Dream - Sering mendengar pepatah 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'? Biasanya, pepatah tersebut diungkapkan ketika menemukan sifat yang sama antara orangtua dan anaknya.

Walaupun mayoritas sifat seseorang diwariskan dari orangtua, ternyata sebagian di antaranya merupakan naluri yang dimiliki sejak dini. Naluri berinovasi dan sikap optimis, contohnya.

"Anak kecil itu terlahir sebagai inovator banget. Banyak bertanya, mau mencoba berkali-kali dan optimis. Misalnya, untuk mencoba berjalan atau mengambil sesuatu," ujar Najeela Shihab, pendiri gerakan Semua Murid Semua Guru di Sasana Budaya Ganesa ITB, Bandung, Jumat malam kemarin.

Sayangnya, pola pengasuhan dan pendidikan yang salah menyebabkan meredup atau matinya semangat berinovasi dan kreativitas anak.

Hal ini ditandai dengan banyaknya orangtua yang menyuruh anak untuk memperbanyak les dan mengikuti hal-hal struktural. Padahal, mereka butuh sesuatu yang bersifat non-struktural untuk melatih kreativitas.

"Banyak orangtua yang menyibukkan anaknya dengan les. Padahal, anak justru lebih kreatif ketika ngelamun lebih banyak, diberikan banyak waktu observasi dan bermain," tutur saudara kandung Najwa Shihab ini.

Selain membiarkan untuk mengobservasi banyak hal, orangtua juga perlu mengawasi anak dan membiarkan mereka memimpin percakapan.

"Sebaiknya, kita lebih banyak mendengarkan dan biarkan mereka memilih dan menentukan kemauannya sendiri supaya tidak bergantung pada kita dalam mencari solusi serta jadi lebih kritis," tutur wanita yang akrab disapa 'Ela' ini.

Sepintar dan secerdas apapun seorang anak, kehadiran dan interaksi dengan orangtua harus selalu dilakukan, baik langsung maupun menggunakan gadget karena anak tidak bisa tumbuh sendiri.