Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta Mencengangkan Kasus Bunuh Diri Remaja di Jakarta

Fakta Mencengangkan Kasus Bunuh Diri Remaja di Jakarta Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Kasus bunuh diri di Indonesia rupanya terus mengalami peningkatan. Terutama pada pelajar SMAN dan SMKN di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dari Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKj, 5% pelajar dari 910 pelajar SMAN dan SMKN akreditasi A di DKI Jakarta memiliki ide bunuh diri.

Siswa yang terdeteksi berisiko bunuh diri, memiliki kecenderungan 5,3 kali lebih besar mempunyai ide bunuh diri dibandingkan siswa yang tidak terdeteksi berisiko bunuh diri.

Ide bunuh diri, atau ancaman dan percobaan bunuh diri merupakan hal serius yang harus segera ditangani sehingga dibutuhkan langkah preventif untuk menurunkan angka kejadiannya.

"Bunuh diri di kalangan remaja semakin banyak terjadi, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu, tahun 2015-2016, yang sudah saya lakukan bersama Direktorat P2MKJN Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian kesehatan."kata Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 11 Juli 2019.

Banyak Faktor Pemicu

Di tahun 2015 dilakukan penelitian Global school-Based Student Health Survey (GSHS) oleh Kementerian Kesehatan dengan jumlah responden 10.837 pelajar SMP dan SMA, yang dikategorikan sebagai umur remaja, dengan hasil 5,2% memiliki ide bunuh diri, 5,5% sudah memiliki rencana bunuh diri, dan 3,9% sudah melakukan bunuh diri.

Nova juga memaparkan ditemukan beberapa faktor risiko alasan remaja untuk melakukan bunuh diri. Antara lain, pola pikir abstrak yang menimbulkan perilaku risk-taker atau mengambil risiko, transmisi genetik yang dapat menimbulkan sifat agresif dan impulsif.

Termasuk juga memiliki riwayat gangguan jiwa, lingkungan sosial yang tidak mendukung dan penyalahgunaan akses internet. Hal-hal tersebut merupakan beberapa penyebab anak remaja memiliki ide bunuh diri.

Peran orangtua dan sekolah

"Dalam hal ini perlu adanya peran orangtua dan pihak sekolah melakukan pengawasan yang kompherensif jadi kita bisa tahu. Prestasi anak adalah pintu masuk bagaimana mengetahui kondisi kejiwaan si anak," kata Nova

Orangtua juga disarankan untuk banyak berempati dengan kondisi anak remajanya. Dengarkan pendapat anak remaja, biarkan mereka menuangkan pemikirannya. Hal ini bisa mengurangi risiko bunuh diri dan memunculkan resolusi konflik pada remaja.

Laporan Vika Novianti Umar

Ada Gambar Tak Pantas di Ponsel Anak Remaja, Jangan Berasumsi

Dream - Tantangan menjadi orangtua di dunia digital memang begitu besar. Serbuan informasi begitu mudah didapatkan anak remaja melalui internet. Termasuk konten-konten yang tidak pantas seperti berbau pornografi dan kekerasan.

Beberapa orangtua secara rutin memeriksa ponsel anak remajanya? Apakah Sahabat Dream juga demikian?

Tak bisa dihindari anak remaja Anda terpapar konten negatif melalui ponsel dan internet. Menyikapi hal demikian, orangtua tentunya harus bijak.

"Rasa kaget, takut, dan khawatir berlebihan pastinya bakal muncul di pikiran orangtua saat menemukan di ponsel anak remajanya terdapat konten negatif. Ini sangat dimaklumi, tapi hal yang sebaiknya dilakukan pertama kali adalah jangan langsung membuat asumsi," ungkap Sherri Gordon, seorang psikolog keluarga.

Minta Penjelasan Anak

Jika menemukan sesuatu yang mengganggu, mulailah dengan mendekatinya dengan cara yang tidak menghakimi. Tanyakan tentang hal tersebut dan pastikan mendengar penjelasan dengan seksama.

"Anak remaja Anda mungkin terganggu. Dengar penjelasannya dan buatlah diskusi terbuka. Jelaskan efek dari konten tersebut. Jika memang ia melakukan kesalahan, ungkapkan kalau setiap hal pasti ada konsekuensinya termasuk efek jangka panjang," kata Gordon.

