Begini Cara Membuat Anak Mandiri Sejak Kecil
Dream - Mendidik anak agar mandiri merupakan tugas setiap orangtua, dan menjadi tujuan penting dalam membesarkan anak. Kemandirian adalah sikap yang penting dipelajari anak sejak dini, sebagai bekalnya kelak ketika dewasa.
Dari anak lahir, dan tumbuh menjadi bayi yang lucu, mereka menggantungkan hidup mereka pada orangtua. Mulai dari makan, mandi dan tidur, semua dilakukan dengan bantuan orang dewasa. Ketika anak beranjak remaja, mereka harus sudah bisa melakukan semua hal itu sendiri.
Tidak mungkin anak akan terus mengandalkan orangtua. Sejak balita, penting untuk melatih si kecil mandiri, seperti makan sendiri. Kemandirian anak perlu disiapkan sedini mungkin, bila orangtua terlambat mengajarkan anak tentang kemandirian, bukan tak mungkin ia akan kaget saat menghadapi usia dewasa.
Untuk menghindari hal tersebut, orangtua bisa mencoba cara-cara berikut untuk latih anak jadi mandiri sejak dini berikut ini.
Memberikan Pengertian
Perhatian dan pengertian pada anak memang diperlukan. Orangtua harus paham, kapan ia harus memperhatikan anak, dan kapan harus memberi pengertian pada anak. Perhatian yang berlebihan tentu akan membuat anak sulit untuk mandiri dan mengharapkan perhatian lebih dari orangtua.
Sejak anak berusia antara 3-4 tahun, mereka seharusnya sudah mampu untuk makan dengan tangan mereka sendiri. Pelajaran mandiri pertama mereka adalah menyuap makanan mereka sendiri. Langkah ini bisa dimulai dengan memberi anak pengertian bahwa mereka sudah bukan bayi lagi.
Selain itu, orangtua juga bisa memperlakukan anak sesuai usianya, dengan memberi tugas yang sekiranya mampu anak kerjakan sendiri. Seperti membereskan mainannya sendiri ketika sudah selesai bermain, melepas pakaiannya sendiri, dan hal-hal sederhana lainnya. Beri mereka pengertian, “Sudah besar, makan sendiri bisa? Kan sudah bukan bayi lagi.”
Memberi Anak Kesempatan
Setelah memberi pengertian pada anak, kalau mereka bukanlah bayi lagi, orangtua bisa memberi mereka catatan tentang apa saja yang harus dilakukan sendiri. Misalnya saja, makan sendiri, menyikat gigi sendiri, mengenakan pakaian sendiri, dan lain sebagainya.
Cara ini bisa dimulai sejak usia 4 tahun, ketika anak sudah bisa memahami keadaan. Sebelum memberikan catatan kegiatan mandiri tersebut, beri anak kesempatan untuk mengerjakannya sendiri terlebih dahulu.
Kesempatan mencoba sangat penting bagi anak untuk menuju kemandirian. Ketika anak meminta untuk menyikat gigi sendiri, jangan dilarang dan dampingi mereka. Perhatikan apa yang mereka lakukan sendiri, beri mereka pengertian. Ketika mereka mampu melakukannya sendiri, semangati mereka agar mau melakukannya lagi sendiri secara rutin.
Memberi Mereka Tanggung Jawab
Ketika anak sudah mulai belajar melakukan kegiatan rutin mereka sendiri, orangtua tidak perlu menargetkan keberhasilan terlalu muluk. Buat target prioritas sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Target prioritas tersebut bisa berupa tanggung jawab sederhana.
Ketika anak ingin bermain, beri mereka tanggung jawab untuk membereskannya saat sudah selesai bermain. Beri mereka pengertian, kalau mereka harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Begitu pula dengan mainan mereka.
Membuat anak jadi mandiri dengan tanggung jawab memang tidak mudah. orangtua harus bersabar, karena rasa tanggung jawab tidak bisa muncul begitu saja. Secara bertahap, anak akan memahami betapa pentingnya tanggung jawab.
Membuat Jadwal
Kemandirian bisa dibentuk dari rutinitas. untuk menciptakan rutinitas, beri anak jadwal harian tentang kegiatan dan keseharian mereka. Libatkan anak dalam membuat jadwal harian, dan minta pendapat mereka.
Misalnya, bangun pagi pukul 5 pagi, dilanjutkan dengan cuci muka dan gosok gigi misalnya. Ketika anak sudah bisa menerapkan rutinitas mereka sendiri, maka secara perlahan mereka akan melakukannya sendiri dan berubah jadi kebiasaan baik.
Selain mengajarkan anak jadi lebih mandiri, penjadwalan juga mengajarkan anak akan pentingnya menhargai dan memanfaatkan waktu dengan baik. Bila tantangan mengikuti rutinitas bisa diselesaikan anak, peluang anak jadi mandiri lebih tinggi dibandingkan anak yang menjalani kesehariannya tanpa jadwal yang teratur.
Bernegosiasi
Anak yang berusia lebih dari 3 tahun, biasanya sudah bisa bernegosiasi dengan orangtua. Misalnya ketika memilih baju yang akan dikenakan, anak akan protes kalau tidak sesuai dengan keinginannya. Kemampuan anak bernegosiasi ini bisa dimanfaatkan untuk membuat mereka jadi lebih mandiri.
Ketika anak melakukan protes terhadap apa yang dilakukan orangtua untuk mereka, ajak untuk terlibat. Seperti halnya ketika anak tidak menyukai pilihan pakaian orangtua, ajak anak untuk memilih pakaian mereka sendiri di lemari.
Setelah itu, beri mereka pengertian, kalau sekarang mereka bisa memilih pakaian mereka sendiri dengan syarat mau mengambil dan memakai pakaian sendiri.
Tidak Harus Sempurna
Memberi anak kesempatan untuk melakukan kegiatan mereka sendiri harus diikuti dengan pantauan orangtua. Namun, perlu diperhatikan juga, jikalau anak melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan standar orang tua.
Ketika anak melakukan kesalahan, jangan marahi mereka. Beri mereka pengertian dengan nada yang baik dan membereskan apa yang telah mereka lakukan. Misalnya, ketika anak sedang belajar makan sendiri dan menumpahkan makanannya di meja. Jangan marahi mereka, dan bereskan saja.
Menuntut anak belajar dengan sempurna justru akan membuat mereka merasa tertekan dan enggan untuk melakukan segalanya sendiri lagi. Mereka akan terus bergantung pada orangtua, karena menganggap apa yang akan mereka lakukan tidak sempurna dan membuat mereka dimarahi.
Memuji Anak
Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh orangtua saat mendidik anak jadi lebih mandiri, yaitu memberi anak pujian. Pujian ini tidak hanya diberikan saat anak berhasil melakukan sesuatu dengan baik saja, tapi juga diberikan ketika anak sudah mencoba dan gagal.
Dengan pujian, anak akan merasa dihargai. Misalnya saja ketika anak mencoba mengenakan pakaian mereka sendiri tapi terbalik, jangan pernah salahkan mereka. Puji mereka, “Wah sekarang sudah bisa pakai baju sendiri. Yuk, dirapikan dulu pakaiannya,” atau dengan pujian lain yang bernada positif.
Perlu diketahui orangtua, kalau anak-anak sangat haus akan pujian dan perhatian. Jadi, jangan menganggap remeh pujian atau kritikan pada si kecil, karena dapat berpengaruh ke pola pikir mereka kelak.
Mempertimbangkan Kondisi Anak
Cara membuat anak jadi mandiri terakhir ialah dengan memperhatikan kondisi anak. Ketika orang tua menuntut anak untuk mandiri, perhatikan bagaimana kondisi anak saat itu. Memberi tanggung jawab di saat yang tidak tepat justru anak memperburuk keadaan, terlebih saat anak marah.
Begitu pula saat anak gagal melakukan kegiatan mandiri mereka. Jangan memarahi atau mengkritik mereka. Seperti yang disampaikan oleh Psikolog, Jeanne William di laman Today’s Parents, menawarkan bantuan pada anak jauh lebih baik dibanding mengkritik atau memarahi anak.
Jangan terlalu buru-buru menyimpulkan anak gagal dalam menghadapi masalah mereka. Lebih baik tanyakan apa mereka butuh bantuan atau tidak. (mut)
Sumber: Today’s Parent
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.
Baca SelengkapnyaAda tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.
Baca SelengkapnyaPenting banget nih buat para ayah newbie agar bisa aktif mengurus buah hati.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak-anak artis ini memutuskan berhijab sejak usianya masih muda. Bahkan ada yang baru berusia lima tahun sudah belajar memakai hijab sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaDia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.
Baca SelengkapnyaMengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.
Baca Selengkapnya