Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Coba Cara Bijak Hadapi Kemarahan Buah Hati

Coba Cara Bijak Hadapi Kemarahan Buah Hati Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Anak yang biasanya bersikap lucu dan menyenangkan, lalu mengamuk, berteriak sambil melempar barang dan menendang pintu. Hal ini tentunya membuat kita bingung dan juga ikut emosi.

Tangan anak tampak terkepal atau dia mengatupkan giginya begitu keras hingga rahangnya gemetar. Pernah menghadapi situasi ini? Kemarahan yang dramatis dan terkadang menakutkan ini berasal dari kurangnya kemampuan anak berkomunikasi.

"Si kecil belum bisa membahasakan apa yang dirasa dan diinginkannya. Sebaliknya, anak mengekspresikan perasaan dan kebutuhan ini secara fisik. Mereka akan menangis dan menjerit, berguling, atau menendang," ujar Meri Wallace, LCSW, terapis anak dan keluarga, dikutip dari Parents.

Penting bagi orangtua untuk membantu anak mengelola kemarahannya. Cara-cara berikut mungkin bisa diterapkan.

Terima kemarahan anak
Jika anak sedang marah, katakan, "Aku tahu kamu marah", lalu katakan misalnya "Mama lihat adik sangat suka main ayunan di luar, tapi hujan sudah turun kalau tetap main nanti ada kilat berbahaya dan terkena hujan lalu sakit".

Validasi kemarahan anak. Katakan tidak apa-apa kalau marah, tapi coba latih si kecil untuk menarik napas panjang dan buang perlahan berkali-kali. Ini bisa membantunya menurunkan emosi.

 

Lakukan Perlahan

Dorong anak mengungkapkan secara verbal
"Anak-anak secara alami tidak tahu kata-kata apa yang harus digunakan saat marah. Nah, orangtua bisa mengajari anak untuk menggambarkan perasaannya," kata Wallace.

Katakan pada anak, 'jika kamu menggunakan kata-kata, mama akan lebih mengerti dan dapat membantu". Pada usia lima tahun, anak-anak mengembangkan superego mereka, yang bertindak sebagai tanda berhenti internal dan membantu mereka mengendalikan impuls agresif.

Perlahan
Mungkin kita ingin langsung menghentikan amukan sebelum dimulai dengan tidak langsung mengatakan "tidak" saat seorang anak meminta sesuatu. Sebaiknya, coba tenangkan diri dulu dan ajak anak duduk sebentar.

Ini memberi orangtua kesempatan untuk memikirkan tentang permintaan tersebut, dan tentang cara menolaknya secara positif. Jika perlu alihkan perhatian anak. Memperlambat dan mendiskusikannya juga memungkinkan anak memahami alasan penolakan, dan menerimanya. Beri kesan kalau anak didengarkan, kita peduli dengan keinginannya, tapi ada alasan penting mengapa keinginannya tak bisa dilakukan.

4 Tanda Orangtua Sudah Ajarkan Kecerdasan Emosi Pada Anak

Dream - Kecerdasan emosi (atau dikenal sebagai emotional quotient/ EQ) adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi sendiri dengan cara yang positif. Hal ini berdampak pada pengelolaan stres yang baik, mampu berkomunikasi secara efektif, berempati dengan orang lain, serta bisa mengatasi tantangan dan meredakan konflik.

Kecerdasan emosi didapatkan bukan dalam waktu singkat. Perlu diajarkan, dicontohkan dan dilatih terus-menerus sejak dini. Sebagai orangtua, apakah ayah bunda sudah mengejarkan kecerdasan emosi pada buah hati?

Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk anak adalah membantu mereka mengelola emosinya. Berikut tanda jika orangtua sudah mengajarkan kecerdasan emosi pada anak.

Orangtua melatih anak untuk tak impulsif
“Anak-anak pada dasarnya impulsif dan jika tidak dikendalikan mereka bisa menjadi orang dewasa yang impulsif,” kata Aleasa Word, pelatih kecerdasan emosional bersertifikat.

Impulsif merusak kecerdasan emosional, jadi ajari anak-anak untuk berhenti dan berpikir tentang apa yang mereka rasakan sebelum bertindak. Word menyarankan untuk menggunakan isyarat visual, seperti gelang khusus atau kata-kata pemicu untuk membantu anak-anak belajar cara berhenti. Jelaskan kepada anak-anak pentingnya meluangkan waktu lima detik untuk menanggapi apa pun, kecuali dalam keadaan darurat.

“Anak-anak saya sendiri telah melihat ke atas, melihat ke bawah, melihat ke kiri, dan melihat ke kanan secara rutin sebelum merespons, demi memaksa mereka untuk berhenti sejenak,” kata Word, dikutip dari Readers Digest.

 

Berdiskusi

Penting bagi orangtua untuk selalu meluangkan waktu berdiskusi dengan anak-anaknya. Hal yang dibahas bisa banyak hal, bukan hanya sekadar hal berat, tapi juga tema yang ringan. Kuncinya adalah saling mendengarkan.

“Miliki waktu bicara untuk keluarga adalah wajib,” kata Tom Kersting, seorang psikoterapis.

Rata-rata orangtua menghabiskan tiga setengah menit per minggu untuk percakapan yang bermakna dengan anak-anak mereka. Ini sangat kurang, coba buat rutinitas seluruh keluarga untuk berbincang selama 15 menit per malam.

 

Menerima emosi anak

Perasaan tidak ada yang benar atau salah, memang demikian adanya, dan setiap orang berhak atas perasaan mereka, termasuk anak saat mengalami perasaan tertentu. Selalu dorong anak untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui pertanyaan.

Misalnya, jika mereka terlihat sedih atau kesal dan tidak mau berbicara, orangtua dapat bertanya, 'Kakak/ adik terlihat murung diri hari ini, apakah sesuatu terjadi?. Jangan pernah menghakimi atau meragukan perasaan anak-anak. Cobalah berempati, bila tak punya kta positif yang ingin diucapkan lebih baik diam dan cukup beri pelukan hangat pada anak.

 

Puji saat anak mampu mengendalikan emosi

Membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosi adalah proses yang lambat tapi sangat layak. Jadi, penting bagi orangtua untuk memberi pujian dan merayakannya saat anak mempu mengendalikan emosi.

Akui situasi di mana anak membiarkan emosinya kacau tetapi tetap terkendali. Pujilah dia karena itu. Katakan, 'Aku suka caramu mengontrol emosi saat adik terus mengganggu. Itu cara yang bagus untuk menghadapinya'.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

Hidung tersumbat menjadi problem umum yang sering menimpa kita, terutama saat musim flu atau saat kita sedang mengalami alergi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Dia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.

Baca Selengkapnya
Kaki Kiri Kerap Timbul Rasa Sakit? Mungkin Ini Penyebabnya

Kaki Kiri Kerap Timbul Rasa Sakit? Mungkin Ini Penyebabnya

Ternyata kaki sakit sebelah kiri bisa disebabkan banyak faktor. Sebelum mengetahui cara mengatasinya, Yuk penyebabnya terlebih dahulu.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya