Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bikin Balita Menunggu, Taktik Unik Latih Kesabaran Si Kecil

Bikin Balita Menunggu, Taktik Unik Latih Kesabaran Si Kecil Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Anak-anak yang berusia di bawah usia lima tahun kerap dimanjakan oleh orang di sekelilingnya. Apapun yang mereka minta, kita cenderung langsung memenuhinya. Saat ingin minum susu, makan biskuit, main bola dan sebagainya, maka langsung diikuti.

Menunda keinginan si balita, kerap seperti membuka 'bendungan' air matanya. Anak bisa saja menangis kencang hingga sesenggukan dan membuat banyak orang tak tega. Banyak yang berpendapat, anak di usia balita belum bisa mengendalikan emosi dan belum mengerti kesabaran.

Rupanya hal tersebut kurang tepat. Menurut Harvey Karp, seorang dokter anak yang terkenal dengan bukunya berjudul 'Happiest Baby (and Toddler)', ada tahapan awal yang bisa dilakukan untuk melatih kesabaran balita. Hal ini sangat penting diajarkan, yaitu peregangan kesabaran atau patience stretching. 

 

Apa itu "peregangan kesabaran"?

"Peregangan kesabaran merupakan pendekatan untuk mengajar balita bagaimana menunggu demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tujuan akhirnya adalah memberikannya kepadanya, tetapi kita perlu menerapkan penundaan sebelum mengikuti permintaannya," ujar Karp, seperti dikutip dari PureWow.

Misalnya jika si kecil meminta susu dingin yang ada di kulkas, sementara kita sedang sibuk menyiapkan sarapan, jangan langsung mengiyakan. Katakan saja "susu? adik mau susu? tunggu sebentar ya, 10 detik, mama lagi taruh piring".

 

 

Lakukan secara rutin

Lakukan aktivitas lain dan biarkan si kecil menunggu beberapa detik. Setelah itu sediakan susu yang diinginkannya. Berikan pujian pada si kecil, seperti "ini susu ternikmat di dunia untuk yang sedang belajar sabar".

"Dengan begitu, orangtua tidak hanya menghadiahi balita karena menunggu, tetapi juga memberinya pelajaran berharga kalau menunggu tidak masalah dan orangtua menepati janjinya. Di kemudian hari, saat situasi begitu sibuk dan tak ada yang bisa langsung melayaninya, si kecil sudah sedikit paham," ungkap Karp.

Saat balita terbiasa dengan taktik ini, terus tingkatkan durasi waktunya menunggu. Bisa memulai dengan 5 detik, tetapi kemudian naik menjadi 10, 20, 60 dan seterusnya.

"Anak merupakan pembelajar yang cepat, mereka akan terlatih menganalisis situasi. Mengajarkan dan melatih kesabaran akan sangat penting bagi kehidupannya kelak," pesan Karp.
 

 

Sikap Toxic Parents yang Bisa Hancurkan Mental Anak, Segera Hentikan!

Dream - Menjadi orangtua memang bukan hal yang bisa dipelajari dalam kelas, padahal prosesnya begitu rumit. Membutuhkan persiapan matang, emosi yang stabil, finansial dan fisik yang mumpuni.

Setelah anak lahir, orangtua idealnya selalu belajar terutama dalam hal pengasuhan. Bukan hanya memenuhi kebutuhan materi saja, tapi juga emosi dan psikologisnya.

Setiap orang tentu ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mulai dari nutrisi, pendidikan, hingga membantu menggapai cita-cita si kecil. Sayangnya, tanpa disadari beberapa orangtua melampaui keinginan mereka terhadap anak-anaknya.

Alhasil, orangtua tidak berkompromi dengan anak, tidak pernah merasa bersalah dan minta maaf kepada anak, tidak menghargai anak, egois sebagai orangtua. Sikap tersebutlah yang dinamakan toxic parents.

Seperti apa ciri toxic parents? Jika muncul ciri ini, segera hentikan demi kestabilan mental dan masa depan anak.

 

1. Terlalu kritis

Banyak orangtua selalu mengkritik apapun yang dilakukan anak. Tidak peduli anak melakukan kesalahan sedikit maupun besar. Kritik pun terus dilakukan tanpa diimbangi dengan pujian dan motivasi.

Beberapa orangtua merasa kalau hal tersebut dilakukan demi menggembleng mental anak, tapi yang muncul justru sebaliknya. Anak jadi merasa tak dihargai, tumbuh jadi pribadi yang kurang percaya diri dan selalu merasa rendah diri. Imbangi kritikan dan pujian. Jika memang anak melakukan hal yang positif, jangan ragu untuk menunjukkan kebanggaan.

 

2. Membenarkan perilaku yang salah

Anak melakukan kesalahan seperti membolos, memukul teman di sekolah atau merusak barang orang lain. Hal yang dilakukan orangtua malah membela anak tanpa ingin mencari tahu latar kejadian dan faktanya.

Rasa sayang memang membuat kita ingin selalu melindungi anak, tapi hal ini bisa jadi bumerang baginya. Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan bertanggung jawab. Jangan selalu jadi 'penebus' kesalahannya. Hal tersebut justru bakal melemahkan mental anak dan membuatnya jadi pribadi yang tak bisa bertanggung jawab,

 

3. Tidak membiarkan anak memperlihatkan emosi negatif

Emosi sangat beragam, bukan hanya kesenangan. Anak juga bisa sedih, kecewa, marah, stres, galau, dan masih banyak lagi. Hal tersebut tentunya merupakan hal normal karena anak akan mengalami masalah dan emosinya tak tertahankan.

Banyak orangtua yang tidak membiarkan anak jujur dengan emosi yang dirasakannya. Selalu menghibur, meminta anak memendamnya, padahal hal itu sangat tidak sehat. Biarkan anak merasakan kesedihan dan kekecewaan, karena dari situ anak akan belajar bagaimana 'menyembuhkan' kesedihan yang dialaminya dan mengenali emosinya.


Laporan Anisha Saktian Putri/ Sumber: Fimela

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Tas Lebaran Wanita untuk Menunjang Penampilan di Hari yang Fitri

15 Tas Lebaran Wanita untuk Menunjang Penampilan di Hari yang Fitri

Berikut adalah beberapa rekomendasi tas Lebaran wanita untuk menunjang penampilan di hari yang fitri. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Balita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua

Anak usia dini seringkali menunjukkan kemarahannya dalam bentuk mengeluarkan tangis yang meronta-ronta atau emosi yang meledak-ledak.

Baca Selengkapnya
Bikin Tumis Pare Gurih,  Ada Trik Kurangi Rasa Pahitnya

Bikin Tumis Pare Gurih, Ada Trik Kurangi Rasa Pahitnya

Ada banyak variasi tumis pare yang dapat disajikan dengan tambahan berbagai bahan lainnya, sehingga membuat hidangan semakin nikmat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
50 Kata-Kata Bijak tentang Kesedihan yang Menguatkan, Yakinkan Diri Bahwa Ada Tawa setelah Tangis

50 Kata-Kata Bijak tentang Kesedihan yang Menguatkan, Yakinkan Diri Bahwa Ada Tawa setelah Tangis

Kesedihan sebaiknya tidak disimpan berlarut-larut. Bangkitlah dan ciptakan kebahagiaanmu sendiri.

Baca Selengkapnya
4 Langkah Penting  Biar Keju Tahan Lama dan Tak Mudah Berjamur

4 Langkah Penting Biar Keju Tahan Lama dan Tak Mudah Berjamur

Simpan keju dengan cara yang tepat agar tidak mudah basi. Perhatikan 4 hal sebelum menyimpannya di dalam kulkas.

Baca Selengkapnya
Ngakak Parah! Emak-Emak Mau Tampil Cetar, Lihat Bulu Mata Palsunya Malah Bikin Tepok Jidat

Ngakak Parah! Emak-Emak Mau Tampil Cetar, Lihat Bulu Mata Palsunya Malah Bikin Tepok Jidat

Bulu mata palsu harus ditempatkan dengan di posisi yang seharusnya. Jika tak terbiasa atau mengerti teknik memasang, akan jadi bahan tertawaan orang.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Ketika Diajak Buat Konten

NOTED KAK! Ketika Diajak Buat Konten

Pernah nggak sih kamu ngumpet karena takut diajak temen bikin konten? Kalau pernah, kamu tentu paham yang dirasakan rekan kita ini.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Balita Suka Pukul Diri Sendiri Saat Tantrum

Ternyata Ini Alasan Balita Suka Pukul Diri Sendiri Saat Tantrum

Anak balita juga bisa menggigit, membenturkan kepala, memberontak, melempar atau menendang barang.

Baca Selengkapnya
Kisah Istri Balas Sumpah Laknat dari Suami yang Menuduhnya Selingkuh dan Berzina Tanpa Bukti,  Ucap Sampai 5 Kali Sambil Menangis

Kisah Istri Balas Sumpah Laknat dari Suami yang Menuduhnya Selingkuh dan Berzina Tanpa Bukti, Ucap Sampai 5 Kali Sambil Menangis

Dalam 1.000 kasus, pasti ada satu kasus li'an. Kasus ini jarang diajukan, karena dampaknya lebih dahsyat dari talak Bain Kubro.

Baca Selengkapnya
Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Mengucek mata bisa disebabkan beberapa hal. Ketahui penyebabnya agar bisa terhindar dari kebiasaan yang justru memperburuk kesehatan mata.

Baca Selengkapnya