Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Buah Hati Sehat Jiwa, Terapkan Hal Ini Selama di Rumah

Buah Hati Sehat Jiwa, Terapkan Hal Ini Selama di Rumah Ibu Dan Anak

Dream – Kesehatan jadi hal yang paling berharga dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Bukan hanya sehat fisik, tapi juga sehat jiwa. Bagi Sahabat Dream yang memiliki buah hati, pasti merasa sedih dan bingung melihat mereka tak bisa bebas bermain, bersekolah dan bersosialisasi dengan teman sebaya.

Anak pun kerap mengeluh bosan karena sudah lama di rumah saja. Dalam kondisi ini, penting untuk lebih peka dalam melihat kondisi psikologis anak. Berada di rumah sepanjang hari dengan batas waktu yang tidak terhingga, tentu akan berdampak bagi kesehatan mental seseorang.

Bisa saja pandemi memberikan kenangan buruk bagi anak-anak. Analisa Widyaningrum seorang psikolog dalam talkshow bertajuk 'Sehat Jiwa dan Raga di Masa Pandemi', beberapa waktu lalu mengungkap kalau penting untuk menjaga kesehatan jiwa anak dan membuat kenangan indah bersama anak selama pandemi.

“Lakukan hal yang menyenangkan, cari kegiatan yang bisa bikin tenang,” kata Analisa.

Orangtua bisa membuka komunikasi dengan sang anak dan tanyakan hal apa yang ingin dilakukan seperti menonton bersama, membacakan dongeng untuk anak, memasak bersama, atau kegiatan lain yang mendekatkan orang tua dan anak.

 

Hormon Positif

Cara-cara tersebut bisa meningkatkan 4 hormon positif yang dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Apa saja hormon positif yang bisa diciptakan dengan membangun kedekatan bersama anak selama di rumah? Yuk simak

1. Hormon Dopamin
Hormon ini termasuk rasa senang dan bahagia. Untuk mencapainya, pastikan anak tidur cukup minimal 8 jam sehari dan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang disukainya.

2. Hormon Endorfin
Hormon ini seperti mengurangi rasa sakit. Bisa dilakukan dengan memberikan makan makanan kesukaan anak seperti cokelat atau es krim

3. Hormon Serotonin
Hormon ini meliputi suasana hati, rasa kesepian, dan nafsu makan. Untuk mencapainya, bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas rileks bersama anak seperti berkebun, bermain sensori atau mungkin mendengarkan musik.

4. Hormon Oksitosin
Hormon ini meliputi rasa cinta seperti berpelukan atau kontak fisik dengan orang yang dikasihi. Perbanyak pelukan hangat untuk anak sejak ia bangun tidur hingga kembali memejamkan mata. Bukan hanya menenangkan anak, tapi juga orangtua.

 

Laporan Elyzabeth Yulivia

Ibu, Coba Cara Sederhana Redakan Stres Pengasuhan

Dream - Menjadi ibu bisa membuat stres. Terutama dalam situasi pandemi seperti sekarang. Ibu harus mendampingi sekolah anak, mengurus rumah tangga, belum lagi yang bekerja dari rumah. Frustrasi dan ketegangan kerap dialami.

Untungnya, bagian yang menyenangkan dari menjadi ibu yang dapat membantu kita menghadapi momen penu stres. Salah satu cara terbaik bagi para ibu untuk mengurangi stres adalah dengan menghargai kegembiraan, dengan benar-benar menikmati momen bersenang-senang dan bermain bersama anak.

"Anak-anak memang membawa banyak pekerjaan dan 'kekacauan', tetapi mereka ahli dalam bersenang-senang. Baik itu balita yang sedang menikmati keajaiban gelembung sabun mandi atau remaja yang menemukan kebebasan mengemudi, anak-anak dapat memberi Anda banyak kesempatan untuk menikmati aktivitas sehari-hari yang sering kita anggap remeh," kata Melissa Scott, seorang wellness coach, dikutip dari VeryWell.

 

Bersantai dengan anak

Melihat dunia melalui mata anak-anak dan berusaha melihat dari perspektif mereka dapat membantu kita menikmati dunia sekitar dengan cara yang segar. Bersenang-senang dengan anak-anak dapat melipatgandakan kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari.

