Anak Duduk di Bangku SMP, Momen Paling Bikin Ibu Stres
Dream - Tantangan menjadi seorang ibu memang tak ada habisnya. Terutama saat menghadapi sikap anak-anak, yang kerap membuat geleng kepala. Salah satu sikap anak yang sering dikeluhkan orangtua adalah selalu membantah, kerap mengajak berargumen dan selalu menanggapi dengan sinis.
Momen-momen demikian pastinya akan sangat menguras emosi. Puncaknya ternyata saat anak duduk di usia sekolah menengah pertama (SMP). Hal ini menurut penelitian yang dilakukan tim dari Arizona State University.
Penelitian mengungkap kalau waktu yang paling membuat stres bagi para ibu adalah ketika anak-anak mereka berada di sekolah menengah. Di usia pra-remaja, anak cenderung ingin memberontak, sudah bisa menentukan apa yang ia mau dan tidak mau. Sementara kecenderungan orangtua adalah ingin menentukan yang terbaik untuk anak-anaknya.
"Saya melihat ibu-ibu ini, mereka sangat stres. Mereka gugup. Mereka tidak tahu harus berbuat apa," ujar Suniya Luthar, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Real Simple.
Perubahan Sikap Anak
Saat anak berusia 11 atau 12 tahun, orangtua menganggapnya masih seperti anak kecil. Padahal otak dan kepribadian anak sudah berkembang pesat menuju anak dewasa dengan segala pemikiran rumitnya.
"Anak akan sering mengatakan 'aku bisa sendiri', 'mama ga usah ikut campur' atau semacamnya, padahal para ibu masih merasa kalau mereka adalah bayi kecil yang harus selalu diberi tahu. Hal ini lah yang jadi sumber stres ibu," kata Suniya.
Saran Bagi Ibu
Penting bagi ayah, terutama ibu untuk menyiapkan diri. Ubah pola komunikasi, perbanyak diskusi. Jangan hanya memberikan perintah atau komunikasi satu arah. Otak anak sudah berkembang pesat saat ia duduk di bangku SMP.
Manfaatkan momen dengan tepat, yaitu bentuk kepribadian anak jadi berani dan mandiri. Hal ini justru akan membuat ibu lebih tenang 'melepas' anak memasuki masa remajanya dengan bertanggung jawab.
Bolehkah Orangtua 'Memata-matai' Medsos Anak Remajanya?
Dream - Konsep melarang, aturan yang ketat, 'haram' membantah, jadi gaya pengasuhan yang boleh dibilang cenderung 'dimentahkan' oleh anak remaja milenial. Bukan malah membuat mereka menurut, justru sebaliknya.
Anak remaja jadi lebih suka memberontak, dan cenderung kehilangan rasa hormat. Orangtua saat ini memang harus terus belajar dan up to date terkait isu yang berkembang pada anak remaja. Terutama seputar media sosial.
Banyak yang memata-matai akun media sosial anak remajanya. Bahkan ada yang sampai membuat akun palsu demi bisa berteman di media sosial dengan anak remajanya.
Kenyataannya, aktivitas di media sosial anak dapat memberikan banyak petunjuk kepada orangtua. Terutama terkait pergaulan mereka atau apakah anak sedang mengalami kesulitan atau tidak.
Fakta penggunaan media sosial pada remaja
Remaja usia 12 hingga 15 yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam perhari, berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini menurut studi yang dipublikasikan oleh JAMA Psychiatry. Permasalahan kesehatan mental ini meliputi depresi, kecemasan, dan agresi.
Selain itu, media sosial juga dapat mempengaruhi pilihan perguruan tinggi dan pekerjaan di masa depan. Riset juga menunjukkan, media sosial mempengaruhi remaja untuk mengonsumsi narkoba walaupun hal ini jarang terjadi.
Sebanyak 45% remaja mengatakan mereka adalah pengguna media sosial yang online secara konsisten. Dengan fakta demikian, penting bagi orangtua untuk memantau normal anak remajanya media sosial.
Cukup Memantau Saja
Gail Saltz, clinical associate professor of psychiatry di Rumah Sakit New York-Presbyterian, mengungkap kalau memata-matai cenderung berkonotasi negatif. Menurutnya, yang sebaiknya dilakukan orangtua adalah memantau anaknya.
"Memantau adalah mengecek aktivitas anak seminggu sekali sedangkan memata-matai, orangtua melakukannya setiap hari," ungkap Saltz.
Lisa Strohman, seorang psikolog remaja memberikan trik. Orangtua dapat menggunakan aplikasi, untuk memantau anak, tapi hal ini harus dilakukan secara terbuka. Bukan diam-diam apalagi menggunakan menggunakan akun palsu.
"Misalnya, bisa buat perjanjian. Mama senang kasih kamu ponsel tapi ada syaratnya ya, kita harus berteman di media sosial. Bukan untuk apa-apa, cuma untuk memastikan kakak/ adik selalu aman," ujar Strohman.
Laporan: Keisha Ritzska Salsabila/ Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024
Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.
Baca SelengkapnyaAnak Baru Berani Buka Lemari Setelah 2 Tahun Ibu Meninggal, Langsung Nangis Lihat Isinya
Dia tidak kuat menahan kesedihan dan kerinduan karena banyak kenangan manis bersama ibunya.
Baca Selengkapnya4 Hal yang Bisa Dipelajari Buah Hati yang Masih Remaja Pada Gelaran Pemilu
Usia pra remaja memang belum bisa memilih, tapi dari momen Pemilu ini anak-anak bisa belajar banyak hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan
Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.
Baca SelengkapnyaCara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda
Posisi saat berhubungan intim hingga asupan makanan yang dikonsumsi berpengaruh untuk hamil anak perempuan.
Baca SelengkapnyaOrangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk
"Orangtua yang gak konsisten bikin anak jadi bingung. Anak jadi gak ngerti sebenarnya boleh apa nggak?"
Baca SelengkapnyaNOTED KAK! Ketika Bos Lihat kita Kerja
Sahabat Dream, kamu atau temanmu pernah gak kaya gini? Pura-pura sibuk kerja ketika dilihat bos, padahal aslinya.... ya udah lah
Baca Selengkapnya