Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ayah Bunda, Tetap Tenang Hadapi Gelombang Covid-19 Varian Delta

Ayah Bunda, Tetap Tenang Hadapi Gelombang Covid-19 Varian Delta Ilustrasi

Dream - Rencana pembukaan sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat pada Juli 2021 datang masih menimbukan kekhawatiran para orangtua. Pasalnya, dalam situasi sekarang, khususnya di zona merah Covid-19 terjadi penularan virus varian delta yang begitu agresif.

Tak dipungkiri, hal ini sangat memicu kekhawatiran para orangtua. Belum lagi data yang diungkap Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 12,5% dari kasus positif COVID-19 Indonesia merupakan anak usia 0-18 tahun, dengan 3-5% dari anak yang positif COVID-19 meninggal dunia dan 50% diantaranya adalah balita. Indonesia pun tergolong salah satu negara yang mencatat tingkat kematian anak akibat COVID-19 tertinggi di dunia.

Dalam situasi seperti ini kekhawatiran orangtua jadi hal yang wajar, namun jangan sampai membuat orangtua menjadi cemas berlebih. Bekali diri dengan mencari informasi terpercaya untuk pencegahan supaya tetap tenang dan bijak dalam memproteksi anak dari bahaya COVID-19.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memberikan perlindungan tambahan bagi buah hati di rumah dan membuat ayah bunda tetap tenang:

- Batasi anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan di ruang publik
- Jika terpaksa membawa anak keluar rumah, anak 2-18 tahun wajib menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik 2 meter dengan orang-orang lainnya. Jika memungkinkan, anak bukan hanya pakai masker tapi juga mengenakan face shield sebagai bentuk perlindungan maksimal
- Berikan pengertian kepada anak untuk tidak terlalu sering memegang mulut, mata, dan hidung
- Jika baru pulang dari luar rumah, segera mandi dan bersihkan barang-barang
- Jauhkan anggota keluarga yang sakit dari anak, bila perlu lakukan isolasi pada anak untuk menjauhkan diri dari kerabat yang sedang sakit tersebut dan menghindari risiko paparan penyakit

 

Konsultasi Online

Bagi tiap orangtua, kesehatan anak tentu menjadi prioritas. Selain ancaman penyebaran COVID-19, anak-anak juga masih rentan terpapar penyakit lainnya yang membuat orangtua harus berkonsultasi dengan dokter.

Dalam situasi saat ini, konsultasi dengan dokter secara online atau telehealth lebih dulu bisa jadi langkah yang aman. Pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi seperti Halodoc yang memberikan layanan konsultasi dengan dokter spesialis anak. Dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

"Kami juga terus menggalakkan edukasi secara intensif terkait dengan COVID-19 pada anak, mulai dari gejala secara medis, tips pencegahan, hingga penanganan pertamanya," dr. Irwan Heriyanto, Chief of Medical Halodoc dalam keterangan resminya.

Ini Karakteristik Kondisi Anak Indonesia yang Terpapar Covid-19

Dream - Virus Covid-19 merupakan virus baru. Dibutuhkan banyak penelitian terkait virus tersebut agar nantinya bisa dikembangkan vaksin, pengobatan dan perawatan bagi pasien di kemudian hari yang lebih efektif dan efisien.

Salah satu penelitian seputar Covid-19 dilakukan oleh tim Lembaga Biologi Molekuler (Eijkman) Indonesia. Tim yang terdiri dari Profesor Amin Soebandrio, Dr. Safarina Malik, Dr Mynt, Tina Kusumaningrum, dan Sukma Oktavianthi baru saja menerbitkan satu jurnal di Journal of Clinical Virology Plus, dengan judul "Characteristics of children with confirmed SARS-CoV-2 infection in Indonesia".

Dalam penelitian tersebut terungkap karakteristik kondisi anak-anak di Indonesia yang terpapar Covid-19. Penelitian melibatkan 1.973 pasien Covid-19 yang berusia kurang dari 18 tahun dari Maret sampai November 2020.

Penelitian mengungkap sebanyak 140 pasien anak positif Covid-19 tidak mempunyai gejala. Hanya 32,7% yang punya gejala.

