Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Depresi bisa dialami siapa saja, bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Dalam proses perkembangannya, anak cenderung memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah.
Kondisi tersebut juga dipengaruhi faktor dari luar dirinya. Seperti keluarga yang tak harmonis, masalah di sekolah, perundungan dan masih banyak lagi.
Saat anak terus menerus tampak sedih, putus asa, bimbang dan menyendiri, ini bisa menjadi tanda anak mengalami stres bahkan depresi.
Anak yang mengalami depresi bisa rentan terhadap bahaya. Bahaya tersebut mulai dari gangguan kesehatan jantung saat ia tumbuh dewasa kelak, kecanduan minuman beralkohol hingga obat-obatan terlarang serta rokok.
Termasuk mengalami kerusakan otak dan kemampuan berpikir yang menurun, sulit menjalin hubungan atau sosialisasi dengan orang lain hingga anak rentan mengakhiri hidup atau bunuh diri.
Ketika mendapati anak tampak berbeda dan stres, usahakan untuk senantiasa ada untuk anak. Hindari memberi tekanan berlebih padanya karena ini bisa membuatnya semakin depresi.
Untuk mengatasi depresi pada anak, yang terpenting dilakukan orangtua adalah selalu berusaha ada untuknya. Sesibuk aktivitas orangtua, pastikan untuk selalu memberi perhatian padanya. Jadilah tempat curhat anak. Jadilah pendukung untuk kebaikan anak.
Bantu anak melewati hari-hari beratnya dengan sabar dan penuh kasih sayang. Melansir dari laman parents.com, untuk mengatasi depresi pada anak orangtua juga perlu membawa anak ke psikolog atau dokter spesialis kejiwaan. Studi terbaru menemukan jika konseling dan psikoterapi adalah cara terbaik dan tepat untuk mengatasi depresi pada anak.
Laporan Mimi Rohmitriasih/ Sumber: Fimela.com
Dream - Dunia yang menyenangkan dan ceria identik dengan anak-anak. Mereka selalu ingin bermain apapun kondisinya. Meski demikian bukan berarti anak tak bisa merasakan emosi negatif yang berasal dari sekelilingnya.
Buah hati juga bisa stres dan mengalami tekanan karena keadaan yang terjadi. Misalnya, karena perceraian orangtua, kematian saudara/kakek neneknya, masuk ke lingkungan baru atau mengalami perundungan (bully).
Salah satu tanda jelas saat anak stres adalah perubahan sikap dan temperamen. Anak jadi lebih mudah terpancing emosinya dan terlihat gelisah. Saat ditanya, mereka tak bisa menjelaskan sikap buruknya.
Hal ini karena anak belum bisa mendeskripsikan emosinya dengan baik. Tanda lainnya adalah anak kerap mengeluhkan sakit perut dan sakit kepala. Saat diperiksa dokter tak ada masalah apapun
Biasanya dokter akan menangkap 'sinyal' stres dan membicarakan hal ini dengan orangtua. Anak juga kerap bermimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, menarik diri atau tak mau sekolah.
Cobalah lebih peka terhadap perubahan sikap anak. Jika dirasa sangat berbeda, tak ada salahnya untuk mengajak si kecil berkonsultasi dengan psikolog anak untuk mencari tahu penyebab dan mendapat solusi yang tepat.
Sumber: Verywell
Advertisement
JETOUR X50e EV: Perpaduan Canggih antara Teknologi dan Kenyamanan
Melampaui Batas: Yoona Mengukir Kepemimpinan Perempuan yang Berdaya dan Berpengaruh
ASICS Store 4.0 Senayan City: Lebih Modern, Lebih Canggih, Lebih Seru!
Rekomendasi Gel Lip Tint yang Buat Bibir Pumpling
Pose di Kebun Bunga, Tasya Farasya Biarkan Tas Rp400 Juta di Tanah
KOMENTAR ANDA