"Kunci untuk bersenang-senang di tengah pengalaman sehari-hari adalah dengan bersantai. Dengan mengesampingkan gangguan dan meluangkan waktu untuk fokus pada anak-anak, ibu akan dapat benar-benar menikmati waktu bersama anak dan menguatkan ikatan," kata Scott.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah, selalu ingat bahwa waktu akan berlalu. Anak-anak cepat sekali tumbuh, momen 'digelayuti' oleh mereka akan sangat kita rindukan ketika anak sudah remaja dan menemukan dunianya sendiri.

"Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan masa depan, ketika Anda akan melihat kembali hari-hari ini dengan nostalgia," pesan Scott.

4 Trik Agar Orangtua Tak Tularkan Stres Pada Anak

Dream - Ketidakpastian dan kecemasan adalah bagian penting dari eksplorasi seorang anak di dunia baru mereka. Orangtua juga memiliki pemicu stres (stresor) karena ketidakpastian di situasi pandemi seperti sekarang.

Orang dewasa yang mengalami stres, cenderung bisa menularkannya pada anak-anak. Saat berhadapan dengan orangtua yang stres, anak bisa mengalami hal yang sama seperti ketakutan dan kecemasan. Hal ini dapat berdampak besar pada cara mereka menangani ketakutan mereka sendiri sepanjang masa, baik atau buruk.

“Jika orangtua memiliki kecemasan dan kekhawatiran, ini tidak buruk. Ini adalah cara terbaik untuk membantu anak,” kata psikolog Dr. Reid Wilson.

Wilson mengatakan bahwa orangtua harus berbagi dengan anak-anak bagaimana mereka pernah mengalami pengalaman menakutkan di masa lalu, dan bagaimana mereka masih menjadi takut ketika melakukan aktivitas tertentu. Ia menyarankan, hal itu dapat membantu anak-anak memahami bahwa ketakutan mereka adalah normal - dan dapat diatasi

 

Ajarkan Kepercayaan Diri

“Ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang menakutkan memperkuat kecemasan. Orangtua dapat berpikir apa pun yang mereka inginkan, tetapi mereka harus berusaha menunjukkan kepercayaan diri," ujar Wilson.

Menunjukkan kepercayaan diri tidak sama dengan menutupi rasa takut. Anak-anak cerdas dalam menangkap sinyal non-verbal. Mereka akan melihat reaksi terhadap pemicu stres meskipun ada upaya untuk menyembunyikannya. Bagaimana orangtua menindaklanjuti kecemasan yang mereka alami dapat memengaruhi cara anak memandang kecemasan yang sama di masa depan dan bagaimana mereka akan bereaksi dalam situasi yang serupa.

 

4 cara tidak mentransfer kecemasan pada anak

1. Jangan menutupi atau menyembunyikan ketakutana. Anak-anak akan menangkapnya juga. Sebaliknya, tunjukkan kepercayaan diri saat membicarakan hal-hal yang membuat kita takut
2. Dengarkan kekhawatiran mereka. Bantu anak-anak mengungkapkan ketakutannya
3. Contohkan perilaku 'coping mechanism' untuk anak-anak. Tunjukkan kepada mereka bahwa beberapa kecemasan itu normal dan ada cara untuk mengatasinya
4. Biarkan anak mengalami ketakutan dan kekhawatiran. Bantu dia mencari caranya sendiri yang positif untuk menghadapinya

“Jika anak menangkap perilaku cemas, maka tidak apa-apa untuk menjelaskan kepada mereka apa yang terjadi dengan dengan bahasa yang sesuai dengan usianya,” ungkap Wilson.

Sumber: Fatherly

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tak Hanya Kurang Serat, Ketahui Sebab Lain yang Bikin Sulit BAB

Tak Hanya Kurang Serat, Ketahui Sebab Lain yang Bikin Sulit BAB

Sulit buang air besar bisa disebabkan pola makan kurang sehat. Ketahui kebiasaan yang harus diperbaiki agar pencernaan lebih sehat.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Beda Usia, Ternyata Beda Cara Perawatan Gigi Anak

Beda Usia, Ternyata Beda Cara Perawatan Gigi Anak

Jaga kesehatan gigi dan gusi si kecil sejak dini agar tidak bermasalah di kemudian hari.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Jangan sampai berlebihan karena efeknya malah bisa bikin berat badan anak tak kunjung bertambah.

Baca Selengkapnya