 

Gejala yang Paling Banyak

Gejala yang paling banyak dilaporkan pada pasien anak-anak positif Covid-19 adalah:
- Batuk (57,4%)
- Kelelahan (39,7%)
- Demam (36,8%)

Dari penelitian juga terungkap hanya 15 pasien anak-anak yang memiliki gejala sesak nafas, gejala Covid-19 yang paling sering dilaporkan pada pasien dewasa. Mayoritas anak-anak yang terinfeksi virus SARS CoV-2 tidak mempunyai gejala atau hanya gejala ringan. Akan tetapi anak dengan positif Covid-19 punya peran yang sangat besar dalam hal transmisi SARS CoV-2.

      View this post on Instagram

A post shared by Eijkman Institute (@eijkmaninstitute)

 

 

2 Vaksin Covid-19 untuk Anak yang Sedang Dikaji di Indonesia

Dream - Pada Minggu 28 Juni 2021 beredar surat persetujuan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di media sosial terkait izin penggunakan vaksin Covid-19 produksi Sinovac untuk anak. Terkait hal ini BPOM dan Kementerian Kesehatan belum memberikan keterangan resminya.

Beberapa hari lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkap kalau Kemenkes memang dalam tahap mengkaji vaksin Covid-19 untuk anak di bawah 18 tahun. Vaksin Covid-19 untuk anak yang dalam pengkajian yang punya izin edar darurat (emergency use authorization).

"Kita sedang mengkaji vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki emergency use authorization untuk usia muda," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam Update Penanganan Covid-19 yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, beberapa hari lalu, dikutip dari Merdeka.com.

Menkes menyebut ada dua merek vaksin yang dikaji. Pertama, vaksin Sinovac buatan Sinovac Biotech Ltd asal China. Kedua, Pfizer vaksin produksi Amerika Serikat.
Vaksin Sinovac sudah memiliki ermergency use authorization untuk anak 3 hingga 17 tahun. Sedangkan Pfizer telah memiliki ermergency use authorization untuk anak 12 sampai 17 tahun.

"Itu sudah keluar emergency use authorizationnya," ucap Budi.

 

Data Ilmiah

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengatakan, pemerintah telah berkoordinasi dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk meminta masukan terkait peluang penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk anak. Setelah mendapatkan masukan dari pihak-pihak terkait, pemerintah baru akan memutuskan penggunaan vaksin untuk anak.

"Sehingga kita bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data yang ada di kita, data penggunaan di negara-negara lain dan juga data ilmiah kesehatan emergency authorization yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut," ujarnya.

Sebagai informasi, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia merupakan tertinggi di dunia. Kesimpulan ini berdasarkan data case fatality atau tingkat kematian pada anak akibat virus SARS-CoV-2 itu.

"Data IDAI menunjukkan case fatality ratenya itu adalah 3 sampai 5 persen. Jadi kita ini kematian yang paling banyak di dunia," kata Ketua Umum IDAI, Aman Bhakti Pulungan beberapa waktu lalu.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ayah Bunda, Kenali 5 Tanda Anak Butuh Segera ke Dokter Mata

Ayah Bunda, Kenali 5 Tanda Anak Butuh Segera ke Dokter Mata

Banyak faktor yang bisa memicu gangguan penglihatan pada anak.

Baca Selengkapnya
Ayah Bunda, Anies Baswedan Janji Aktifkan Daycare dan Bikin Kebijakan Cuti Ayah 40 Hari

Ayah Bunda, Anies Baswedan Janji Aktifkan Daycare dan Bikin Kebijakan Cuti Ayah 40 Hari

Ada istilah bukan hanya dibutuhkan orangtua untuk mengasuh anak, tapi juga satu desa.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Viral Kondisi Tersangka Pembunuhan 5 Orang Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Viral Kondisi Tersangka Pembunuhan 5 Orang Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Viral Keadaan Junaedi Mendekam di Penjara, Remaja Tega Bunuh Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Baca Selengkapnya
Kasus Gondongan Merebak di Anak Usia SD, Ayah Bunda Jangan Panik

Kasus Gondongan Merebak di Anak Usia SD, Ayah Bunda Jangan Panik

Virus penyebab gondongan ini sangat mudah menular, terutama di kelas dan di tempat ramai dan tertutup.

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Wanita Ikut Tren Kirim Kuesioner Tentang Anak ke Orangtua, Jawaban Sang Ayah Bikin Banjir Air Mata

Wanita Ikut Tren Kirim Kuesioner Tentang Anak ke Orangtua, Jawaban Sang Ayah Bikin Banjir Air Mata

Sang ayah menyebut bahwa rasa sayang kepada anaknya tidak terukur.

Baca Selengkapnya
Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Lintah biasanya dapat masuk ke dalam tubuh manusia disebabkan kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya