Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Islam Gambarkan Buah Hati Merupakan Perhiasan Orangtua, Simak Penjelasannya

Islam Gambarkan Buah Hati Merupakan Perhiasan Orangtua, Simak Penjelasannya Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Nilai-nilai Islam harus senantiasa jadi panduan dan pedoman dalam tiap aspek kehidupan. Termasuk dalam berkeluarga dan mengasuh putra putri tercinta. Hadirnya buah hati dalam sebuah keluarga, merupakan amanah.

Tak hanya itu, anak juga bisa jadi penenang dan penyejuk hati serta perhiasan orangtuanya. Dalam al-Quran Allah menjelaskannya dalam QS. al-Kahfi[18] ayat 46:

Alkahfi

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. ( QS. al-Kahfi[18] ayat 46)

Dikutip dari Bincang Muslimah, menurut al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi harta merupakan sebuah perhiasan meskipun tidak mempunyai anak, dan bukan sebaliknya. Beliau menjelaskan orang yang mempunyai anak sedang ia tidak mempunyai harta maka orang itu berada dalam kesengsaraan dan kemelaratan.

 

Anak dan Perhiasan Memiliki Persamaan

Maka, diantara keduanya haruslah seimbang agar jauh dari kemelaratan. Pendapat al-Maraghi ini menunjukkan bahwasanya orangtua dilarang menelantarkan anak dan wajib memenuhi kebutuhan anak.

Sementara menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar ini merupakan ayat rayuan yang sangat indah. Allah SWT memberi peringatan bahwa harta dan anak itu memanglah perhiasan yang sangat indah. Namun sayang, perhiasan indah itu hanyalah bersifat sementara karena memiliki batasan waktunya.

Dalam tafsir Kemenag (Dapartemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya: 2006), ayat ini mengabarkan kepada kita semua bahwasanya anak merupakan perhiasan yang harus dijadikan jalan bagi orangtua untuk melakukan amal saleh yang akan mengantarkan kepada ridho Allah SWT.

 

Bisa Jadi Cobaan

Jika orangtua memperlakukan anak dengan cara yang tidak baik dan tidak mengundang pahala serta ridho Allah SWT maka kehadiran anak akan berubah menjadi sebuah cobaan.

Allah telah menjelaskan yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini ialah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat memperhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang memilikinya. Sebaliknya, juga dapat menjadikan seseorang takabur dan merendahkan orang lain.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Islam Melarang Keras Memberi Julukan Jelek Pada Anak

Dream - Banyak orangtua memiliki panggilan tertentu untuk anak. Pastikan, nama panggilannya bermakna baik dan bukan untuk menjelekkanya. Islam mengajarkan untuk memberikan nama yang indah pada keturunan.

Dikutip dari Tebu Ireng Online, sebagaimana keterangan hadis riwayat Abi daud sebagai berikut:

“Disunahkan orangtua memperbagus nama anak yang dilahirkan. karena hadis “sesungguhnya kelak pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka bagusilah nama kalian. Dan lebih baik-baiknya nama adalah Abdullah dan Abdurrahman. Sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim: “nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (al Fiqh al Islami wa Adilatuhu, juz 4 halaman 289)

Nama adalah sebuah doa, nama terkadang juga dinukilkan dari nama ulama atau tokoh tertentu. Dengan nama itu, harapannya, bisa menjadi inspirasi atau motivasi bagi anak. Lalu, bagaimana menggelar atau memberikan julukan nama anak dengan julukan nama yang buruk?

Menurut ulama memberi nama julukan yang buruk kepada anak atau siapa pun tidak diperbolehkan, semisal memberi julukan dengan nama Abdul Uzza, Fir’aun, atau Si Pendek. Sebagaimana keterangan dalam kitab al Fiqh al Islami wa Adillatuhu berikut ini:

“Haram memberi julukan kepada seseorang dengan julukan yang tidak disukai, semisal orang pincang dan buta. Dan boleh menyebut namanya dengan niat memperkenalkan kepada orang yang belum diketahui kecuali dia. Selain itu, boleh memberikan julukan-julukan yang baik, semisal julukan sahabat Nabi seperti Umar al Faruq, Hamzah dengan ‘Asadullah, dan Kholid dengan Syaifullah.’’

Selengkapnya baca di sini.

Penetapan Nasab Anak dalam Islam, Ketahui Hukumnya

Dream - Lahirnya anak-anak ke dunia tak lepas dari darah ayah dan ibunya. Untuk itu salah satu tujuan menikah secara agama adalah agar anak jelas keturunan atau nasabnya.

Anak yang lahir pun menjadi jelas siapa ayah dan ibunya, serta keluarganya. Penting bagi umat Islam, terutama orangtua mengetahui hukum penetapan nasab anak dalam Islam.

Dikutip dari Bincang Muslimah, menurut Syekh Ali Jum’ah, salah satu ulama yang menjadi mufti di Al-Azhar Mesir telah memberikan jawabannya di dalam Fatawa Asriyahnya bahwa nasab antara anak dan ibunya ditetapkan dari sisi biologisnya.

Sementara, nasab anak dengan ayahnya ditetapkan melalui jalan agama, bukan jalan pembuktian biologis. Artinya, anak yang dihasilkan dari perzinaan, nasabnya tidak mengikuti lelaki pelaku perzinaan tersebut.

 

Mengapa demikian?

