Ayah Bunda, Hindari Tularkan Kecemasan ke Anak
Dream - Banyak hal yang membuat orangtua cemas, atau ayah bunda memiliki riwayat masalah kecemasan? Kondisi tersebut sangat mungkin 'ditularkan' ke anak. Menurut Mayra Mendez, Ph.D., seorang psikoterapis, kecemasan berakar pada genetika dan lingkungan.
"Kita tidak dapat mengontrol bagian genetika, karena ada kecenderungan yang lebih tinggi kecemasan ditularkan dari orangtua ke anak," ungkapnya, dikutip dari Parents.
Beberapa orangtua mungkin memiliki riwayat kehidupan atau kondisi yang kerap memicu rasa cemas tinggi. Tanpa disadari hal ini ditunjukkan melalui sikap dan kebiasaa saat berhadapan dengan anak-anaknya.
Hal tersebut bisa jadi 'penularan'. Bila ayah atau bunda merasa memiliki level kecemasan tinggi, lakukan hal berikut agar tak menular ke anak.
1. Biarkan anak mendapat pengalaman baru
Semua orangtua mengkhawatirkan anak-anak mereka, tetapi memiliki gangguan kecemasan terkadang membuat kekhawatiran tersebut ke tingkat yang tidak rasional. Cobalah untuk membiarkan anak mencoba hal baru yang mungkin berisiko.
"Evaluasi aktivitas dengan kesesuaian usia anak. Cobalah lihat dengan lebih luas, jika anak ingin mencoba, berikan kesempatan. Ini juga membantu Anda mengatasi kecemasan dan membuat anak lebih berani," kata Mendez.
2. Jangan membuat 'skenario' bencana
Ketika anak berada di balkon mungkin ayah atau bunda langsung membuat skenario terburuk. Ini bisa membuat bencana besar.
"Kecemasan kadang-kadang memanfaatkan imajinasi dan itu membuat mental diri sendiri dan anak-anak jadi selalu merasa terancam. Cobalah untuk meredam hal tersebut," kata Mendez
Lebih baik fokus untuk melakukan langkah pencegahan. Membayangkan hasil terbaik daripada yang terburuk adalah salah satu cara untuk mengelola antisipasi negatif dan mengendalikan kecenderungan menjadi 'bencana'.
3. Berlatih Reaksi Sehat
Sebelum anak-anak dapat memahami kata-kata kita, mereka menangkap isyarat lain. Biasanya melalui bahasa tubuh dan anak cukup peka. Saat anak bermain benda tajam misalnya, jangan langsung berteriak. Datangi anak dengan tenang, lalu ambil benda tersebut dan simpan di tempat yang tak bisa dijangkaunya.
Lakukan reaksi dengan sehat dan tenang ketika menghadapi situasi yang membuat panik. Hindari berteriak-teriak karena justru akan membuat anak menjadi panik.
Bahaya Menyepelekan Serangan Cemas Pada Anak
Dream - Semua anak memiliki ketakutan dan kecemasan. Seperti saat kamarnya gelap, ke kamar mandi sendiri, pergi ke sekolah, menghadapi ujian dan masih banyak lagi. Sebagian besar hanya akan mengeluh tentang kekhawatiran ini dan beraktivitas seperti biasa.
Menurut data CDC (Centers for Disease Control and Prevention/ Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat, sekitar 7 persen anak-anak berusia 3-17 tahun memiliki gangguan kecemasan.
"Dalam kasus cemas yang parah, anak-anak dengan kecemasan mungkin berhenti makan, tidur, atau pergi ke sekolah. Ketidakstabilan mereka dapat membedakan mereka dari teman-temannya," ujar Tamar Chansky, Ph.D., penulis Freeing Your Child From Anxiety.
Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa perbedaan respons stres dapat dideteksi pada bayi semuda 6 minggu, membuktikan bahwa lingkungan sama pentingnya dengan pengasuhan dalam hal kecemasan.
Ada juga pengaruh genetik, anak-anak dengan orang tua yang cemas tujuh kali lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak cemas.
"Kaitannya adalah biologis dan perilaku. Ada risiko bawaan, tetapi ketika orang tua terlalu protektif atau mencontohkan ketakutan mereka sendiri, mereka meningkatkan risiko kecemasan anak mereka," ujar Golda Ginsburg, Ph.D., profesor psikiatri di University of Connecticut.
