Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Melatih Buah Hati Berpikir Kritis Meski di Rumah Saja

Cara Melatih Buah Hati Berpikir Kritis Meski di Rumah Saja Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Sekolah memang tempat yang ideal untuk melatih anak berpikir kritis secara terus-menerus. Mulai dari tugas, diskusi, presentasi hingga aktivitas lainnya di sekolah akan mengasah kemampuan kritis anak.

Berpikir kritis memang harus dilatih dan dilakukan terus menerus. Dikutip dari Anggun Paud Kemdikbud, kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang digunakan untuk menganalisis fakta, mengemukakan dan mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen serta memecahkan masalah.

Berpikir kritis mendorong anak untuk menerima informasi, menganalisisnya, dan membuat penilaian tentangnya. Hal tersebut membutuhkan imajinasi dan rasa ingin tahu. Saat anak-anak menerima informasi baru, mereka mengisi semacam 'perpustakaan' di dalam otak mereka.

Anak lalu memikirkan tentang bagaimana informasi baru itu sesuai dengan apa yang sudah mereka ketahui, ataupun yang belum mereka ketahui. Untuk dapat melatih kemampuan ini ada beberapa kunci dan tips yang dapat dilakukan oleh orangtua selama anak belajar di rumah.

Minta anak menjelaskan kembali
Setelah diterangkan, membaca buku, mendapat informasi baru, minta anak menjelaskan kembali apa yang ia alami atau baca. Kemampuan menjelaskan ini akan memicu anak berpikir kritis, mengemukakan ide dan pendapatnya terkait yang ia lihat dan alami.

 

Evaluasi

Minta anak mengevaluasi apa yang dibaca dan dilihatnya. Misalnya setelah membaca buku dongeng Timun Emas atau buku cerita, pasti ada nilai baik dan buruk yang bisa dijadikan pelajar.

Nah, diskusikan dengan anak apa kira-kira yang bisa dipelajarinya. Ini akan melatih kemampuan untuk melakukan evaluasi atau penilaian anak terhadap sesuatu berdasarkan sudut pandangnya.

 

Karya tulis/ proyek sains

Saat  anak-anak dilibatkan dalam suatu topik atau kegiatan, akan membuka peluang bagi mereka untuk melakukan eksperimen dan mengeksplorasi pengetahuannya.

Proses ini akan menghasilkan banyak peluang untuk berpikir kritis bagi mereka. Selain itu, tindakan ini membantu anak mengembangkan minatnya.

Kembangkan hipotesis
Meluangkan waktu untuk membentuk hipotesis selama bermain adalah latihan berpikir kritis yang membantu mengembangkan keterampilan. Contohnya, tanyakan kepada anak, "jika kita mengikat sedotan plastik saat digunakan, apa yang terjadi? " atau "Mari kita memprediksi apa yang kita pikirkan akan terjadi selanjutnya".

 

Biarkan anak menyelesaikan masalahnya

Saat berhadapan dengan masalah atau konflik, perlu menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memahami masalah tersebut dan menghasilkan solusinya. Hindari memberikan solusi di awal pada anak, berikan dan tawarkan kepada anak beberapa pilihan langkah penyelesaian masalah dan dorong mereka untuk mencoba cara lainnya hingga mendapat solusi yang diinginkan.

Selengkapnya baca di sini

Buah Hati Sangat Tak Fokus Belajar di Rumah? Ini Cara Membantunya

Dream - Anak tak fokus saat belajar di rumah jadi salah satu keluhan yang kerap dilontarkan orangtua selama pandemi. Materi pelajaran yang disampaikan melalui video maupuum Zoom dan Gmeet kerap tak diperhatikan anak dengan baik.

Ada juga anak yang mudah fokus, tapi ada juga yang sangat sulit. Orangtua memiliki peran penting dalam membantu anak dengan rentang perhatian yang pendek atau yang mengalami kesulitan fokus.

"Bagaimana kita merespons saat anak tak fokus,  menuntunnya mencari solusi, akan sangat membantunya," kata Ashley Abramson seorang pakar pengasuhan anak, dikutip dari Fatherly.

Jika tujuan kita adalah untuk mengembangkan rentang perhatian yang lebih lama pada anak, ingatlah bahwa fokus adalah sebuah keterampilan. Dengan sedikit bantuan strategis dan kesabaran, kita bisa melatih fokus anak jadi lebih baik.

