Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bayi 16 Bulan Tewas Dianiaya Orangtua Angkat, Publik Korea Marah Besar

Bayi 16 Bulan Tewas Dianiaya Orangtua Angkat, Publik Korea Marah Besar Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Korea Selatan sedang digegerkan kasus kematian seorang bayi perempuan berusia 16 bulan pada Oktober 2020 lalu. Baru terkuak kalau bayi bernama Jeong In tersebut meninggal karena dianiaya dan dilecehkan secara seksual oleh orangtua angkatnya.

Sebuah laporan investigasi yang disiarkan oleh saluran televisi SBS beberapa waktu lalu mengungkap kalau Jeong In tewas 271 hari setelah diadopsi. Selama ini keluarga angkatnya tinggal di kawasan Seoul.

Kemarahan publik semakin meningkat karena kepolisian Korea Selatan dianggap gagal mencegah kematian bayi tersebut. Pasalnya, sebelum Jeong In tewas, ada tiga laporan dugaan pelecehan seksual anak yang dilaporkan oleh dokter anak yang memeriksanya.

Jeong-in diadopsi Januari lalu oleh pasangan beda profesi. Sang ibu adalah seorang penerjemah dan ayahnya adalah seorang karyawan perusahaan penyiaran dan mereka memili satu anak kandung perempuan berusia 4 tahun. Orangtuanya bahkan muncul dalam program Sistem Penyiaran Pendidikan Korea dengan kedua putrinya untuk mempromosikan adopsi.

 

 

Penuh Memar

Menurut laporan SBS, orang tua angkat secara brutal menganiaya Jeong-in selama berbulan-bulan. Seorang pekerja di sebuah pusat penitipan anak membuat laporan pertama tentang dugaan pelecehan anak ke Kantor Polisi Yangcheon Mei lalu setelah dia menemukan memar di tubuh Jeong-in. Orang tuanya memberi tahu polisi bahwa mereka mungkin memijat gadis itu terlalu keras, dan polisi menutup kasusnya.

Jeong In

(courtesy of SBS)

Pasangan itu kemudian membiarkan Jeong-in di rumah alih-alih mengirimnya ke penitipan anak. Dari Juli hingga September, dia hanya muncul di pusat penitipan enam kali. 
Pada bulan Juni, polisi menerima laporan bahwa Jeong-in ditinggalkan sendirian di dalam mobil yang diparkir.

 

Pelecehan Seksual

Pada bulan September, seorang dokter anak yang merawat Jeong-in melaporkan dugaan pelecehan kepada polisi. Dalam kedua kasus tersebut, polisi menutup penyelidikan dengan mengatakan mereka tidak dapat menemukan bukti.

Jeong-in meninggal dunia pada 13 Oktober 2020, di sebuah rumah sakit di Mok-dong, Distrik Yangcheon. Tubuhnya memar, banyak tulang yang patah dan ada luka di kepalanya. Dia menderita tiga kali serangan jantung di rumah sakit dan dokter tidak bisa menyadarkannya.

Seorang pekerja rumah sakit kemudian melaporkan dugaan penganiayaan pelecehan anak kepada polisi. Menurut otopsi oleh Layanan Forensik Nasional, Jeong-in meninggal karena pendarahan internal yang serius pada organnya yang disebabkan oleh kekuatan eksternal. Dia hanya memiliki berat 8 kilogram pada usia 16 bulan.

Saat diadopsi oleh pasangan berdarah dingin itu pada Januari, Jeong In berusia tujuh bulan dan beratnya 9 kilogram. Polisi Yangcheon menyimpulkan bahwa pasangan itu mulai melakukan kekerasan terhadap Jeong-in satu bulan setelah diadopsi.

Pada bulan November, Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul mendakwa ibu angkat atas pembunuhan tidak disengaja, pelecehan anak dan ayah angkatnya atas kelalaian.

