Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anak Kerap Minta Ponsel Pribadi karena Tekanan Teman Sebaya

Anak Kerap Minta Ponsel Pribadi karena Tekanan Teman Sebaya Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Ponsel pintar saat ini bukan hanya dibutuhkan untuk berkomunikasi, tapi juga pergaulan dan hiburan. Terutama di masa pandemi seperti sekarang, di mana kita tak bisa bebas bersosialisasi.

Jangan kaget jika anak-anak, bahkan yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), sudah sangat butuh ponsel. Biasanya karena games di dalamnya, lalu pada usia sekolah dasar juga karena ada permainan.

Sementara untuk anak yang lebih besar mulai usia 11 tahun, selain karena hiburan dan komunikasi tapi juga karena tekanan dari teman sebayanya (peer pressure). Mungkin ada orangtua yang berprinsip baru akan memberi ponsel saat anak berusia 13 tahun, tapi dengan rengekan yang terus-menerus hal itu bisa saja luluh.

Peer pressure karena ponsel ini memang sangat berpengaruh pada anak, terutama saat seluruh temannya sudah punya ponsel. Sementara orangtua masih khawatir untuk memberikan.

"Ini memang menakutkan, soal penindasan dan dampak negatif media sosial pada harga diri anak-anak. Belum lagi, alih-alih berbicara dengan teman-teman mereka, mereka akan terpaku pada layar di taman bermain. Pada saat yang sama, perasaan rumit yang mungkin mereka rasakan karena diabaikan karena semua teman mereka mendapatkan ponsel juga nyata," kata Anushka Bandara, CEO Elegant Media, perusahaan pengembangan aplikasi di Australia.

 

Ajukan Pertanyaan Ini

Ia mengingatkan jika memang ingin memberikan ponsel untuk anak, aspek keamanan adalah hal yang utama. Anak yang sudah duduk di sekolah menengah (SMP) bisa diberikan ponsel tapi dengan sejumlah aturan.

“Peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah adalah waktu yang relatif diterima secara sosial bagi orang tua untuk memberi anak mereka ponsel, namun tentunya ada sejumlah faktor lain yang Anda, sebagai orang tua, dapat pertimbangkan sebelum memberikan anak ponsel," kata Bandara.

Sebelum memberi anak ponsel, pastikan orangtua menjawab pertanyaan berikut dengan jujur. Bukan hanya karena tak tega mendengar rengekan anak karena peer pressure.

- “Apakah anak cukup matang secara psikologis? Jika mereka mengalami sesuatu yang tidak mereka yakini, atau jika mereka tertekan, apakah mereka akan datang kepada orangtua untuk meminta dukungan?

- “Apakah mereka bertanggung jawab? Akankah mereka dapat berpegang pada aturan yang dibuat?

- “Apakah anak bersedia mendengarkan dan menerima aturan?" Jika anak berada dalam fase perkembangan yang mendorong batasan dan melawan instruksi, mungkin ini bukan waktu terbaik.

 

Batasan yang jelas adalah kuncinya

Tidak dapat disangkal bahwa tekanan teman sebaya untuk memiliki ponsel sangat kuat. Bandara mengatakan kuncinya bukanlah melarang sepenuhnya kepemilikan ponsel, tetapi untuk membuat batasan yang jelas.

“Anak-anak dipengaruhi oleh tekanan teman sebaya. Mereka juga merasa terisolasi atau dikucilkan jika mereka tidak memiliki apa yang dimiliki anak-anak lain. Pastikan bahwa ada parameter seputar penggunaan, dan aplikasi orangtua diunduh untuk mengelola penggunaan dan memberikan panduan berkelanjutan," kata Bandara.

Ia merekomendasikan ponsel cerdas yang memiliki aplikasi pelacakan. Hal ini agar orangtua bisa meihat lokasi anak, dan aplikasi pengontrolan dari orangtua juga sebaiknya dipasang.

“Dengan kontrol orangtua, kita dapat memblokir atau membatasi aplikasi dan fitur tertentu di ponsel anak," ungkapnya.

Sumber: KidSpot

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

Fenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak

Baca Selengkapnya
Fakta Menohok dari Psikolog Soal Pelaku Bullying, Orangtua Sering Kecolongan

Fakta Menohok dari Psikolog Soal Pelaku Bullying, Orangtua Sering Kecolongan

Anak remaja bisa jadi pelaku bullying seringkali karena social pressure yang begitu tinggi.

Baca Selengkapnya
Ngakak! Tak Sengaja Tertinggal dalam Mobil dan Kejemur Lama, Emak-emak Syok Lihat Sepatu Anaknya Jadi Kecil Sebelah

Ngakak! Tak Sengaja Tertinggal dalam Mobil dan Kejemur Lama, Emak-emak Syok Lihat Sepatu Anaknya Jadi Kecil Sebelah

Akibat dari sembarangan meninggalkan sandal anak dalam mobil menjadi pelajaran berharga bagi emak-emak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Sambil memeluk erat sang ibu memohon agar pria tersebut tidak pergi

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Psikiater: Anak Butuh Orangtua yang Mengakui Kesalahannya

Ego orangtua yang begitu tinggi malah membuat anak malah jadi menjauh.

Baca Selengkapnya
Momen Hangat Siswi Peluk Ayah yang Mengantarnya Pakai Motor Tua, Tak Ada Gengsi tapi Rasa Haru

Momen Hangat Siswi Peluk Ayah yang Mengantarnya Pakai Motor Tua, Tak Ada Gengsi tapi Rasa Haru

Salut sang gadis tak gengsi lihat teman temannya diantar dengan mobil

Baca Selengkapnya
Bak Adegan Sinetron! Momen Sedih Bapak Tak Rela Anak Pergi Merantau, Kejar Mobil Sampai Terengah-engah Agar Dapat Kecupan Terakhir

Bak Adegan Sinetron! Momen Sedih Bapak Tak Rela Anak Pergi Merantau, Kejar Mobil Sampai Terengah-engah Agar Dapat Kecupan Terakhir

Momen sedih memperlihatkan bagaimana sang bapak tidak rela anaknya merantau.

Baca Selengkapnya