Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Biasakan Anak Memberi Penjelasan dan Bukan Alasan Saat Bermasalah

Biasakan Anak Memberi Penjelasan dan Bukan Alasan Saat Bermasalah Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Semua anak cenderung akan mencarin alasan saat menutupi sikap buruknya. Biasanya mengatakan "Itu bukan salahku!", yang merupakan reaksi umum bagi anak-anak ketika mereka melanggar aturan.

Jika anak mengatakan hal-hal seperti, "saya harus memukulnya karena dia yang menendang saya dulu", atau "bukan salah saya, saya lupa pekerjaan rumah saya. Guru saya tidak memberi saya cukup waktu,", penting untuk mengatasinya secara proaktif. Jika tidak, anak akan menjadi orang yang tidak bisa menerima tanggung jawab pribadi atas tindakannya.

Bagaimana cara mengajarkan anak agar bisa bertanggung jawab akan tindakannya? Langkah pertama adalah berusaha tetap tenang.

"Hindari berdebat dengan anak ketika dia bersikeras bahwa ada sesuatu yang bukan kesalahannya. Jika tidak, akan berisiko mengalami 'perebutan kekuasaan'. Sebaliknya, tanggapi dengan tenang. Perjelas bahwa perilakunya adalah hal buruk," kata Amy Morin, seorang psikoterapis keluarga, dikutip dari VeryWell

Tunjukkan alasan kenapa perilakunya tak dibenarkan dan mereka bertanggung jawab atas hal itu. Ajari anak perbedaan antara penjelasan dan alasan. Misalnya, memberi tahu gurunya bahwa dia tidak hadir karena dia benar-benar sakit adalah penjelasan. Sementara itu, memberi tahu guru bahwa pekerjaan rumah dirusak adik adalah alasan.

 

Beda Penjelasan dan Alasan

"Penjelasan menerima tanggung jawab pribadi sementara alasan cenderung menyalahkan orang lain. Penjelasan dimaksudkan untuk membantu orang lain memahami situasinya sementara alasan biasanya dimaksudkan untuk membenarkan kesalahan," kata Morin.

Terkadang anak-anak (serta banyak orang dewasa) mengalami kesulitan mengenali perbedaannya. Butuh waktu dan upaya untuk membantu anak melihat bahwa ada perbedaan besar antara menyalahkan orang lain dan menerima tanggung jawab pribadi.

Mainkan peran dengan berbagai skenario dan minta anak Anda untuk mengidentifikasi saat membuat alasan dan saat melakukan penjelasan. Dengan latihan, anak bisa tumbuh mengenali perbedaannya.

 

Beri Pujian

"Ketika anak mencoba menyalahkan orang lain atas kesalahan dan masalahnya, kembalikan fokus pada pilihannya dalam cara dia merespons," kata Morin.

Misalnya, jika dia berkata, "saya mendapat nilai buruk di proyek saya karena guru tidak menjelaskan cara melakukannya", tanyakan, "Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi itu?". Bicarakan tentang bagaimana dia bisa meminta klarifikasi atau mencari bantuan, daripada menyalahkan guru atas nilainya yang buruk.

Jangan lupa juga untuk memuji anak karena mengatakan yang sebenarnya atau bertanggung jawab atas perilakunya. Saat dia mengakui kesalahan dan memberi penjelasan, cobalah untuk menerimanya dan bukan memarahi. Berikan konsekuensi yang memberinya pelajaran berharga.

Bantu Anak Mengelola Emosi dengan Baik, Bagaimana Caranya?

Dream - Bagi siapa pun, berapa pun usianya, mengelola emosi dan perilaku selalu jadi tantangan dan bukan hal mudah. Tuntutan sehari-hari, tekanan dan stres dapat memunculkan emosi negatif. Hal itu bisa menyebabkan cara berpikir, bertindak, dan dampak yang buruk.

Emosi dan suasana hati kita bisa menjadi faktor penentu yang sangat kuat dalam bertindak. Saat emosi dalam kondisi positif, bisa membantu kita berpikir kreatif, lateral, dan terbuka terhadap ide-ide baru.

Membantu anak untuk mengelola emosi dapat membantu mereka menjadi tangguh, merespons secara efektif dalam situasi stres, menangani kritik dari orang lain, beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan atau keadaan dan sejumlah hal lainnya.

Lalu bagaimana caranya membantu anak untuk mengelola emosinya?

Mengadopsi 'teknik reaktif'
Emosi yang kuat memiliki kemampuan untuk mempersempit pemikiran kita dan bisa sangat membatasi persepsi kita tentang situasi. Ketika anak-anak marah, takut atau frustrasi, atau kesal mereka tidak selalu berpikir jernih dan kemudian menyesali bagaimana mereka menanggapi suatu situasi.

"Kapan pun memungkinkan, ajari anak untuk meluangkan waktu di antara peristiwa yang membuat stres sebelum merespons. Selama 'waktu istirahat' ini berbicara tentang apa yang menyebabkan peristiwa tersebut, bagaimana perasaan mereka, apa hasil yang diinginkan, hal-hal yang dapat dilakukan secara berbeda dan langkah-langkah positif yang harus diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan," ujar Jacqui Preugschat, seorang pakar pengasuhan dikutip dari KidSpot.

 

Fokus pada hal positif

Bicara kepada anak dan bahas peristiwa positif yang terjadi dalam hidup mereka atau berbicara tentang orang, tempat, dan peristiwa yang menarik. Hal ini dapat memberikan efek positif pada sikap anak dan cara pandang mereka terhadap kehidupan.

"Pada gilirannya akan memiliki 'efek domino' pada lingkaran pertemanan anak dan menciptakan kebiasaan berfokus pada rasa syukur dan gambaran yang lebih besar dalam hidup mereka daripada pandangan sempit yang berfokus pada diri sendiri," ujar Preugschat.

 

Bantu mereka belajar dari kesalahan

Setiap orang membuat kesalahan dan apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita tentang kesalahan dapat berdampak besar pada cara mereka memandang kesuksesan dan kegagalan sebagai orang dewasa. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, tidak lebih, tidak kurang.

"Kesalahan tidak boleh dipandang baik atau buruk atau terhubung dengan harga diri seseorang. Kesalahan juga harus dibicarakan dengan sudut pandang yang positif karena ini juga akan membantu memperluas wawasan ke dalam pembelajaran," pesan Preugschat.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya

Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya

Jangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Orang Tua Wajib Tahu! Begini 9 Cara Melatih Anak Puasa Sejak Dini, Lengkap dengan Manfaatnya

Orang Tua Wajib Tahu! Begini 9 Cara Melatih Anak Puasa Sejak Dini, Lengkap dengan Manfaatnya

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pendidikan agama sejak kecil.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19

Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19

Yuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.

Baca Selengkapnya