Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bahaya Sering Menuntut Anak untuk Jadi yang Terbaik

Bahaya Sering Menuntut Anak untuk Jadi yang Terbaik Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Banyak orangtua ingin membantu anak mereka menjadi yang terbaik. Sayangnya, hal tersebut dilakukan dengan terlalu menekan anak-anak. Berada di bawah tekanan secara terus menerus tentunya dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi psikologis anak.

Jangan sampai kondisi tersebut tak disadari orangtua. Anak-anak bahkan "tidak bisa menjadi anak-anak lagi" karena mereka ditekan dan diharapkan untuk terus berprestasi dengan baik. Seperti masuk ke sekolah paling bergengsi atau mendapatkan beasiswa terbaik.

"Sekolah bukanlah satu-satunya tempat di mana orangtua menekan anak-anak. Orangtua mungkin juga menaruh harapan yang tinggi pada anak-anak mereka untuk tampil baik dalam olahraga, musik, teater, atau kegiatan lainnya," kata Ann-Louise T. Lockhart, seorang psikiater.

 

Risiko Penyakit Mental

Orangtua memiliki pendapat dan pendekatan berbeda untuk menyemangati anak-anak mereka. Ekspektasi yang tinggi kadang bisa menyehatkan, tapi memberikan tekanan terus-menerus pada anak-anak bisa berbahaya. Ketika anak merasa bahwa setiap keberhasilan aktivitas yang dilakukan akan menentukan masa depan mereka, maka tekanan tersebut dapat memiliki konsekuensi negatif.

"Anak-anak yang merasa berada di bawah tekanan yang sangat besar memiliki risiko penyakit mental yang lebih tinggi. Anak-anak yang merasa berada di bawah tekanan terus-menerus dapat mengalami kecemasan, level stres tinggi hingga depresi," ujar Lockhart.

Tekanan juga membuat meningkatkan risiko anak untuk melakukan kecurangan. Saat fokus anak adalah pada pencapaian dan bukan proses belajar, mereka sangat mungkin berbuat curang. Hal yang juga perlu diperhatikan anak, anak yang selalu tertekan bisa menghambat perkembangan kepercayaan dirinya.

"Mendorong anak untuk berprestasi bisa merusak harga diri mereka. Pembentukan identitas anak-anak dan menyebabkan mereka merasa tidak cukup baik. Tentunya ini sangat menyedihkan," ungkap Lockhart.

Sumber: VeryWell Family

 

Anak yang Terlalu Pintar Berisiko Miliki Gangguan Psikologis

Dream - Banyak orangtua berharap anak-anaknya menjadi seorang yang jenius dan selalu berprestasi dalam bidang akademik. Menjadi jenius dianggap akan jadi batu loncatan yang penting bagi kesuksesan anak di masa depan.

Sayangnya banyak yang tak tahu kalau jenius juga bisa berdampak sebaliknya. Anak yang terlampau pintar di usianya punya rasa frustasi yang berpengaruh kepada kondisi psikologisnya.

Menurut penelitian, anak yang jenius atau terlalu pintar cenderung memiliki gangguan psikologis tertentu. Beberapa orang berpikir bahwa anak yang sangat pintar atau jenius, pasti dididik sejak dini oleh orang tuanya agar lebih berprestasi dari anak yang lain.

Dikutip dari KlikDokter, sebuah survei yang dilakukan pada 2015 menemukan bahwa anak-anak yang memiliki kepintaran berlebih dicurigai memiliki beberapa gangguan psikologis. Untuk membuktikan hal tersebut, ilmuwan meneliti 3.175 anak yang masuk ke dalam American Mensa Society, yakni organisasi bagi orang-orang yang ingin mendapatkan IQ tinggi.

Survei dilakukan guna memeriksa prevalensi gangguan psikologis yang dialami oleh anak-anak dengan kecerdasan tinggi. Dalam penelitian tersebut, peneliti menanyakan berbagai hal kepada peserta untuk mendiagnosis gangguan mood dan kecemasan.

 

Gangguan Mood

Gangguan mood yang dicurigai berupa attention deficit hyperactivity (ADHD), gangguan spektrum autisme, dan beberapa penyakit seperti alergi makanan, asma, dan penyakit autoimun.

Hasil penelitian menunjukan, orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata cenderung memiliki gangguan spektrum autisme. Lalu, 80 persen peserta lainnya lebih mungkin didiagnosis ADHD, dan 83 persen peserta cenderung mengalami gejala kecemasan. Tak hanya itu, 182 persen peserta lain lebih mungkin untuk mengalami gangguan mood.

Menanggapi penelitian tersebut, psikolog Ikhsan Bella mengatakan tidak semua orang yang sangat pintar pasti memiliki gangguan psikologis. Hanya saja, anak yang jenius memang sering frustasi dengan lingkungannya karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda dengan teman sebayanya.

“Anak jenius itu, kan, biasanya pemikiran mereka lebih maju daripada anak seusianya. Terkadang hal ini buat mereka frustasi karena pemikiran mereka seolah berbeda dari umumnya, padahal sebenarnya pemikiran mereka lebih maju. Kalau memang menimbulkan masalah sama lingkungannya, ini berarti ada masalah dalam pengasuhan dan lingkungan sekitarnya,” ungkap Ikhsan.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Barang Rumahan yang Bisa Bangkitkan Kreativitas Si Kecil

4 Barang Rumahan yang Bisa Bangkitkan Kreativitas Si Kecil

Seringkali anak-anak tak tertarik dengan mainan, tapi barang yangs ering digunakan orangtuanya.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Rumah Orang Tua Terbengkalai 25 Tahun, Sang Anak Renovasi Jadi Hunian Super Wow

Rumah Orang Tua Terbengkalai 25 Tahun, Sang Anak Renovasi Jadi Hunian Super Wow

Rumah tersebut seakan menjadi baru kembali. Penasaran seperti apa?

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Mengucek mata bisa disebabkan beberapa hal. Ketahui penyebabnya agar bisa terhindar dari kebiasaan yang justru memperburuk kesehatan mata.

Baca Selengkapnya
Cewek Ini Syok Mantan Pacar Mendadak Kirim WA, Basa-Basi Soal Anak Kecil Tahunya Diminta Jadi Pengasuh Bayinya

Cewek Ini Syok Mantan Pacar Mendadak Kirim WA, Basa-Basi Soal Anak Kecil Tahunya Diminta Jadi Pengasuh Bayinya

Cewek tersebut mengaku syok banget karena mantan cowoknya tiba-tiba ngajak ngobrol hal yang di luar dugaannya.

Baca Selengkapnya
Terasa Ada yang Hilang, Wanita Ini Bagikan Suasana Rumah yang Kembali Sepi Usai Lebaran

Terasa Ada yang Hilang, Wanita Ini Bagikan Suasana Rumah yang Kembali Sepi Usai Lebaran

Terasa hampa, wanita bagikan suasana rumah yang kembali sepi setelah keluarga pulang ke perantauan.

Baca Selengkapnya