Coba beberapa cara berikut

 

1. Perhatikan kecenderungan anak

Selalu ada sesuatu yang memicu keharusan mengingatkan anak untuk kesekian kalinya fokus pada tugas, kelas dan hal lainnnya terkait akademik. Ingatlah bahwa karena fokus adalah keterampilan, anak-anak yang lebih kecil tidak selalu memiliki kekuatan otak untuk menyelesaikan suatu tugas.

Rebecca Bransetter, seorang psikolog anak, mengungkap bagian otak anak yang memiliki tugas untuk fokus belum berkembang sepenuhnya. Pada anak-anak yang lebih besar, situasi stres seperti pembelajaran jarak jauh dapat membuat fokus jadi lebih sulit.

"Orang tua terkadang langsung mempermalukan atau mengungkapkan kekecewaan, kemarahan, atau kekesalan tanpa memikirkan sudut pandang anak," kata Bransetter.

Bransetter menyarankan untuk mengingatkan diri sendiri bahwa anak sebenarnya mampu untuk fokus tapi mereka sedang mengalami masa-masa sulit dan perlu dilatih berulang kali untuk menjaga fokusnya.

Ketika orangtua melihat anak tidak fokus, berhentilah untuk memarahi dan ingatkan diri bahwa kemungkinan ada keterampilan perkembangan yang tertinggal atau alasan situasional yang membuat anak kesulitan.

Coba teknik "perhatikan dan jelajahi". Pertama, amati usaha anak, kedua ajukan pertanyaan.

Seperti, "Mama perhatikan kakak/adik mengalami kesulitan saat bikin tugas matematika. Kenapa? Apakah baik-baik saja? Mau dibantu?”. Pertanyaan detail penting diajukan untuk mencari tahu masalah anak. 

 

2. Hindari langsung mencari solusi

Saat melihat anak-anak kita tidak fokus, naluri kita biasanya langsung ingin memberikan solusi dan memaksanya untuk fokus. Bransetter mengatakan melompat terlalu cepat untuk "memperbaiki" adalah mengabaikan kesempatan untuk mengajari anak-anak teknik pemecahan masalah.

Lebih baik mulailah dengan mengajukan pertanyaan. Seperti, "Ada ide biar kakak/adik lebih fokus saat belajar?", "Lampunya kurang terang ya?", "Apakah suara di luar mengganggu?". Perlu diingat bahwa, pada anak-anak yang lebih besar, strategi terbaik untuk membuat mereka lebih fokus adalah dengan menggunakan caranya sendiri.

 

3. Memaksa anak

Melihat anak-anak mereka beralih ke YouTube saat mereka seharusnya sedang mengerjakan tugas atau mendengarkan gurunya di Zoom selama pembelajaran jarak jauh, membuat orangtua frustrasi. Orangtua mungkin langsung memarahi anak, tetapi Bransetter mengatakan hal itu malah jadi bumerang dan anak malah kesal.

Lebih baik tarik napas panjang dan ajukan pertanyaan pada anak, kenapa ia malah membuka YouTube atau media sosial saat pelajaran. Pertanyaan akan membawa fokus kembali ke lobus frontal otak anak jadi lebih aktif.

"Di situlah pemikiran rasional dapat muncul.Anak-anak tidak bisa memecahkan masalah jika mereka merasa stres atau dihakimi,"kata Bransetter.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Notes Pengasuh untuk Anak Agar Habiskan Bekal Bacanya Bikin Hati

Notes Pengasuh untuk Anak Agar Habiskan Bekal Bacanya Bikin Hati "Nyess"

Setiap hari, sang pengasuh membuat catatan manis biar si anak semangat menghabiskan bekalnya.

Baca Selengkapnya
Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan

Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan

Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Latihan Penting Biar Anak Punya Kecerdasan Emosi yang Baik

Latihan Penting Biar Anak Punya Kecerdasan Emosi yang Baik

Anak yang cerdas secara emosi artinya mampu mengenali, merasakan dan mengelola emosinya.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

Usia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.

Baca Selengkapnya
Bikin Es Krim Sehat Warna-warni untuk Anak, Cuma 4 Bahan

Bikin Es Krim Sehat Warna-warni untuk Anak, Cuma 4 Bahan

Es krim bisa dibuat warna-warni dan sehat agar lebih menarik untuk dikonsumsi anak-anak. Membuatnya pun cuma butuh 4 bahan.

Baca Selengkapnya
Pengalaman Ibu Lepas Anak 6 Tahun Terbang Sendiri Liburan ke Aceh

Pengalaman Ibu Lepas Anak 6 Tahun Terbang Sendiri Liburan ke Aceh

Mungkin bisa jadi referensi bagi ayah bunda yang ingin melatih buah hatinya mandiri.

Baca Selengkapnya