingkah Desta yang kerap menyentuh lawan jenis saat tampil di TV diprotes anaknya. Warganet pun bangga dengan tingkah anaknya yang mengingatkan Desta.

Baca Selengkapnya
Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui
Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui

Kenali gejala-gejala narsistik terselubung agar terhindar. Yuk, simak lebih lengkap!

Baca Selengkapnya
Potret Ulang Tahun Aurel Hermansyah Diarak Pakai Bajaj hingga Makan Pecel Ayam Pinggir Jalan
Potret Ulang Tahun Aurel Hermansyah Diarak Pakai Bajaj hingga Makan Pecel Ayam Pinggir Jalan

Ulang Tahun Aurel dirayakan berebda dari sebelum-sebelumnya.

Baca Selengkapnya