Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anak Selalu Murung? Waspada Depresi pada Anak

Anak Selalu Murung? Waspada Depresi pada Anak Shutterstock.com

Dream – Depresi kerap terjadi dan dialami oleh beberapa orang. Tidak ada ukuran usia untuk bisa mengalami kondisi depresi.

Depresi dan stres kerap kali disamakan oleh banyak orang, tetapi kedua kondisi tersebut ternyata berbeda.

Depresi merupakan sebuah penyakit mental yang ditandai oleh kelainan mood yang dapat mempengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai permasalahan terkait emosional dan fisik pada sang anak. Depresi dapat diatasi apabila mendapatkan penanganan secepat mungkin.

Stres timbul karena adanya tekanan dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Pada anak, stres bisa muncul karena pola didik orangtua, anak kurang tidur, ataupun tekanan dari pergaulannya. Apabila sang anak kerap mengalami stres dan tidak ditangani sebaik mungkin maka sang anak akan rentan mengalami depresi.

Seseorang yang terkena depresi akan merasakan kesedihan yang berkepanjangan sehingga energi yang ada di dalam tubuhnya akan cepat habis.

Orang yang terkena depresi biasanya sudah tidak mampu lagi untuk memikirkan dia dapat merasakan kebahagiaan. Oleh sebab itulah, energi yang mereka miliki akan cepat habis karena melewan pemikiran yang ada didirinya sendiri.

Tidak menutup kemungkinan anak-anak bisa mengalami kondisi ini. Untuk itu, orang tua wajib mengetahui tanda-tanda dan cara mengatasi depresi pada anak. Berikut Dream.co.id merangkum informasi mengenai depresi anak yang bisa orang tua terapkan dan pelajari.

Gejala Depresi pada Anak

  1. Anak sering merasa sedih dan murung
  2. Mudah tersinggung dan mudah marah
  3. Mengalami perubahan nafsu makan
    Sang anak bisa saja menjadi memiliki nafsu makan yang meningkat sebab ia sedang mencoba menenangkan dirinya dengan makanan. Tetapi, sang anak juga bisa menurun nafsu makannya karena tidak ada lagi gairah pada hidupnya.
  4. Anak mengalami gangguan tidur
  5. Kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi
  6. Tidak memiliki ketertarikan pada hal apapun dan tidak adanya semangat
  7. Sering mengeluhkan sakit kepala ataupun sakit perut
  8. Sang anak menjadi introvert atau susah bergaul dengan sekitarnya
  9. Selalu merasa gelisah dan suka mondar-mandir yang berlebihan
  10. Sering mengatakan bahwa kehidupan orang lain akan lebih baik tanpa adanya dirinya

Cara Mengatasi Depresi pada Anak

1.    Orang tua harus segera menyadari bahwa sang anak tengah mengalami depresi.

Depresi pada Anak

Pada saat tersebut, orang tua harus menerima kondisi sang anak. Hal tersebut supaya sang anak bisa dapat segera diatasi dengan cara yang tepat dan baik.

2.    Jangan pernah sekalipun orang tua menyudutkan sang anak dengan kondisi tersebut.

Depresi pada Anak

Apabila sang anak menangis ataupun marah, sebaiknya bersikap lunak lah kepadanya. Apabila orang tua terlalu keras pada anak, kondisi mentalnya akan semakin memburuk.

3.    Jangan pernah menunjukan bahwa para orang tua cemas akan kondisinya di hadapan sang anak.

Depresi pada Anak

Dalam kondisi ini, orang tua menjadi peranan penting untuk kesembuhan mental sang anak. Jadilah orang tua yang kuat dan suportif agar sang anak bisa menjadikan kalian sandaran hidupnya.

4.    Habiskan waktu sebanyak mungkin dengan sang anak.

Depresi pada Anak

Agar sang anak terhindar dari perasaan kesepian yang dimana akan memunculkan pikiran-pikiran negatif, orang tua harus meluangkan waktu sebanyak dan sebaik mungkin dnegan sang anak. Bahkan jika itu mengambil waktu kerja kalian, berusahalah untuk terus disisi sang anak agar kalian bisa memahami faktor yang membuat sang anak depresi.

5.    Berkunjung ke terapis.

Depresi pada Anak

Psikoterapi merupakan salah satu cara mengatasi depresi yang paling efektif sebab dengan melakukan serangkaian terapi bisa membantu mengubah pola piker sang anak. Orang tua juga bisa berkonsultasi kepada sang psikolog untuk mengetahui kondisi anak lebih jauh.

6.    Pastikan sang anak selalu mengikuti nasehat yang diberikan psikolog terhadap dirinya. Misalnya seperti rajin mengikuti serangkaian terapi, minum obat tepat waktu, melakukan pola hidup sehat, dan sebagainya.

7.    Mengajak sang anak untuk bersosialisasi dengan sekitarnya.

Depresi pada Anak

Orang tua bisa memulainya dnegan mengajak sang anak bertemu dan bermain dengan sanak saudaranya atau bisa dengan para tetangga terdekatnya. Tidak perlu memaksakan sang anak keluar setiap harinya, paling tidak dalam satu minggu sang anak diajak untuk keluar dari rumah.

