Dream - Generasi Z saat ini dihadapkan oleh banyak pilihan dan kesempatan berekspresi. Paparan teknologi membuat anak kelahiran 1995-2010 semakin mudah mengasah bakat.

Namun tak sedikit yang justru terbawa arus sehingga kesulitan menemukan bakat mereka. Berbagai tayangan vlog dan banyaknya informasi yang didapat dari internet kerap kali menjadi distraktor.

Padahal, ada cara mudah untuk mengetahui minat dan bakat seorang anak. Hal ini sebaiknya dilakukan sejak masih berusia kanak-kanak.

"Pertama-tama, anak tidak pernah merasa lelah jika membahas topik itu, matanya akan langsung berbinar. Kemudian kalau melakukan hal tersebut, hasilnya cenderung di atas rata-rata," kata psikolog anak remaja, Vera Itabiliana di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2019.

Generasi Z

Anak juga lebih mudah menguasai hal ketika diajarkan sesuatu yang ia sukai. Misalnya anak yang pandai berbahasa Inggris, maka ia biasanya memiliki bakat public speaking dan pidato dalam bahasa tersebut.

Bakat yang telah ditemukan juga harus terus diasah agar tidak menjadi tumpul. Khususnya pada karakter generasi Z yang cenderung sulit fokus dan konsentrasi.

Ajang unjuk bakat

Salah satu upaya mengasah bakat adalah dengan berpartisipasi di ajang pencarian bakat. Anak dapat memperlihatkan kepiawaian masing-masing dengan arahan yang sesuai.

Seperti acara Erlangga Talent Week (ETW) yang digelar di Main Atrium Lotte Shopping Avenue, mulai 1-6 Oktober 2019.

Sebanyak 15 ribu siswa SD sampai perguruan tinggi unjuk bakat di hadapan para penonton.

Terdapat empat kategori yang dapat diikuti, diantaranya Speech Contest, Modern Choir, Traditional Dance dan Battle of the Band.

"Kami ingin membuka kesempatan dan wadah agar generasi Z semakin mudah berekspresi dan melatih bakat mereka. Diharapkan mereka mampu mengalahkan ego saat berjuang dan memotivasi diri sendiri," ujar Arief Subahagio, Direktur Pemasaran Penerbit Erlangga.