Sebab, hubungan antara ayah dan ibunya terjadi bukan dengan akad nikah yang sah, meskipun sang lelaki benar-benar ayah biologisnya dan dikandung serta dilahirkan oleh ibu pasangan zinanya.

Jadi, pada anak yang lahir karena orangtuanya berzina, hukum mahram dan waris berlaku menurut penetapan nasab. Nasab anak tidak terhubung dengan ayahnya kecuali jika dia dihasilkan dari hubungan yang sah antara ayah dan ibunya.

Artinya, jika tidak ada akad nikah yang sah, maka tidak ada nasab. Demikian kesepakatan semua fuqaha’ (ahli hukum Islam/fiqih), dan tercantum dalam undang-undang Mesir.

 Atas dasar itu, penetapan nasab merupakan turunan dari akad nikah yang sah, atau yang rusak, atau dari persetubuhan yang mengandung syubhat. Seorang hakim harus memikirkan segala kemungkinan yang ada agar dapat menetapkan nasab dengan benar.

Jadi, jika seorang hakim memiliki bukti pasti bahwa sang anak dilahirkan dari pernikahan yang sah, atau dia benar-benar sudah meyakini hal itu di dalam hatinya, maka dia harus menetapkan bahwa nasab sang anak terhubung dengan ayahnya.

Jika sudah terbukti bahwa pernikahan yang sah tidak terjadi, atau terjadi akad nikah tetapi rukun dan syaratnya tidak sempurna, maka seorang hakim wajib memutuskan bahwa nasab sang anak tidak tersambung dengan ayahnya. Meskipun seandainya tes DNA memutuskan sebaliknya, mengingat nasab anak dengan ayahnya hanya bisa ditetapkan dari sisi agama, bukan dari sisi pembuktian biologis.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Langsung Kalap, Inilah Peringatan dalam Islam untuk Muslimah saat Membelanjakan Hartanya

Jangan Langsung Kalap, Inilah Peringatan dalam Islam untuk Muslimah saat Membelanjakan Hartanya

Islam tidak melarang perempuan berbelanja. Tapi, bijaklah dalam membelanjakan harta.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini Orang Dikalungi Ular Besar di Hari Kiamat, Jangan Sampai Kamu Termasuk!

Gara-Gara Ini Orang Dikalungi Ular Besar di Hari Kiamat, Jangan Sampai Kamu Termasuk!

Maka di akhirat semua harta yang dimilikinya akan berubah menjadi ular yang besar dan akan dikalungkan di lehernya.

Baca Selengkapnya
Ingatlah Nasihat Rasulullah, Inilah 3 Perkara yang Harus Dijauhi Umat Islam

Ingatlah Nasihat Rasulullah, Inilah 3 Perkara yang Harus Dijauhi Umat Islam

Islam mengajarkan hal-hal baik melalui firman Allah SWT dan juga sunah nabi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Denda untuk Orang yang Berhubungan Intim saat Berpuasa, Beserta Cara Menjaga Hawa Nafsu di Bulan Ramadan

Denda untuk Orang yang Berhubungan Intim saat Berpuasa, Beserta Cara Menjaga Hawa Nafsu di Bulan Ramadan

Orang yang melanggar, maka harus mengganti puasa atau membayar denda.

Baca Selengkapnya
Apakah Anak Kecil yang Meninggal Dunia Bisa Memberi Syafaat Kedua Orang Tuanya? Begini Penjelasan Ulama dan Hadis Nabi

Apakah Anak Kecil yang Meninggal Dunia Bisa Memberi Syafaat Kedua Orang Tuanya? Begini Penjelasan Ulama dan Hadis Nabi

Anak-anak yang meninggal dunia belum baligh dan secara akal belum sempurna.

Baca Selengkapnya
Kisah Sahabat Nabi Berhubungan Intim di Siang Hari Bulan Ramadan yang Penuh Pelajaran Berharga

Kisah Sahabat Nabi Berhubungan Intim di Siang Hari Bulan Ramadan yang Penuh Pelajaran Berharga

Umat Islam seharusnya bisa menjaga dan mengontrol hawa nafsunya dengan baik demi kelancaran berpuasa.

Baca Selengkapnya
Orang Curang Dibenci Allah SWT dan Tidak Masuk Golongan Rasulullah, Konsekuensinya Berat saat di Akhirat

Orang Curang Dibenci Allah SWT dan Tidak Masuk Golongan Rasulullah, Konsekuensinya Berat saat di Akhirat

Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan peringatan yang keras bagi orang-orang yang melakukan kecurangan.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati! Dosa Menghina dengan Sebutan Nama Hewan Sangatlah Besar, Ini Dia Risiko yang Akan Didapat

Hati-Hati! Dosa Menghina dengan Sebutan Nama Hewan Sangatlah Besar, Ini Dia Risiko yang Akan Didapat

Rasulullah melarang umatnya untuk menghina sesama manusia, apalagi dengan sebutan binatang.

Baca Selengkapnya
Mengapa Orang Hamil Diluar Nikah Lebih Mudah Melahirkan? Ternyata Ini Alasannya!

Mengapa Orang Hamil Diluar Nikah Lebih Mudah Melahirkan? Ternyata Ini Alasannya!

Mereka mampu melahirkan tanpa bantuan orang lain di mana pun, tanpa mengalami perubahan tubuh yang signifikan.

Baca Selengkapnya