Beda Kecemasan Normal dan Tak Normal
Perbedaan antara kekhawatiran normal dan gangguan kecemasan adalah tingkat keparahannya. Seorang anak mungkin tidak menyadari bahwa kekhawatirannya tidak realistis atau dilebih-lebihkan, dan dia mungkin hanya mengungkapkannya melalui perilaku.
Misalnya, jika dia cemas akan sesuatu terjadi pada orangtuanya, dia mungkin kesulitan berpisah atau tertidur. Jika dia tidak bisa berhenti mencemaskan sakitnya, dia mungkin mencari ketenangan terus-menerus atau mencuci tangannya secara obsesif.
Anak-anak yang mengalami kecemasan parah juga akan menghindari pemicunya. Jika seorang anak menolak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang disukai anak-anak lain, atau mengamuk sebelum setiap pertemuan dengan dokter gigi atau dokter, sakit pada Minggu malam, atau menghabiskan banyak waktu di kantor perawat sekolah, kecemasan yang serius mungkin menjadi penyebabnya.
Konsultasi
Gejala kecemasan lain pada anak-anak termasuk sakit kepala atau sakit perut tanpa asal-usul medis, sulit tidur, dan berpura-pura sakit. Anak mungkin juga mengajukan pertanyaan yang didorong oleh rasa takut yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Misalnya, sangat normal bagi seorang anak untuk bertanya, "Bisakah itu terjadi pada kita?" setelah melihat laporan berita tentang kebakaran rumah; atau berperilaku tidak normal untuk terobsesi dengan api itu beberapa bulan kemudian.
Dalam kondisi tersebut konsultasi dengan dokter anak, psikolog anak atau psikiater bisa menjadi salah satu cara untuk membantu meredakan level cemasnya. Terkadang respons orangtua bukan menenangkan anak, tapi malah meningkatkan level kecemasannya.
Untuk itu berkonsultasi dengan profesional bisa jadi solusi untuk mencari akar kecemasannya. Level kecemasan pada anak yang tinggi tak boleh disepelekan karena anak sangat berisiko membuat anak mengalami kondisi depresi yang parah atau mengalami masalah mental yang lebih kompleks.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah Bunda, Kenali 5 Tanda Anak Butuh Segera ke Dokter Mata
Banyak faktor yang bisa memicu gangguan penglihatan pada anak.
Baca SelengkapnyaPengalaman Ibu Lepas Anak 6 Tahun Terbang Sendiri Liburan ke Aceh
Mungkin bisa jadi referensi bagi ayah bunda yang ingin melatih buah hatinya mandiri.
Baca SelengkapnyaLucunya Ibu 'Kompori' Sang Putri yang Cemburuan Jika Ayahnya Dipanggil 'Sayang'
Tampak si gemas Icin wajahnya langsung berubah ketika mendengar sang ibu memanggil ayahnya dengan sebutan "sayang".
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ayah Bunda, Anies Baswedan Janji Aktifkan Daycare dan Bikin Kebijakan Cuti Ayah 40 Hari
Ada istilah bukan hanya dibutuhkan orangtua untuk mengasuh anak, tapi juga satu desa.
Baca SelengkapnyaWanita Ikut Tren Kirim Kuesioner Tentang Anak ke Orangtua, Jawaban Sang Ayah Bikin Banjir Air Mata
Sang ayah menyebut bahwa rasa sayang kepada anaknya tidak terukur.
Baca SelengkapnyaMomen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!
Sambil memeluk erat sang ibu memohon agar pria tersebut tidak pergi
Baca SelengkapnyaSikap Polos Balita Tak Kenali Ayah Setelah Ditinggal Bertugas 4 Bulan
Para ayah yang harus bekerja meninggalkan anak selama berbulan-bulan pastinya akan sangat galau.
Baca SelengkapnyaAnak Tak Sengaja Baca Chat Alasan Ibunya Tak Ingin Cerai, Isinya Bikin Warganet Terharu
Anak tak sengaja lihat pesan singkat ibunya yang berisi alasan tak ingin pisah dari ayahnya. Isi pesan singkat itu membuat warganet terharu.
Baca Selengkapnya