Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bangun Percakapan, Tanya Perasaan Anak Selama Pandemi

Bangun Percakapan, Tanya Perasaan Anak Selama Pandemi Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Hingga saat ini sekolah masih berjalan secara online, anak pun tak bisa bebas beraktivitas di luar rumah, tak bisa bertemua dengan teman dan saudara-saudaranya. Pandemi membuat anak mengalami perubahan drastis dalam kehidupan sosialnya.

Beberapa anak mungkin sudah bisa mengungkap apa yang dirasakannya, seperti bosan, sedih, kecewa, marah, stres, bingung atau perasaan lain yang dirasakannya. Kebanyakan anak  lebih memilih untuk diam dan tak mau menceritakan perasaannya.

Sangat penting bagi orangtua untuk membangun jalur komunikasi dengan anak-anak dan membuatnya terbuka tentang perasaannya. Para ahli mengatakan itu harus dilakukan dengan cara yang tenang. Ada juga waktu yang tepat untuk membicarakannya.

“Tugas kita sebagai orangtua bukanlah memberikan kepastian di saat ketidakpastian. Tugas kita adalah membantu anak-anak mentolerir ketidakpastian," jelas Jerry Bubrick, PhD, psikolog klinis di Child Mind Institute.

Kapan waktu yang tepat?

Menerima dan memvalidasi emosi anak, baik atau buruk adalah langkah pertama untuk membuat mereka terbuka. “Penerimaan orangtua adalah yang memungkinkan anak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya dengan cara yang sehat,” kata Janet Lansbury, pakar pengasuhan.

Orangtua juga harus memperhatikan saat anak memulai percakapan. Hindari melakukannya malam hari jelang tidur.

"Jelang tidur bukanlah waktu yang tepat. Anak-anak yang cemas memiliki lebih banyak kekhawatiran di malam hari. Jangan membuat mereka ke kondisi yang lebih mengkhawatirkan," kata Lansbury.

Temukan waktu netral, ketika tidak ada perdebatan besar. Carilah saat-saat yang tenang. Waktu netral mungkin selama makan malam.

"Saat semua orang bersama-sama dan di mana anak merasa nyama dan orangtua bisa memberikan fokus secara penuh. Ayah atau ibu juga dapat mendorong anak untuk berbicara dengan menjadwalkan waktu berdua," kata Bubrick.

 

Bagaimana cara agar anak menceritakan perasaannya?

Hindari mengajukan pertanyaan yang tidak jelas karena. Kita juga hanya akan mendapatkan jawaban yang tidak jelas. Lebih buruk lagi adalah ketika mereka berkata, "Saya baik-baik saja", itu malah akan mengakhiri pembicaraan.

Sebaliknya, cobalah pertanyaan terbuka namun spesifik. Ini memberdayakan dan menginspirasi anak untuk memecahkan masalah. Berikut adalah pertanyaan yang bisa diajukan pada anak, berdasarkan saran Dr. Bubrick:

- Apa yang kamu pelajari hari ini?
- Hal menarik atau lucu apa yang kamu dengar hari ini?
- Apa hal paling menyenangkan yang kamu lakukan hari ini?
- Apa yang paling kamu nantikan besok?
- Apa bagian tersulit hari ini?

Jika anak Anda ragu-ragu, atau tidak mampu mengungkapkan emosi mereka, beri tahu mereka tentang perasaan Anda sendiri dan cara mengaturnya.

"Saat anak tahu orangtuanya juga mengalami hal yang sama lalu menyusun strategi, ketika gugup atau frustrasi, dan bagaimana berusaha menanganinya, dan mereka akan belajar banyak hal," kata Bubrick.

Sumber: Smart Parenting

Strategi Mengasuh Anak Lelaki, Asah Kemampuan Intelektual dan Emosional

Dream - Tiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Begitu juga anak lelaki dan anak perempuan. Gaya mengasuh orangtua bisa sangat berbeda saat menghadapi anak lelaki.

Pada anak lelaki menurut, Teachstarter.com, area otak yang dikhususkan untuk spasial memiliki fungsi mekanis lebih besar. Sementara area yang dikhususkan untuk fungsi verbal dan emosional lebih kecil.

Dampaknya adalah anak laki-laki umumnya mengembangkan memori spasial lebih awal daripada anak perempuan. Memori spasial merupakan tipe memori yang membantu kita menghubungkan lokasi objek dengan objek referensi lain secara spesifik. Sebagai contoh: driver ojol yang hafal rute jalan tikus di Jakarta.

Untuk itu butuh perlakuan khusus bagi anak lelaki untuk membantu emosi serta kemampuan sosialnya berkembang optimal. Bagaimana caranya?

 

1. Asah Pemikiran yang kritis

Belajar langsung, kinestetik, atau melakukan metode pembelajaran STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika). Metode STEAM yaitu melatih anak berpikir secara kritis serta membangun cara berpikir logis dan sistematis. Melalui metode ini anak akan belajar tanpa menyadari bahwa dirinya sedang belajar.

Dikutip dari School of Parenting, caranya adalah dengan mendorong anak bertanya, bekerja bersama anak (terlibat dalam aktivitas anak), mengajarkan anak berpikir secara kreatif dan mendorong anak menyelesaikan masalah (problem solving).

 

2. Biarkan anak terlibat aktif

Libatkan anak dalam proses pembelajaran dengan memungkinkan mereka memiliki saran, ide, dan tujuan mereka sendiri. Bicarakan kekurangan dan kelebihan ide dari anak dan berusahalah mencari jalan tengahnya.

3. Gambar dan teknologi

Anak lelaki lebih menyukai dan mengerti secara cepat jika dijelaskan suatu hal menggunakan grafik, gambar, dan teknologi. Cobalah untuk membuat penjelasan sebuah hal yang rumit dengan gambar atau grafik.

4. Persaingan/ Kompetisi Sehat

Bangun beberapa persaingan sehat melalui aktivias debat dan permainan. Bisa juga mengikutsertakan anak dalam kompetisi. Dengan begitu anak akan belajar berlatih, gagal, menghadapi kemenangan dan bekerja dalam tim.

Laporan Anisha Saktian/ Sumber: Fimela

 

 

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.

Baca Selengkapnya
Langka! Menantu Perempuan Puji Habis Ibu Mertua yang Begitu Perhatian dan Sayang Kepadanya: 'Bukan Seperti Menantu tapi Anak Kandung'
Langka! Menantu Perempuan Puji Habis Ibu Mertua yang Begitu Perhatian dan Sayang Kepadanya: 'Bukan Seperti Menantu tapi Anak Kandung'

Wanita bernama Desak Diah ini malah memuji ibu mertuanya setinggi langit lantaran sangat baik kepadanya.

Baca Selengkapnya
Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya
Anak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya

Dia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gak Pakai Nangis Lagi, Ini Dia 9 Tips agar Anak Mau Ditinggal di Sekolah
Gak Pakai Nangis Lagi, Ini Dia 9 Tips agar Anak Mau Ditinggal di Sekolah

Orang tua perlu untuk melatih buah hatinya agar bisa sekolah tanpa harus ditemani orang tuanya lagi.

Baca Selengkapnya
Keajaiban, Seorang Ibu Lahirkan Anak Kembar dengan Jarak 22 Hari
Keajaiban, Seorang Ibu Lahirkan Anak Kembar dengan Jarak 22 Hari

Sang ibu tidak mengalami masalah atau komplikasi apapun sampai merasakan nyeri menjelang persalinan.

Baca Selengkapnya
Cewek Ini Syok Mantan Pacar Mendadak Kirim WA, Basa-Basi Soal Anak Kecil Tahunya Diminta Jadi Pengasuh Bayinya
Cewek Ini Syok Mantan Pacar Mendadak Kirim WA, Basa-Basi Soal Anak Kecil Tahunya Diminta Jadi Pengasuh Bayinya

Cewek tersebut mengaku syok banget karena mantan cowoknya tiba-tiba ngajak ngobrol hal yang di luar dugaannya.

Baca Selengkapnya