Bangun Kepercayaan Diri Anak untuk Mencoba Hal Baru
Dream - Bermain sepeda, skateboard atau roller blade, terlihat sangat menyenangkan. Terutama saat banyak anak meluncur dengan cepat dan melakukan manuver. Si kecil tampak penasaran tapi saat ditawarkan untuk mencoba, ia tak mau sama sekali.
Begitu pun saat disodori aktvitas baru seperti les karate, les bahasa Inggris atau hal lain yang tak pernah dilakukannya. Anak-anak memang kerap sulit menerima hal baru. Mengapa demikian?
"Anak terhubung untuk secara intens mengikuti pengalaman mereka di dunia. Mereka adalah "prosesor" - sangat fokus pada dan menyerap semua yang mereka lihat dan alami," kata Claire Lerner, seorang pakar pengasuhan anak.
Anak akan bertanya-tanya, “tempat apa ini?", "siapakah orang-orang ini?, "apa yang harus saya lakukan di sini?", "apakah saya akan berhasil?". Hal ini berbeda dengan anak-anak yang tidak memproses pengalaman mereka secara mendalam dan akan langsung beralih ke pengalaman baru.
Anak Sensitif
Pada anak yang lebih sensitif, berhadapan dengan hal baru dapat membuatnya jadi lebih takut dan berhati-hati. Terutama dalam situasi baru atau kelompok di mana ia terlibat aktif.
"Ini adalah perasaan yang sangat tidak nyaman. Untuk menghindarinya, anak-anak mungkin mengeluh bahwa mereka merasa tidak enak badan, mengatakan bahwa mereka tidak menyukai aktivitas tersebut atau hanya menolak untuk mencoba. Mereka lebih suka berpegang pada apa yang dirasanya nyaman," ungkap Claire.
Lalu bagaimana orangtua dapat membantu membangun kepercayaan diri anak untuk mencoba hal baru?
Hal pertama adalah akui perasaan yang dialami anak. Tahan godaan untuk meyakinkannya kalau ia tak akan gagal atau berkata tak perlu takut. Cukup dengarkan anak dan akui hal tersebut.
"Tunjukkan kepada anak bahwa Anda memahami dan menerima emosinya, bahwa Anda tidak menilainya sebagai benar atau salah, baik atau buruk. Biarkan dia tahu bahwa orangtuanya mengerti bahwa pengalaman baru bisa terasa sangat tidak nyaman atau menakutkan baginya," pesan Claire.
Ketakutan dan Pemikiran
Bicaralah dengan anak tentang ketakutannya versus otaknya yang berpikir". Jelaskan bahwa ada berbagai bagian otak kita. Kita semua memiliki otak "khawatir" yang membuat kita fokus dan memikirkan hal-hal yang bisa salah atau yang mungkin menakutkan.
Kita juga memiliki bagian "pemikiran" dari otak yang membuat rasa khawatir diubah menjadi hati-hati dan mencari solusi. Misalnya saat anak menolak untuk les renang, ungkapkan padanya 'rasa khawatir' di otak mengatakan bahwa adik/ kakak mungkin tidak dapat melakukan semua gerakan berenang dengan benar dan bahwa mungkin akan tenggelam.
Nah, apakah semua anak-anak bisa langsung berenang? Tentu saja tidak, untuk itu ada guru yang akan mengajarkan dan membimbim sampai anak bisa berenang. Para pelatih renang akan mengawasi anak-anak yang belajar.
"Membimbing anak-anak untuk melihat ketakutan mereka sendiri membantunya memahami dan merasa lebih mengendalikan perasaan kompleks mereka," kata Claire.
Sumber: PBS
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya
Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.
Baca SelengkapnyaPentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan
Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.
Baca SelengkapnyaSebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya
Jangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu
Usia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.
Baca SelengkapnyaAnak Belajar Puasa, Dokter Ingatkan untuk Lakukan Bertahap
Dokter Ade Indrisari, spesialis anak menjelaskan kalau sebaiknya anak diajarkan puasa dengan bertahap di usia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaJangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca SelengkapnyaKelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua
Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.
Baca Selengkapnya