Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Intip Penerapan Sistem Sekolah Tatap Muka Jepang Saat Pandemi

Intip Penerapan Sistem Sekolah Tatap Muka Jepang Saat Pandemi Murid Di Jepang Saat Pandemi/ Foto: Shutterstock

Dream - Seluruh negara di dunia masih berkutat dengan masalah pandemi karena virus Covid-19. Pada awal September 2021 beberapa negara akhirnya memutuskan untuk kembali membuka sekolah dengan penerapan protokol kesehatan demi kelangsungan pendidikan generasi mendatang.

Jepang salah satunya. Dalam sebuah artikel oleh Japan Times, Mio Sato, Kepala Sekolah Dasar Funabori, salah satu sekolah dasar negeri terbesar di Edogawa, Tokyo membagikan pedoman yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan mereka.

Penerapan jaga jarak, penggunaan masker, dan cuci tangan menjadi keharusan. Dikutip dari SmartParenting, terpal biru dibentangkan di dekat pintu masuk untuk memperluas area penggantian sepatu, di mana siswa melepas sepatu mereka untuk beralih ke sandal dalam ruangan.

Setiap pagi, siswa diwajibkan untuk menyampaikan catatan suhu harian mereka kepada guru. Jika siswa lupa melakukannya, guru mengukur suhu mereka di tempat. Jendela tetap terbuka untuk ventilasi, baik itu musim panas atau musim dingin.

 

Tak Mudah tapi Harus Dilakukan

Meja kelas ditempatkan terpisah 1 meter satu sama lain. Setiap kegiatan kelompok atau kolaborasi kelompok dibatasi dan diganti tugas individu. Masker harus dipakai setiap saat saat di sekolah.

Para murid juga wajib merentangkan tangan untuk menghindari kontak fisik. Para murid juga diinstruksikan untuk menghabiskan waktu di dalam ruangan daripada bermain di luar antar kelas, untuk menjaga jarak dan keheningan.

Siswa juga dilarang bernyanyi dengan suara keras dan menggunakan seruling atau alat musik lain yang melibatkan mulut. Sebaliknya, mereka harus bertepuk tangan, menginjak, dan menggunakan drum dan alat musik petik saja.

Ini tidak berarti bahwa segala sesuatunya lebih mudah bagi guru dan siswa. "Ini benar-benar melelahkan," kata seorang guru kepada Japan Times.

Dengan jumlah 760 murid, menerapkan hal tersebut tentu bukan hal mudah. Kadang anak usia SD juga tak bisa menuruti aturan yang diterapkan. Jepang juga kerap menghadapi gelombang Covid-19 naik turun yang membuat sekolah ditutup lalu dibuka kembali.

Bermunculan Kluster Covid-19 di Sekolah, Dokter Beri Kritikan Pedas

Dream - Penurunan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir cukup signifikan. Hal ini karena pemerintah memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan ketat.

Dengan menurunnya jumlah kasus, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah akhirnya diizinkan tapi dengan sejumlah persyaratan kesehatan. Sejak beberapa waktu lalu sekolah yang sudah mendapat izin, menyelenggarakan PTM.

Sayangnya setelah PTM diberlakukan, muncul sejumlah kluster atau penularan berkelompok Covid-19 di sekolah. Kasus yang paling banyak terjadi adalah di tingkat Sekolah Dasar (SD).

Terkait hal ini, dr. Adaninggar, seorang spesialis penyakit dalam, yang juga relawan dari akun edukasi Covid-19 @pandemictalks, memberi kritikan keras. Menurutny jika memang sekolah dibuka dan PTM dijalankan, seluruh pihak harus benar-benar disiplin. Jangan sampai nyawa anak jadi taruhannya.

"Yuk donk please semua orang tua, guru dan siapapun yang pengen PTM benar-benar berjalan, ya yang bener donk. Tujuan PTM itu apa sih? Bener kan alasannya karena ingin anak-anak kita ga jadi loss generation?? Klo bener itu alasannya mestinya pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan PTMnya juga ga asal-asalan donk. Kecuali kalo tujuannya hanya menuruti ego para orang dewasa tapi alasan anak jadi pembenaran," tulis dr. Ning, sapaan akrabnya, di akun Instagram @drningz.

