Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jadi Pendengar yang Baik untuk Anak, Mulai dari Sekarang

Jadi Pendengar yang Baik untuk Anak, Mulai dari Sekarang Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Banyak orangtua yang mengeluh kalau anak-anak tak mau mendengarkan mereka. Begitu juga saat diajak berdiskusi, anak-anak cenderung malas dan tak mau mengungkapkan apa yang dirasa dan yang jadi pikirannnya.

Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya karena sebagai orangtua kita kurang menjadi pendengar yang baik saat anak kecil. Mungkin ia bercerita tentang mainan Kuda Poninya yang ternyata bisa berubah warna, atau kartu Ultramannya punya warna hologram.

Bagi anak-anak hal itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan keren, sementara bagi orang dewa itu merupakan hal biasa. Padahal bukan respons berlebihan yang diinginkan anak saat menceritakan hal tersebut, mereka hanya ingin didengarkan.

"Mendengarkan dengan baik adalah cara menyampaikan empati. Ini membuat anak-anak tahu bahwa pikiran dan perasaan mereka penting, dan bahwa mereka dapat dimengerti dan diterima sebagai manusia," kami," kata Michael Nichols, Ph.D., penulis The Lost Art of Listening.

Sayangnya, mendengarkan dengan fokus bukanlah hal mudah. Butuh usaha dan konsistensi orangtua. Mendengarkan mereka berarti memperkuat harga dirinya. Jika dilakukan secara terus-menerus akan membangun kepercayaan, kedekatan emosi dan saling mengerti, itulah yang paling penting.

Lalu harus mulai dari mana untuk jadi pendengar yang baik bagi anak?

 

Duduk dan fokus

Jika anak memberi tahu sesuatu, hentikan dulu yang sedang dilakukan. Bisa juga minta anak menunggu sebentar, sementara kita bersiap untuk mendengarkannya. Misalnya, tunggu mama matikan laptop ya, baru dengar cerita kakak/ adik.

Setelah itu, fokuslah dengarkan apa yang diceritakannya. Bukan hanya di telinga, tapi juga otak, pikiran dan tubuh. Akan lebih baik dalam kondisi duduk dengan mensejajarkan mata dengan anak.

”Ini tidak hanya membuat anak merasa sangat didengar, tetapi juga mencontohkan kebiasaan mendengarkan yang baik: berkonsentrasi, menyingkirkan hal lain, dan menghargai hubungan," kata Nichols.

 

Tenangkan pikiran

Ingatkan diri untuk memperhatikan. Jika kedengarannya seperti semacam latihan meditasi Zen, memang demikian dan itu membutuhkan latihan.

"Saya bahkan memiliki mantra yang saya gunakan untuk memfokuskan kembali pikiran saat anak mengajak berbicara sementara sedang melakukan sesuatu," kata Nichols.

Saat anak ercerita, kita tidak perlu merencanakan respons secara mental atau langsung beralih ke pemecahan masalah. Justru fokuslah pada apa yang diungkapkan anak, bukan respons diri.

 

Ajukan pertanyaan

Terkadang anak bercerita bukan untuk bertanya atau mencari jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Mereka hanya butuh didengarkan. Bisa juga mengajukan pertanyaan tapi pastikan tidak malah menyudutkannya.

Misalnya, dengan memvalidasi apa yang dirasakan anak. Seperti 'kakak/adik senang yang dengan mainan baru?' atau 'ceritanya kurang semangat, apa kamu sedang kesal/ sedih?'. Dengan begitu anak merasa didengarkan dan ada orang yang mengerti dirinya.

Sumber: Parents

Ayah Bunda, Ucapkan Kalimat Ini Agar Si Kecil Mau Mendengar

Dream - Idealnya, anak-anak selalu mendengarkan apa yang dikatakan orangtua. Tapi ini tak selalu terjadi. Apa yang dikatakan orangtua kerap hanya 'lewat' dan anak sangat sulit diatur serta mengulangi kesalahan yang sama.

Menghadapi situasi ini memang sangat menguras emosi. Bagi Sahabat Dream yang sedang kesulitan menghadapi anak yang sangat sulit diberitahu coba ucapkan 3 kalimat berikut. Lakukan terus-menerus, sampai buah hati belajar dan bisa untuk mendengarkan orang lain.

1. "Memang sulit/ berat ya"
Anak sangat lamban padahal sudah mendekati jam masuk sekolah. Ia tampak malas-malasan. Biasanya kita akan menghujani dengan 'nanti telat, dihukum bu guru lho' atau 'aduh lamban banget sih kak, udah telat nih'.

Cobalah sesekali tunjukan empati. Ungkapkan 'memang berat ya kak, ngantuk, mandi pagi terus ke sekolah, tapi kan biar pinter banyak temen'. Kaliman ini membuat anak tahu kalu orangtua juga merasakan apa yang dirasakannya. Dengan begitu ia cenderung lebih bisa mendengarkan.

Ucapkan Juga Hal Ini

2. "Kamu pasti bisa kok"
Tuga menumpuk atau ulangan yang begitu banyak, kadang membuat anak kewalahan. Belum lagi kalau ia ikut ekstrakurikuler atau kompetisi. Dalam situasi ini, level kepercayaan diri anak biasanya menurun drastis.

Jangan menekan apalagi memojokkannya. Beri anak motivasi dan kepercayaan kalau ia bisa mengatasinya. "Kakak/ adik pasti bisa kok, anak ibu kan hebat" atau "Pasti repot dan bingung ya kak/dek, kalau butuh bantuan bilang ya".

3. "Kakak/adik kontrol sendiri ya"
Kalimat ini bisa diungkapkan pada anak usia 1 hingga 6 tahun yang masih belajar mengontrol emosi. Memukul atau menendang orang lain kerap dilakukan. Latih anak untuk mengontrol dan mengendalikan emosinya.

"Kakak kok pukul adik, ayo kontrol emosi sendiri. Pasti bisa" atau "Tangan bukan untuk pukul dek, ayo kontrol emosinya anak pintar". Kalimat ini membuat anak lebih bisa mendengarkan orang lain. Kuncinya adalah empati dan kontrol.

Sumber: Kid Activities

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya