Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anak Remaja Menjauh dari Orangtua, Tak Perlu Panik

Anak Remaja Menjauh dari Orangtua, Tak Perlu Panik Anak Remaja (Foto: Shutterstock)

Dream - Orangtua cenderung ingin selalu terlibat dalam kehidupan anak. Sejak anak bayi hingga balita semua hal diurus dari yang kecil hingga besar. Orangtua kerap lupa kalau anak juga pribadi yang tumbuh dan membutuhkan privasi.

Jangan kaget saat anak beranjak dewasa, ia mulai menjauh, sulit dipahami, suka adu argumen dan makin tertutup. Remaja juga lebih suka di dalam kamar dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Menurut psikolog Roslina Verauli, remaja sebenarnya sedang butuh waktu untuk membangun identitasnya sendiri. Hal ini serupa dengan orangtua atau kakek neneknya yang butuh waktu untuk diri sendiri. Apalagi emosi remaja yang belum stabil.

"Bagi remaja, situasi-situasi yang mereka alami sehari-hari bisa membuat emosinya kembali tidak stabil. Terlebih lagi kalau lagi marah menjadi lebih marah atau kalau lagi sedih, malah menjadi lebih sedih," ujar Vera, dalam sesi webinar Peran Penting Pendidik Sebaya, dikutip dari Liputan6.com.

 

Masa Transisi yang Kompleks

Remaja juga terkait dengan masa-masa pubertas yang sedang dialami. Mereka mengalami transisi yang kompleks, bukan anak-anak lagi. Berpikiran dewasa juga belum.

"Misalnya, mereka mungkin punya masalah, lagi berantem dengan teman atau putus dengan pacarnya. Bisa juga mereka merasa gagal secara akademis. Ini kan sesuatu yang remaja itu butuh melakukan refleksi diri. Kita bisa lihat dari sisi perubahan terkait fisik perubahan, cara berpikir juga berubah," lanjut Vera.

 

Butuh Didengarkan

Vera menambahkan, yang dibutuhkan oleh remaja, terutama di usia 12 - 13 tahun, yakni kasih sayang. Kasih sayang bahwa mereka diterima dicintai tanpa syarat.

"Kalau di dunia psikologi maksudnya ada seseorang yang bersedia mendengarkan curhatan dari remaja. Ini karena mereka hanya butuh seseorang yang seolah-olah mengerti dan mau dengerin sungguh-sungguh," tambahnya.

Remaja juga butuh empati dan simpati. Simpati dan empati untuk menolong permasalahan, termasuk kesedihan yang dialami.

"Di rumah, misalnya, kalau si remaja cerita tentang apa yang dialami tapi enggak didengerin gitu kan sedih. Jadi, kita butuh orang yang menyayangi," pesan Vera,

Laporan Fitri Haryanti/ Sumber: Liputan6.com

Anak Pra Remaja Cenderung Emosi Tinggi, Cari Tahu Trik Menghadapinya

Dream - Anak yang berusia dari mulai 9 tahun hingga 11 tahun, memang belum dikategorikan sebagai remaja. Banyak yang mengistilahnkannya sebagai tween/ pre-teen atau pra remaja.

Menghadapi anak di rentang usia tersebut, orangtua mungkin akan kaget dengan ledakan emosinya. Berteriak, membanting barang atau mengamuk untuk hal kecil yang sebenarnya bisa diatasi.

"Mungkin terlihat kemarahan, tekanan balik dan peningkatan kecemasan pada usia ini. Anak mulai meninggalkan dunia yang sebelumnya dan memasuki masa peralihan dan kerap diminta untuk berpikir dan bertindak seperti orang dewasa," kata Jennifer Kolari, seorang terapis keluarga di Toronto, dikutip dari Today Parents.

Masa puber sudah mulai terjadi di usia ini, yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa anak. Hormon juga mulai membanjiri tubuh, memengaruhi suasana hati dan kualitas tidurnya.

 

Penuhi Kebutuhan Anak dengan Optimal

Sekolah dan kegiatan dapat menambah tekanan, dan dewasa ini, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di layar daripada yang seharusnya. "Layar, khususnya video game, dan anak-anak mendapat dopamin terus-menerus, membuat mereka lebih mudah marah," kata Kolari.

Julie Romanowski, pakar pengasuhan anak di Vancouver, meminta para orangtua harus tetap memperhatikan kebutuhan anak. Mulailah dengan hal dasar seperti, pastikan anak cukup tidur, dan makan makanan sehat serta makanan ringan secara teratur.

 

Cari Bantuan

Buat juga jadwal yang jelas untuk screen time, waktu tidur, pekerjaan rumah. Akan lebih baik jika jadwal dibuat dengan melibatkan anak agar ia merasa opininya dianggap. Ini akan sangat baik perkembangan emosinya.

Jika mendapati anak sering marah dan kemarahan ini memengaruhi hubungan di rumah atau dengan teman sebaya, mungkin inilah saatnya mencari bantuan dari luar. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan gurunya di sekolah atau psikolog.

Bisa jadi ada situasi yang tak bisa diceritakannya pada orangtua dan ia membutuhkan pihak lain yang lebih netral. Satu yang pasti, pastikan orangtua selalu di sampingnya, apapun keadaannya.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu

Usia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kecelakaan mematikan di kolam renang bisa terjadi dalam hitungan detik.

Baca Selengkapnya
Cerita Ibu Dua Anak Tinggal di Rumah Kontrakan dalam Kompleks Tanpa Tetangga: 'Serasa Uji Nyali Hampir Tiap Hari'

Cerita Ibu Dua Anak Tinggal di Rumah Kontrakan dalam Kompleks Tanpa Tetangga: 'Serasa Uji Nyali Hampir Tiap Hari'

Rizki mengatakan keluarga kecilnya merupakan penghuni pertama yang menempati kompleks perumahan tersebut. Sebab, tak ada orang lain yang menghuninya.

Baca Selengkapnya
Anak Pra Remaja Sangat Sulit untuk Diajak Foto, Ternyata Ini Alasannya

Anak Pra Remaja Sangat Sulit untuk Diajak Foto, Ternyata Ini Alasannya

Anak di usia ini juga sangat kesal jika difoto atau direkam tanpa izin.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Sambil memeluk erat sang ibu memohon agar pria tersebut tidak pergi

Baca Selengkapnya
Di Balik Bandelnya Anak Remaja, Ada 3 Hal yang Penting Diketahui Orangtua

Di Balik Bandelnya Anak Remaja, Ada 3 Hal yang Penting Diketahui Orangtua

Banyak orangtua yang masih menerapkan pola asuh ketika buah hatinya masih kanak-kanak, padahal mereka sudah beranjak remaja.

Baca Selengkapnya