Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Heboh Video Rafathar Ngamuk, Wajib Tahu Perkembangan Emosi Anak

Heboh Video Rafathar Ngamuk, Wajib Tahu Perkembangan Emosi Anak Keluarga Raffi Ahmad/ Instagram @raffinagita1717

Dream - Ramai beredar video Rafathar yang menghancurkan tumpukan balok mainan karena kesal dengan Baim Wong. Anak pertama Raffi dan Nagita itu kesal karena Baim bermain curang.

Bocah itu akhirnya merusak tumpukan balok sambil menangis dan mengamuk. Lihat videonya di sini. Rupanya hal itu memicu banyak komentar negatif soal Rafathar yang dianggap tidak dididik dengan baik. Lala, pengasuhnya angkat bicara di media sosial.

"Aku yang tahu Pak Raffi dan Bu Gigi ngedidik rafathar, sangat dididik apalagi sopan santun. Mohon maaf banget ibu-ibu, mbak-mbak kalian hanya ngeliat sedikit atau sepenggal video itu dan kalian bisa mengetik kaya gitu, jujur itu sedih bgt si," ungkap Lala dalam video yang diunggahnya.

Penting diingat kalau anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya.

Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi. Bahkan beberapa peneliti meyakini bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi dasar, termasuk kebahagiaan, perhatian, keheranan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kebosanan sesuai dengan situasinya (Campos et al.,1983 dalam Desmita., 2006:19).

"Anak-anak biasanya belum memiliki ‘vocabulary’ untuk mengemukakan perasaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain. Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah," kata dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K), dari Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya dalam rilis yang diterima Dream.co.id.

 

 

Emosinya Masih Belum Matang

Setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah seusia Rafathar sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, dapat merasakan anak lain yang sedang sedih, dan mulai merasa bersimpati, ingin menolong. Anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu, dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan.

"Saat anak usia sekolah (6-12 tahun), kemampuan kognitif mereka mulai berkembang sehingga kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial," kata dr. Anggia

Baru saat berusia 12 tahun ke atas, anak mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu. Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.

"Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat," ujar dr. Anggia.

 

Regulasi Emosi

Rafathar masih berusia 6 tahun dan menghadapi situasi saat 'dicurangi' dengan mengeluarkan emosi negatifnya. Emosi anak seusianya memang belum matang dan butuh pendampingan. Bukan dikomentari dengan hal negatif yang justru bisa berdampak buruk pada perkembangan mentalnya.

"Memiliki anak dengan kecerdasan emosional memang memerlukan tahapan dan waktu yang tidak sebentar. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih anak meregulasi emosinya," ungkap dr. Anggia.

Berikut ini beberapa langkah untuk membantu anak memiliki regulasi emosi:

- Kenali emosi/perasaan diri (name the feeling), seperti sedih, marah, kecewa, kesal, gembira, takut dll
- Kenali emosi/perasaan orang lain
- Hadir dan dengarkan perasaan anak
- Menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak
- Tidak bereaksi negatif saat anak rewel atau marah
- Be a role model
- Senang bermain dengan anak dan tertarik dengan aktivitas anak
- Ajarkan teknik-teknik relaksasi (emotional toolbox)

Terkadang anak-anak dapat mengalami emosi yang negatif, yang terkadang menjadi ledakan emosi. Sebenarnya hal ini dianggap wajar. Namun, ledakan emosi pada anak harus diwaspadai apabila:
- Tantrum dan ledakan (outbursts) terjadi pada tahapan usia perkembangan di mana seharusnya sudah tidak terjadi, yaitu di atas usia 7-8 tahun
- Perilaku anak sudah membahayakan dirinya atau orang lain
- Perilaku anak menimbulkan masalah serius di sekolah
- Perilaku anak memengaruhi kemampuannya bersosialisasi dengan teman, sehingga anak “dikucilkan” oleh teman-temannya
- Tantrum dan perilaku anak telah membuat distress atau kesulitan dalam keseharian keluarga
- Saat anak merasa tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya “buruk”

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Perempuannya Ngambek, Aksi Vokalis Drive Lancarkan Rayuan Bikin Ngakak

Anak Perempuannya Ngambek, Aksi Vokalis Drive Lancarkan Rayuan Bikin Ngakak

Para ayah yang memiliki anak perempuan suka ngambek, tampaknya stok sabar harus selalu diisi ulang.

Baca Selengkapnya
Latihan Penting Biar Anak Punya Kecerdasan Emosi yang Baik

Latihan Penting Biar Anak Punya Kecerdasan Emosi yang Baik

Anak yang cerdas secara emosi artinya mampu mengenali, merasakan dan mengelola emosinya.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dua Bocah Kaka Beradik Ini Gedenya Sama-sama Jadi Artis Terkenal, Coba Tebak?

Dua Bocah Kaka Beradik Ini Gedenya Sama-sama Jadi Artis Terkenal, Coba Tebak?

Hanya saja pamor si anak laki-laki tak sementereng adiknya yang perempuan.

Baca Selengkapnya
Anak Perempuan Cantik Ini Jadi Artis Langganan Peran Utama dan Baru Ditinggal Nikah Mantan, Bisa Tebak?

Anak Perempuan Cantik Ini Jadi Artis Langganan Peran Utama dan Baru Ditinggal Nikah Mantan, Bisa Tebak?

Berkat kemampuannya dalam main sinetron dan film membuat karir anak ini semakin bersinar.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Anak usia dini seringkali menunjukkan kemarahannya dalam bentuk mengeluarkan tangis yang meronta-ronta atau emosi yang meledak-ledak.

Baca Selengkapnya
Curhat Kocak Ibu Hadapi Anak Ngamuk karena Ingin Tidur dengan Panci

Curhat Kocak Ibu Hadapi Anak Ngamuk karena Ingin Tidur dengan Panci

Banyak para ibu yang juga mengalami kejadian yang sama, yaitu harus menghadapi balita tantrum yang ternyata keinginannya sangat aneh.

Baca Selengkapnya
Video Bocah Nangis Sesenggukan Sebabnya Bikin Ngakak, karena Mobilnya Dicuci

Video Bocah Nangis Sesenggukan Sebabnya Bikin Ngakak, karena Mobilnya Dicuci

Sang ayah tampak begitu telaten menenangkan putrinya yang menangis karena melihat mobilnya dicuci orang lain.

Baca Selengkapnya