Ia juga mengingatkan para orangtua untuk tahu dengan tren digital dan hal yang disukai anak remajanya. Hal ini sebagai langkah pencegahan dan mengetahui apa yang anak minati.

Berikan juga mereka privasi dan tanggung jawab. Jika memang akan memberikan hukuman, pilih yang memuat anak belajar dari kesalahannya.

Sumber: Verywell

Bentuk Mental Remaja Pria, Orangtua Perlu Ajarkan 2 Hal Ini

Dream - Masa pra-remaja dan remaja, konflik orangtua dan anak seakan tak terhindarkan. Anak yang semula penurut, selalu mendengarkan dan patuh kini berubah drsatis. Selalu memiliki pendapat sendiri, tak mau mendengar orangtua dan selalu menyanggah.

Hal ini boleh dibilang sangat natural. Anak lelaki yang beranjak remaja, aspek kognitif dan emosinya sedang dalam proses belajar dan pematangan. Konflik dan kesalahan akan membuat mereka belajar banyak hal.

Orangtua memang harus ekstra sabar dan jangan menganggap si remaja laki-laki adalah anak-anak yang harus selalu menurut. Coba terapkan hal ini agar mental dan kepribadian terbentuk dengan baik.

1. Mereka perlu didengar
Sejak usia bayi hingga balita, anak-anak akan menurut orangtuanya. Hal ini tak akan abadi. Saat memasuki usia 13 atau 14 tahun, pastikan komunikasi tidak lagi berjalan satu arah. Anak remaja perlu didengar.

Jangan hanya menyuruh, melarang, mengkritik, tapi siapkan telinga dan dengarkan apa keinginan anak dan keluhannya. Buka diskusi dengan baik, anak akan belajar mempertahankan argumen dan juga mendengarkan orang lain.

2. Anak tak selalu jadi pusat segalanya
Selama ini orangtua selalu memprioritaskan anak dalam segala hal. Aktivitas harian, liburan, bentuk rumah, finansial dan banyak hal lain dipertimbangkan dengan anak sebagai pusatnya.

Saat anak mulai beranjak remaja, saatnya untuk membiarkan mereka belajar mandiri. Mungkin berlibur sendiri bersama tante atau sepupunya. Ajak anak juga membuat keputusan bersama yang mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan win-win solution. Ini sangat penting agar mereka tak menjadi pribadi yang egois.

Sumber: YourModern Family

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta-Fakta Ibu Tusuk 20 Kali Anak Kandung hingga Tewas di Perumahan Elit Bekasi, Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Fakta-Fakta Ibu Tusuk 20 Kali Anak Kandung hingga Tewas di Perumahan Elit Bekasi, Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Ibu terduga pelaku pembunuhan anak kandungnya di Bekasi sempat tertawa saat diperiksa.

Baca Selengkapnya
Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Pelajar di Pacitan Tewas Diracun Kopi Sianida oleh Tetangga: Sasar Bapak Kena Anak

Fakta-Fakta Pelajar di Pacitan Tewas Diracun Kopi Sianida oleh Tetangga: Sasar Bapak Kena Anak

Tersangka berinial AF (26) diduga sengaja menuangkan racun sianida ke kopi yang dibuat oleh ayah korban, kemudian diminum oleh pelajar tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Orangtua Tak Hadir, Momen Mahasiswi Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Bikin Air Mata Menetes

Orangtua Tak Hadir, Momen Mahasiswi Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Bikin Air Mata Menetes

Kedua Orangtua Tak Hadir, Momen Anak Rantau Wisuda Tanpa Pendamping Ini Penuh Haru

Baca Selengkapnya
Rumah Ustaz Abdul Somad Bikin Kaget, Tidur Hanya Beralaskan Tikar

Rumah Ustaz Abdul Somad Bikin Kaget, Tidur Hanya Beralaskan Tikar

Rumah milik Ustad Abudl Somad atau UAS berada di perkampungan dengan jalan yang cuma muat dilintasi satu mobil.

Baca Selengkapnya