 

Kejujuran

Ia pun meminta semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal kebijakan PTM benar-benar jujur atas kondisi di lapangan. Bukan sekadar asal menerapkan protokol kesehatan.

dr Ning

"Ngeri karena masih banyak orang di luar sana yang tidak memegang prinsip KEJUJURAN, EMPATI, dan PENGENDALIAN DIRI. Hanya memikirkan diri sendiri. Ini hal yang paling mengerikan," ungkapnya.

Mulai Sekolah Tatap Muka, Pastikan Barang Ini Ada di Tas Anak

Dream - Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan sekolah tatap muka. Sejumlah persyaratan protokol kesehatan diterapkan demi mengurangi risiko penularan Covid-19.

Mungkin sebagian besar orangtua merasa khawatir mengirimkan anak-anaknya ke sekolah. Dalam situasi seperti sekarang, tampaknya kita harus mulai beradaptasi dengan keadaan, termasuk dalam hal sekolah anak-anak.

Hal yang terpenting adalah melatih dan selalu mengingatkan buah hati kalau kondisi di sekolah jauh berbeda dan mereka harus berhati-hati. Tak boleh lepas masker, dan tetap menjaga jarak.

Siapkan juga barang-barang berikut pada tas sekolah anak. Pastikan selalu ada dalam tas, sebelum anak ke sekolah saat pandemi.

- Masker ganti
Anak-anak cenderung aktif dan masker yang dikenakan akan mudah kotor atau basah. Siapkan masker cadangan dalam tas. Masukkan dalam kantung khusus yang bersih.

Akan lebih baik siapkan masker medis dan masker kain agar bisa digunakan anak. Masker dua lapis akan lebih baik untuk perlindungan maksimal, terutama saat di sekolah.

- Hand sanitizer
Barang ini juga sangat penting agar anak bisa menggunakan setiap saat. Bisa digantung di celana atau tasnya agar anak mudah mengakses dan tak gampang hilang.

Bisa juga menyiapkan hand sanitizer yang berdesain lucu dan disukai anak. Hal ini membuat anak selalu semangat menggunakannya. Ini termasuk semprotan antivirus bakteri.

 

Keperluan Pribadi Anak

- Botol minum dan bekal
Seperti yang kita tahu, kantin di sekolah selama pandemi tak diperbolehkan dibuka. Untuk itu anak-anak harus membawa minum dan makanan sendiri dari rumah. Perhitungkan durasi waktu sekolah anak.

Siapkan minuman, makanan dan camilan yang cukup. Jangan sampai anak merasa lapar dan haus di sekolah. Ingatkan anak untuk minum atau makan jauh dari teman-temannya karena harus membuka masker.

- Alat tulis
Pastikan juga seluruh alat tulis anak lengkap di dalam tas. Mulai dari pensil, pulpen, penghapus, penggaris, rautan dan perlengkapan lain. Hal ini agar anak tak perlu meminjam dan melakukan banyak kontak.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengertian Katun Jepang, Kelebihan dan Kekurangannya

Pengertian Katun Jepang, Kelebihan dan Kekurangannya

Kenali pengertian katun Jepang, kelebihan, dan kekurangannya. Yuk simak penjelasannya!

Baca Selengkapnya
Ini Jenis dan Seragam Sekolah Baru 2024

Ini Jenis dan Seragam Sekolah Baru 2024

Beberapa aturan baru yang ditetapkan pemerintah untuk seragam baru sekolah 2024

Baca Selengkapnya
Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
YLKI Usul Pemerintah Terapkan 4 Hari Kerja Seperti Jerman: Warganya Lebih Bahagia dan Produktif

YLKI Usul Pemerintah Terapkan 4 Hari Kerja Seperti Jerman: Warganya Lebih Bahagia dan Produktif

Jerman memiliki sistem 4 hari kerja dalam seminggu

Baca Selengkapnya
Kemendikbud Pastikan Terduga Pelaku Perundungan di SMA Binus Serpong Masih Terdaftar Sebagai Siswa

Kemendikbud Pastikan Terduga Pelaku Perundungan di SMA Binus Serpong Masih Terdaftar Sebagai Siswa

Kemendikbud Pastikan Terduga Pelaku Perundungan di SMA Binus Serpong Masih Terdaftar Sebagai Siswa

Baca Selengkapnya