Bantu Anak Mengelola Emosi dengan Baik, Bagaimana Caranya?
Dream - Bagi siapa pun, berapa pun usianya, mengelola emosi dan perilaku selalu jadi tantangan dan bukan hal mudah. Tuntutan sehari-hari, tekanan dan stres dapat memunculkan emosi negatif. Hal itu bisa menyebabkan cara berpikir, bertindak, dan dampak yang buruk.
Emosi dan suasana hati kita bisa menjadi faktor penentu yang sangat kuat dalam bertindak. Saat emosi dalam kondisi positif, bisa membantu kita berpikir kreatif, lateral, dan terbuka terhadap ide-ide baru.
Membantu anak untuk mengelola emosi dapat membantu mereka menjadi tangguh, merespons secara efektif dalam situasi stres, menangani kritik dari orang lain, beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan atau keadaan dan sejumlah hal lainnya.
Lalu bagaimana caranya membantu anak untuk mengelola emosinya?
Mengadopsi 'teknik reaktif'
Emosi yang kuat memiliki kemampuan untuk mempersempit pemikiran kita dan bisa sangat membatasi persepsi kita tentang situasi. Ketika anak-anak marah, takut atau frustrasi, atau kesal mereka tidak selalu berpikir jernih dan kemudian menyesali bagaimana mereka menanggapi suatu situasi.
"Kapan pun memungkinkan, ajari anak untuk meluangkan waktu di antara peristiwa yang membuat stres sebelum merespons. Selama 'waktu istirahat' ini berbicara tentang apa yang menyebabkan peristiwa tersebut, bagaimana perasaan mereka, apa hasil yang diinginkan, hal-hal yang dapat dilakukan secara berbeda dan langkah-langkah positif yang harus diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan," ujar Jacqui Preugschat, seorang pakar pengasuhan dikutip dari KidSpot.
Fokus pada hal positif
Bicara kepada anak dan bahas peristiwa positif yang terjadi dalam hidup mereka atau berbicara tentang orang, tempat, dan peristiwa yang menarik. Hal ini dapat memberikan efek positif pada sikap anak dan cara pandang mereka terhadap kehidupan.
"Pada gilirannya akan memiliki 'efek domino' pada lingkaran pertemanan anak dan menciptakan kebiasaan berfokus pada rasa syukur dan gambaran yang lebih besar dalam hidup mereka daripada pandangan sempit yang berfokus pada diri sendiri," ujar Preugschat.
Bantu mereka belajar dari kesalahan
Setiap orang membuat kesalahan dan apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita tentang kesalahan dapat berdampak besar pada cara mereka memandang kesuksesan dan kegagalan sebagai orang dewasa. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, tidak lebih, tidak kurang.
"Kesalahan tidak boleh dipandang baik atau buruk atau terhubung dengan harga diri seseorang. Kesalahan juga harus dibicarakan dengan sudut pandang yang positif karena ini juga akan membantu memperluas wawasan ke dalam pembelajaran," pesan Preugschat.
Kecerdasan Emosi Lebih Menentukan Masa Depan Anak, Mengapa?
Dream - Standar akademik saat ini tentunya sudah jauh berbeda dari lima atau 10 tahun lalu. Anak-anak usia sekolah dasar (SD) kini sudah sangat andal dengan teknologi, menggunakan tablet dan komputer dan mengusai bahasa asing.
Hal ini membuat persaingan mereka di dunia kerja nantinya juga akan semakin sengit. Kondisi tersebut membuat para orangtua berlomba untuk memberi pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Kemampuan akademik anak digenjot secara maksimal.
Kecerdasan intelektual (IQ) dianggap jadi modal yang sangat penting bagi masa depan anak, juga dalam menentukan gengsi. Benarkah demikian? Ternyata menurut Daniel Goleman, seorang psikolog asal Kanada, mengungkap kalau IQ (Intelligence Quotient) hanya membentuk 20 persen dari faktor-faktor yang menentukan kesuksesan hidup,
"Kekuatan lain seperti kecerdasan emosi (EQ), kekayaan, temperamen, tingkat pendidikan keluarga, dan keseimbangan berperan lebih besar. Itu berarti keterampilan kognitif memang akan membantu secara akademis, tapi harus dilengkapi dengan keterampilan sosial-emosional seperti motivasi, ketekunan, kontrol impuls, dan kemampuan untuk menundan kepuasan," ujar Goleman, dikutip dari Todays Parent.
Prediktor Masa Depan
Goleman, jadi salah satu orang pertama yang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya EQ, Sejak bukunya Emotional Intelligence, dirilis pada 1995, studi demi studi telah membuktikan pentingnya EQ. Bahwa kecerdasan emosional memprediksi kesuksesan masa depan dalam hubungan, kesehatan dan kualitas hidup.
"Telah terbukti bahwa anak-anak dengan EQ tinggi mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih lama bersekolah, dan membuat pilihan yang lebih sehat secara keseluruhan," ungkap Goleman.
Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah prediktor yang lebih baik untuk kesuksesan karier daripada memiliki IQ tinggi. Oleh para pencari kerja EQ lebih dihargai. Industri lebih mencari kandidat yang dapat menyelesaikan pekerjaan dan bergaul dengan orang-orang di tempat kerja agar semakin kolaboratif.
Kebiasaan Anak Ini Jadi Tanda Kecerdasan Emosi yang Baik
Dream - Aspek kematangan dan kecerdasan emosi pada anak merupakan hal yang tak boleh dianggap sepele. Kecerdasan emosi akan membuat anak tahan banting, tak mudah menyerah dan bisa mengatasi emosinya dengan baik.
Kecerdasan secara akademik memang penting, tapi tanpa kecerdasan emosi yang baik anak bisa jadi bermasalah dengan dirinya sendiri dan orang lain di kemudian hari, terutama ketika beranjak dewasa.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang cerdas secara emosional memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Kecerdasan emosional berarti hubungan yang lebih berkualitas dan kesehatan mental yang lebih baik, dan perasaan yang lebih positif tentang apa yang sedang dikerjakan.
Lalu apa tandanya seorang anak memiliki kecerdasan emosi yang baik?
Menggunakan kosakata untuk mengidentifikasikan emosi
Anak dengan kecerdasan emosional akan mahir dalam mengenali emosi mereka sendiri. Ia akan secara verbal mengungkapkannya secara detail. Merasa sedih karena sepatunya rusak dan tak bisa diperbaiki. Merasa senang karena mendapat hadiah dari gurunya dan perasaan lainnya, termasuk saat takut, panik dan lelah.
Mengenali emosi yang dimiliki orang lain
Kecerdasan emosional pada anak dapat membuat mereka merasakan bagaimana perasaan orang lain. Anak seringkali dapat menangkap isyarat nonverbal. Saat anak sudah bisa menangkap emosi orang lain berarti ia melakukan analisis. Hal ini menandakan emosinya sudah berkembang sangat pesat.
Melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
Anak juga dapat melihat dunia dari sudut pandang orang lain jika mereka memiliki kecerdasan emosional. Ketika anak dapat memahami perspektif orang lain, mereka cenderung akan bersikap empati, menangani konflik secara damai, tidak terlalu menghakimi, dan menghargai perbedaan.
Sigap dalam membantu orang lain
Anak dengan kecerdasan emosional lebih cenderung memperhatikan orang lain dan mencari cara untuk membantu. Mereka akan lebih fokus pada 'kita' dan lingkungannya daripada memikirkan dirinya sendiri
Berusaha mengelola emosi
Anak dengan kecerdasan emosional lebih mampu mengatur perasaan mereka agar tidak lepas kendali. Mereka tidak reaktif dan impulsif, dapat berhenti sebelum bertindak berdasarkan emosi mereka.
Laporan Annissa Wulan/ Sumber: Fimela.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Latihan Penting Biar Anak Punya Kecerdasan Emosi yang Baik
Anak yang cerdas secara emosi artinya mampu mengenali, merasakan dan mengelola emosinya.
Baca Selengkapnya5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog
Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.
Baca SelengkapnyaAnak Perempuan Suka Sekali Main Stiker, Ternyata Ada Penjelasan Psikologisnya
Saat anak perempuan mengumpulkan stiker, ternyata ada pemenuhan kebutuhan emosi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini
Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.
Baca Selengkapnya90 Kata-Kata Lelah Hati dan Pikiran, Ungkapan Emosi untuk Menguatkan Diri Hadapi Masalah Hidup
Kata-kata lelah hati dan pikiran berikut ini mungkin bisa menggambarkan perasaan lelah, kecewa, dan frustrasi yang dirasakan seseorang.
Baca SelengkapnyaCara Mengatasi Cemburu Berlebihan pada Pasangan, Terapkan Jika Ingin Hubungan Sehat
Cemburu adalah salah satu emosi negatif yang berdampak buruk untuk sebuah hubungan. Yuk, simak cara ampuh untuk mengatasinya!
Baca SelengkapnyaBiasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya
Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.
Baca SelengkapnyaBalita Suka Meledak-ledak Saat Marah, Bisa karena Mencontoh Orangtua
Anak usia dini seringkali menunjukkan kemarahannya dalam bentuk mengeluarkan tangis yang meronta-ronta atau emosi yang meledak-ledak.
Baca SelengkapnyaManfaat Menahan Amarah dalam Islam dan Cara Mengatasinya Sesuai Ajaran Rasulullah SAW
Rasulullah menyatakan bahwa orang yang sanggup menahan diri saat marah adalah orang yang kuat, bukan orang yang lemah.
Baca Selengkapnya