 

(Sumber: hellosehat.com dan https://www.boldsky.com/pregnancy-parenting/kids/2016/how-to-deal-with-a-depressed-child/articlecontent-pf128472-104265.html )

Orangtua Wajib Tahu Penyebab Stres Pada Balita

Dream - Stres merupakan respons manusia terhadap situasi yang menantang kemampuan individu. Tantangan-tantangan ini bisa datang dari banyak hal, seperti keluarga, teman, sekolah, lingkungan dan masih banyak lagi.

Bukan hanya orang dewasa yang mengalani stres, anak-anak bahkan yang masih berusia balita juga bisa mengalaminya. Biasanya mereka akan jadi rewel, tak mau makan, muntah atau bahkan sesak napas saat mengalami stres.

Lalu apa penyebab stres pada anak balita?

1. Berpisah dari orangtua
Balita bisa menjadi cemas dan stres ketika mereka memasuki prasekolah karena takut berpisah dari orang ua dan pengasuh. Memang dibutuhkan teknik tertentu untuk membuat anak tenang saat terpisah dari orangtua. Biasanya ini berlangsung 2 hingga 5 hari.

2. Tekanan sosial
Biasanya mempengaruhi anak-anak yang lebih besar, tetapi beberapa balita juga mengalaminya. Mereka mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Misalnya di lingkungan rumah yang baru atau sekolah baru.

3. Kehidupan di rumah
Lingkungan di rumah memiliki dampak besar pada perilaku dan kebiasaan anak. Balita yang memiliki suasana traumatis dan stres di rumah karena alasan seperti melihat pertengkaran orangtua, mengalami kekerasan fisik maupun verbal atau pelecehan.

4. Faktor lain
Beberapa faktor seperti film yang menakutkan, foto menyeramkan, penyakit atau kurangnya dukungan orangtua juga bisa dengan mudah memicu stres pada balita. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang positif dan bebas stres bagi balita. Jangan sampai rumah malah menjadi sumber stres anak.

Stres Ibu Mencapai Puncaknya Saat Anak dalam Kondisi Ini

Dream - Kondisi anak selalu menyita perhatian orangtua terutama ibu. Baik itu anak pertama, anak kedua dan seterusnya. Jumlah anak yang dimiliki juga sangat berpengaruh pada level stres ibu.

Menjadi orangtua dengan tiga anak ternyata paling berat dibandingkan dengan jumlah lainnya, baik lebih sedikit atau lebih banyak. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Today.

Diketahui, ibu yang memiliki tiga anak lebih stres daripada mereka yang memiliki anak lebih sedikit. Dari studi ini juga ditemukan bahwa ibu dengan lebih dari empat anak bahkan memiliki tingkat stres yang lebih rendah.

"Tidak ada cukup ruang di kepala Anda untuk kesempurnaan ketika memiliki empat atau lebih anak-anak," ujar Dr. Janet Taylor mengutip dari New York Post.

Semakin banyak anak yang dimiliki, semakin percaya diri seorang ibu dalam mengasuh anak. "Anda harus melepaskannya dan kemudian bersyukur ketika mereka semua pergi sekolah tepat waktu," ujar Taylor.

Dalam studi tersebut, survei dilakukan pada 7.000 ibu. Mereka kemudian diminta melaporkan tingkat stres dengan skala satu sampai sepuluh. Rata-rata, mereka berada di angka 8,5.

Sebanyak 46 persen mengatakan bahwa pasangan mereka lebih membuat stres ketimbang anak-anak. Sekitar 75 persen ibu juga mengatakan bahwa stres berasal dari tekanan yang diberikan pada diri sendiri, untuk menyelamatkan citranya di depan orangtua lain.

"Saya merasa kami menilai diri sendiri dengan lebih kejam daripada orang lain," ujar Jill Smokler, pemilik blog Scary Mommy yang juga memiliki tiga anak.

"Ketika berpindah dari satu (anak) ke dua (anak) adalah transisi yang mudah," ujar ibu asal Maryland, Amerika Serikat tersebut.

"Dua ke tiga, semuanya terbalik. Saya merasa tidak mampu untuk menjaga mereka semua bersamaan... hanya menyeberang jalan dan tidak bisa secara fisik memegang tangan mereka semua, itu terasa sangat stres," tambah Smokler.

Sumber: Giovani Dio/ Liputan6.com

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
11 Jenis Meditasi untuk Atasi Depresi, Worth It Dicoba

11 Jenis Meditasi untuk Atasi Depresi, Worth It Dicoba

Meditasi hadir sebagai salah satu langkah alternatif untuk mengatasi depresi. Yuk, cek jenis-jenis meditasi yang bisa kamu coba!

Baca Selengkapnya
9 Arti Mimpi Melihat Orang Bunuh Diri yang Mengkhawatirkan, Pertanda Masalah Kesehatan Mental

9 Arti Mimpi Melihat Orang Bunuh Diri yang Mengkhawatirkan, Pertanda Masalah Kesehatan Mental

Mimpi melihat orang bunuh diri menjadi gambaran perasaan depresi dan keputusasaan yang terpendam dalam diri.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui

Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui

Kenali gejala-gejala narsistik terselubung agar terhindar. Yuk, simak lebih lengkap!

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Anak Tidur Sebaiknya Dalam Kondisi Gelap, Dokter Jelaskan Alasannya

Anak Tidur Sebaiknya Dalam Kondisi Gelap, Dokter Jelaskan Alasannya

Tidur dengan lampu menyala juga membuat anak cenderung terbangun bukan dengan rasa segar.

Baca Selengkapnya