Sumber: koreajoongangdaily

 

 

Predator Seksual Anak Bakal Dikebiri Kimia, Bagaimana Cara Kerjanya?

Dream - Kasus kekerasan seksual pada anak di Indonesia sangat tinggi dan memprihatikan. Pelakunya, banyak yang berasal dari lingkungan keluarga sendiri, seperti paman, sepupu bahkan ayah kandung. Hal ini sangat memilukan, trauma bakal menempel seumur hidup dan korbannya mengalami goncangan psikologis yang dahsyat.

Demi memberikan efek jera, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) NO. 70 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimiawi, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak Beleid, tepatnya 7 Desember 2020 lalu.

Dalam Pasal 2 ayat 1 dalam PP tersebut, pelaku kekerasan seksual terhadap anak dapat dikenakan hukuman berupa kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik, dan rehabilitasi. Bagaimana cara kerja hukuman ini?

Dikutip dari Klikdokter.com, kebiri kimia merupakan tindakan yang dilakukan untuk menurunkan kadar testosteron pria menggunakan obat. Testosteron adalah hormon yang memengaruhi libido atau nafsu seks pria.

 

Dimasukkan Obat

Nantinya, obat untuk menurunkan kadar testosteron bisa diberikan melalui penyuntikan atau tindakan lain. Prosedur ini umumnya digunakan untuk mengobati penyakit kanker prostat stadium lanjut.

"Kebiri kimia dilakukan dengan memasukkan obat antiandrogen ke dalam tubuh pria. Cara kerjanya dengan menurunkan kadar level androgen (hormon testosteron) di dalam darah. Macam-macam antiandrogennya ini, ada yang berupa medroxyprogesterone acetate, cyproterone acetate, dan LHRH agonist," kata dr. Arina Heidyana.

Selain menurunkan kadar testosteron, obat-obatan tersebut secara efektif dapat menurunkan gairah seks dan mengurangi kemampuan pria untuk dirangsang secara seksual.
Efek dari setelah disuntik yaitu keinginan untuk berhubungan seks jadi rendah, ukuran testis jadi mengecil, sulit mengalami ereksi dan air mani jadi berkurang.

 

Dilakukan Berulang

“Ada beberapa efek lainnya yang mungkin bisa terjadi, seperti rambut rontok, massa otot jadi berkurang, mudah mengalami kenaikan berat badan, perubahan mood, mudah lupa, dan lebih berisiko terkena osteoporosis. Dampaknya juga bisa jadi infertil (tidak subur), bahkan sampai berisiko terkena penyakit jantung,” ujar dr. Arina.

Tidak seperti orchiectomy atau operasi kebiri yang dilakukan dengan mengangkat bagian testis, efek dari kebiri kimia dapat mereda apabila suntikan obat dihentikan.
Maka dari itu, pemberian obat antiandrogen tidak bisa diberikan hanya sekali, melainkan harus beberapa kali dan rutin.

Apabila obat antiandrogen stop atau berhenti diberikan, tak dimungkiri gairah seksual pria, dalam hal ini pelaku kekerasan seksual terhadap anak, dapat muncul kembali.

Selengkapnya baca di sini.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-detik Siskaeee Dijemput Paksa Polisi usai Mangkir dari Panggilan Penyidik

Detik-detik Siskaeee Dijemput Paksa Polisi usai Mangkir dari Panggilan Penyidik

Tiga kali mangkir dari panggilan penyidik, Siskaeee akhirnya dijemput paksa oleh pihak kepolisian.

Baca Selengkapnya
Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Alih-alih mengurusi putrinya yang terlibat kecelakaan lalu lintas, anggota polisi itu malah mengancam korban pakai senjata tajam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
DRESS IT! Tutorial Hijab Jadi Outer

DRESS IT! Tutorial Hijab Jadi Outer

Sahabat dream yang berhijab lagi bingung mau hangout tapi tidak punya outer? Nah tips satu ini boleh banget kamu coba.

Baca Selengkapnya