5 Pemicu Utama Anak Marah Tak Terkendali
Dream - Si kecil berteriak tanpa henti, menangis, berguling, hingga membanting barang yang ada. Pernah berada situasi ini? Sahabat Dream mungkin bertanya-tanya, mengapa anak bisa begitu marah sampai tak terkendali.
Kondisi ini bagi sebagian besar orangtua jadi hal yang sangat membuat stres. Kita kerap kali terpancing emosi dan suasana justru jadi semakin tak terkontrol. Hal ini biasanya terjadi karena orangtua juga bingung menghadapi level emosi anak yang begitu tinggi.
Rasa amarahnya seakan meledak. Penting untuk mencari tahu apa penyebab kemarahan anak. Hal ini agar kita sebagai orangtua bisa menghindari dan membantunya mengontrol emosi. Berikut beberapa pemicunya, cobalah lebih peka pada situasi.
1. Sangat lelah
Untuk anak balita, kita mungkin sudah tahu, lelah bisa membuat mereka sangat rewel. Jadi mudang menangis, mengamuk dan selalu ingin digendong. Sebenarnya ini bukan hanya terjadi pada balita tapi juga anak usia 7 hingga remaja 13 hingga 15 tahun.
Pada anak remaja, mereka butuh tidur yang berkualitas. Pertumbuhan otak, masa puber sangat menguras fisik dan emosinya. Saat kurang tidur, kelelahan, mereka bisa jadi sangat sensitif dan pemarah. Untuk itu pastikan anak-anak beristirahat dengan cukup dan berkualitas.
2. Tak Bisa Ungkapkan Perasaan
Banyak orang tak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan dengan baik. Terutama anak-anak yang berkepribadian tertutup. Hal ini biasanya dialami anak remaja yang juga bingung dengan perasaannya.
3. Kondisi Medis Bawaan
Beberapa anak memiliki kondisi medis bawaan yang membuatnya jadi sulit berkomunikas. Pada gilirannya, karena komunikasi yang gagal mereka menjadi kesal dan sangat pemarah.
Misalnya pada anak yang mengalami keterlambatan bicara atau speech delay, autisme, tuli atau bisu. Bisa juga karena gangguan perkembangan. JIka kondisinya demikian segera lakukan pemeriksaan dan terapi rutin.
4. Tak Diberi Pilihan
Anak perlu didengar pendapatnya, apa yang ia suka dan tidak suka. Termasuk pakaian, makanan dan hal lainnya. Orangtua kerap selalu memberi perintah dan instruksi tanpa mendengar keinginan anak.
Misalnya, 'kakak pakai baju ini, lalu makan', 'segera gosok gigi, pakai sepatu'. Sesekali mintalah pendapat anak, seperti 'ingin sarapan apa?', 'adik mau pakai baju warna biru atau hijau?', atau 'nanti kita main apa ya?.
5. Pelampiasan
Beberapa anak juga melampiaskan kemarahannya di tempat lain. Misalnya di sekolah ia mendapat perlakukan buruk dari temannya dan tak bisa membalas. Sesampainya di rumah, anak menjadi pemarah atau bahkan menyakiti saudaranya. Orangtua memang harus lebih peka membaca situasi saat emosi anak sedang tak stabil.
Sumber: Kids Activity
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi
Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaJangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca SelengkapnyaMain Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal
Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.